Daily News 15/01
January 15, 2018 No. 1647
ACES - Belanja modal
PT Ace Hardware (ACES) menganggarkan belanja modal Rp 200 Miliar pada tahun ini dengan dana berasal dari dana internal. Dana belanja modal 2018 lebih kecil dibandingkan anggaran tahun lalu senilai Rp 300 Miliar. Pada tahun lalu, ACES menggunakan seluruh dana belanja modal untuk membuka 17 gerai baru sehingga perseroan telah memiliki 144 gerai. Dana belanja modal 2018 akan digunakan untuk membuka gerai baru dengan target 10-15 gerai baru.
HOKI - Rencana investasi
PT Buyung Poetra Sembada (HOKI) berencana membangun pabrik beras baru senilai Rp 100 Miliar di Sumatra Selatan pada 2H 2018. Kebutuhan dana pembangunan berasal dari kas internal serta pinjaman bank. Saat ini HOKI tercatat memiliki dua pabrik di Subang (Jawa Barat) dan di Cipinang (Jakarta). Kapasitas pabrik di Subang mencapai 30 ton/jam sementara kapasitas pabrik di Cipinang sebesar 5 ton/jam. Kapasitas pabrik yang akan dibangun di Sumatra Selatan rencananya 30 ton/jam. Tahun ini HOKI menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sekitar 11% hingga 12%. Saat ini pasokan gabah HOKI berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan Sulawesi Selatan. Margin laba HOKI turun seiring pemberlakuan harga eceran tertinggi (HET) beras kelas medium dan premium.
SCMA - Non-preemptive rights
PT Surya Citra Media (SCMA) berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau non-preemptive rights. SCMA akan merilis maksimal 1.46 miliar saham baru (10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh). SCMA menetapkan harga pelaksanaan non-HMETD sekurang-kurangnya Rp 2,466 per saham. Penetapan harga mengacu rata-rata harga penutupan transaksi SCMA sejak 5 Desember 2017 hingga 11 Januari 2018 sehinga SCMA berpotensi meraih dana segar Rp 3.58 Triliun. SCMA akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung ekspansi usaha dan SCMA akan meminta izin pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 20 Februari 2018.
WSBP - Kontrak baru
PT Waskita Beton Precast (WSBP) membukukan kontrak baru senilai Rp 11.03 Triliun hingga akhir 2017 atau setara dengan 89.67% dari kontrak baru yang ditetapkan perseroan senilai Rp 12.3 Triliun. Tidak tercapainya target kontrak baru disebabkan oleh beberapa penentuan pemenang tender mundur dari target semula tahun 2017 menjadi 1Q 2018, seperti proyek jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jembatan Penajam. Laba bersih perseroan diperkirakan mencapai Rp 1.4 Triliun atau naik sekitar 16% dari target tahun lalu sebesar Rp 1.21 Triliun. Sementara itu, nilai kontrak baru sepanjang 2018 diharapkan mencapai Rp 11.5 Triliun.