Daily News 23/01
January 23, 2018 No. 1653
ARNA - Peningkatan kapasitas produksi
PT Arwana Citramulia (ARNA) berencana akan menambah kapasitas produksi menjadi sebesar 64 juta m² dari sebelumnya kapasital total produksi perseroan sebesar 58 juta m². Penambahan kapasitas produksi ini bukan dari pembangunan pabrik baru melainkan dari tambahan pabrik yang sudah ada dengan menambah mesin baru. Sementara itu, perseroan juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 200 Miliar yang akan digunakan untuk pembelian mesin baru.
MYRX - Rencana IPO anak perusahaan
PT Hanson International (MYRX) berencana melakukan IPO anak perusahaan yang bergerak di bidang properti: PT Harvest Time (HT). HT akan menjual 15% saham dengan target perolehan dana mencapai Rp 300 Miliar hingga Rp 500 Miliar. Proses IPO akan menggunakan laporan keuangan per September 2017, dengan demikian proses IPO ditargetkan selesai pada 1Q 2018. HT menjalin kerjasama dengan Ciputra dalam proyek Citra Maja Raya yang tercatat memiliki lahan seluas 1,000 Ha.
TBIG - Belanja modal
PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1 Triliun hingga Rp 2 Triliun tahun ini. Perseroan akan melakukan pengembangan secara organik dengan membangun menara telekomunikasi (tower) dan penambahan tenant baru. Perseroan akan membangun kurang lebih 1,000 tower dengan nilai investasi sekitar Rp 1 Miliar per unit. Sedangkan target penambahan akan mencapai 2,500 tenant baru dari total sekitar 13 ribu tenant. Sumber belanja modal akan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.
WSKT - Rencana penjualan piutang
Manajemen PT Waskita Karya (WSKT) tengah mengkaji opsi penjualan piutang (factoring) Pemerintah untuk mendukung pendanaan proyek kereta cepat ringan (LRT) Palembang senilai Rp 5 Triliun tahun ini. Skema tersebut dapat dijadikan opsi pendanaan jika Pemerintah menyatakan belum dapat membayar utang pekerjaan proyek tersebut secara tunai. Dari total nilai proyek LRT Palembang senilai Rp 10.9 Triliun, Pemerintah baru membayar Rp 1.8 Triliun kepada WSKT kendati progres telah mencapai 80.8% pada akhir tahun lalu. Dengan demikian nilai yang belum dibayarkan hingga proyek selesai mencapai Rp 9.1 Triliun. Proyek tersebut dijadwalkan selesai pada 30 Juni 2018.