Daily News 09/01
January 09, 2017 No. 1404
Holding BUMN minyak dan Gas
Pembentukan holding BUMN minyak dan gas bumi (migas) akan terealisasi pada Januari ini, PT Pertamina menjadi pemimpin holding BUMN migas membawahi PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Presiden Republik Indonesia telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No. 72/2016 pada 30 Desember 2016. Peraturan ini juga merubah PP No.43/2005 tentang Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas. Dalam rancangan PP holding migas, pemerintah manambah penyertaan modal ke Pertamina berupa pengalihan 13.8 miliar saham seri B (56.96% saham) milik pemerintah di PGAS ke Pertamina. Jika, PGAS menjadi anak usaha Pertamina maka status PGAS bukan BUMN atau swasta dan tidak ada kewajiban bagi PGAS membagi dividen ke negara.
INAF - Target laba dan pendapatan 2017
PT Indofarma (INAF) telah menyelesaikan renovasi pabrik obat herbal dan fasilitas laboratorium mikrobiologi. Dengan dua fasilitas ini, penjualan obat akan meningkat. Sebelum fasilitas tersebut selesai, INAF menumpang produksi ke pabrik lain sehingga menekan margin laba. Berdasarkan rencana kerja dan anggaran (RKAP), INAF ingin meningkatkan laba tahun ini hampir empat kali lipat menjadi Rp 30 Miliar dari estimasi laba tahun 2016 sebesar 7.8 Miliar. Adapun pendapatan INAF diprediksi tumbuh 25%Yoy menjadi Rp 2.11 Triliun.
KLBF - Belanja modal
PT Kalbe Farma (KLBF) menganggarkan belanja modal Rp 1.5 Triliun pada tahun ini atau relatif sama dibandingkan anggaran pada tahun lalu. KLBF akan menggunakan sebagian besar belanja modal untuk investasi atas penambahan kapasitas pabrik. KLBF akan menambah kapasitas pabrik secara rutin pada setiap tahun. KLBF sedang membangun pabrik biofarmasi ke-12 di Cikarang (Jawa Barat). KLBF menargetkan operasional pabrik ini dapat dimulai pada 2018. Untuk tahap awal, utilitas pabrik baru akan mencapai sekitar 10% hingga 20% dari total kapasitas. Rata-rata utilitas pabrik KLBF mencapai 70%-75%.
PTPP - Peringkat Obligasi
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikan surat utang PT PP (PTPP) menjadi id A+ (single plus) dari yang sebelumnya single A. Pemeringkatan ini dilakukan terhadap Obligasi berkelanjutan I tahap I 2013 dan obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2015 dan surat utang jangka menengah XXI 2014 senilai Rp 1.3 Triliun periode 15 November 2016 hingga 1 November 2017. Kenaikan peringkat tersebut didasarkan data informasi, laporan keuangan perseroan yang belum diaudit per September tahun lalu, dan laporan keuangan diaudit per Juni 2016. Selain itu, Perseroan juga mengumumkan rencana pelaksanaan RUPSLB pada 27 Januari 2017 dengan agenda utama yang akan dibahas terkait kemungkinan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:4.
WIKA - Rencana emisi obligasi
PT Wijaya Karya (WIKA) mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp 5 Triliun pada Maret 2017. Surat utang tersebut bisa berupa obligasi global atau obligasi domestik. Perseroan masih mempertimbangkan bentuk surat utang tersebut dalam tenor jangka menengah atau panjang. Penerbitan obligasi tersebut merupakan salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini sebesar Rp 12 Triliun. Selain menerbitkan obligasi, perseroan berencana melepas sebagian saham ke publik melalui penawaran umum perdana saham anak usahanya, yaitu PT Wijaya Karya Bangunan Gedung dengan target dana minimal sebesar Rp 3 Triliun pada 2H 2017.