Daily News 30/01

January 30, 2018 No. 1658
Banking Sector - Suku bunga KUR

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR secara sah berlaku efektif mulai 1 Januari 2018. Melalui Permenko tersebut Pemerintah mengubah ketentuan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), dimana salah satunya menurunkan suku bunga pinjaman menjadi 7% per tahun dari 9% sebelumnya. Beberapa hal yang turut berubah dalam ketentuan penyaluran antara lain pengaturan minimum porsi penyaluran KUR ke sektor produksi, penerapan mekanisme yarnen (pembayaran kredit setelah panen) dan grace period, serta KUR untuk masyarakat daerah perbatasan. Penurunan suku bunga pinjaman berpotensi menekan margin bunga bank.
ASRI - Marketing sales
PT Alam Sutera Realty (ASRI) membukukan marketing sales 2017 senilai Rp 2.2 Triliun atau turun 35% dibandingkan marketing sales 2016 senilai Rp 3.4 Triliun. Penurunan tajam marketing sales ASRI dikarenakan rendahnya penjualan Alam Sutera dan The Tower. Investor potensial masih belum kembali ke pasar properti sedangkan pembelian dari kalangan end user tidak berdampak masif pada kenaikan pendapatan pra penjualan segmen residensial.
BTPN - Merger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) akan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Sumitomo Mitsui Banking Corporation merupakan pemilik 40% saham BTPN dan 98% saham Sumitomo Mitsui. BTPN akan melakukan pengkajian dan persiapan teknis terkait proses merger ini. Dari merger BTPN dengan Sumitomo Mitsui maka BTPN kemungkinan dapat naik kelas dari golongan bank umum kegiatan usaha (BUKU) III menjadi BUKU IV dengan modal inti diatas Rp 30 Triliun apabila ada tambahan modal dari Induk usaha. Pada akhir tahun 2017, modal inti BTPN mencapai Rp 16.8 Triliun sedangkan modal inti Sumitomo Mitsui Indonesia tercatat Rp 8.6 Triliun. Jika merger sudah dilakukan, tahun depan modal inti gabungan dua bank ini dapat mencapai Rp 27 Triliun hingga Rp 28 Triliun.
KRAS - Belanja modal
PT Krakatau Steel (KRAS) berencana mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar Rp 7.3 Triliun, naik dari alokasi tahun lalu sekitar Rp 2.63 Triliun. Belanja modal rencananya akan dialokasikan untuk penyertaan saham, pengembangan pendukung industri baja, revitalisasi pabrik dan perbaikan, pembangunan PLTU batubara 1x150 MW, pembangunan hot strip mill tahap 2, dan pembangunan pabrik blast furnace. Selain itu, KRAS juga tengah membangun pabrik cold rolling mill (CRM). Sementara itu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI di Gedung DPR manajemen KRAS mengungkapkan KRAS mengalami rugi bersih senilai Rp 1.17 Triliun, membaik dari posisi rugi Rp 1.9 Triliun pada 2016 dan rugi Rp 4.37 Triliun pada 2015.
WEGE- Kontrak baru
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) membukukan kontrak baru sebesar Rp 422 Miliar pada awal tahun ini. Ketiga proyek tersebut, yaitu proyek pembangunan perluasaan gedung terminal penumpang Bandara Udara Sultan Mahmud Badruddin II Palembang, Transmart Majapahit Semarang, dan Transmart Pekalongan Jawa Tengah. Perseroan menargetkan memperoleh kontrak baru sebesar Rp 16.59 Triliun pada tahun 2018, atau naik 28.4% dari target 2017. Komposisi perolehan kontrak baru 2018 direncanakan berasal dari Pemerintah sekitar 30%, proyek BUMN 30%, dan proyek miliki swasta sebesar 40%.