Daily News 12/08
August 12, 2020 No. 1778
Amerika Serikat Prospek ekonomi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dikatakan terlalu suram dan melampaui mandatnya dalam menyerukan AS untuk membentuk kembali ekonomi mereka. Dalam tinjauan tahunan ekonomi AS, IMF mengatakan Washington memiliki kekuatan finansial untuk memperbaiki sistem perawatan kesehatan, lebih mendukung keluarga miskin dengan program bantuan dan kredit pajak yang lebih baik, dan meningkatkan tunjangan pengangguran untuk pekerja mandiri. Mark Rosen, perwakilan AS di IMF mengatakan dia setuju pemerintah memiliki banyak sumber daya yang tersedia untuk menangani pandemi. Dalam ringkasan awal yang dirilis 17 Juli, staf IMF memperkirakan penurunan 6,6% dari PDB Amerika tahun ini dibandingkan dengan 2019, dan pertumbuhan 3,9% pada 2021, tetapi Rosen menyebut itu "terlalu pesimis." (Source: CNBC Indonesia) China Penjualan mobil China pada bulan Juli naik 16,4% dari tahun sebelumnya atau? year on year. Ini adalah kenaikan keempat bulan berturut-turut setelah pasar kendaraan terbesar di dunia turun dari posisi terendah yang terjadi selama penguncian virus corona di negara itu. Menurut data penjualan grosir dari Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM), pada bulan Juli 2020, penjualan otomotif naik menjadi 2,11 juta kendaraan, tapi penjualan diprediksi masih akan turun 12,7% untuk tahun ini menjadi 12,37 juta kendaraan. CAAM memperkirakan penjualan mobil turun sekitar 10% tahun ini kecuali gelombang kedua infeksi virus kembali menyebar. Ini dapat memperdalam penurunan penjualan mobil menjadi sekitar 20%. Kenaikan penjualan ini menjadi sinyal menjanjikan bagi banyak pembuat mobil global yang telah banyak berinvestasi dalam kendaraan listrik untuk pasar China. Apalagi, penjualan kendaraan dengan energi baru (NEV) menunjukkan kenaikan 19,3% menjadi 98.000 unit di Juli, mengakhiri penurunan 12 bulan berturut. (Source: Kontan) Singapura Ekonomi Singapura sepertinya kian dalam masuk ke jurang resesi. Dalam pembaruan terkini pada angka produk domestik bruto (PDB), ekonomi Singapura ternyata lebih buruk dari perkiraan awal resmi yang dirilis bulan lalu. Secara basis kuartalan (QtQ), ekonomi mengalami kontraksi sebesar 42,9% pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada perkiraan awal, ekonomi menyusut 41,2% pada kuartal II dibandingkan sebelumnya. Secara tahunan (YoY), ekonomi kontraksi sebesar 13,2% pada kuartal yang berakhir 30 Juni. Itu lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yaitu kontraksi 12,6% dari tahun ke tahun. Kementerian juga merevisi perkiraan setahun penuhnya untuk ekonomi Singapura. Ekonomi diperkirakan akan mencatat kontraksi antara 5% sampai 7% pada 2020. (Source: CNBC Indonesia) Indonesia Indeks Penjualan Riil (IPR) pada kuartal II-2020 yang tercatat minus 18,2% yoy atau turun cukup dalam dibandingkan pada kuartal I-2020 yang minus 1,9% yoy. Menurut hasil survei Bank Indonesia (BI), penurunan kinerja penjualan ritel pada kuartal kedua tahun ini disebabkan pandemi Covid-19 yang mendorong pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penurunan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada sub kelompok komoditas sandang sebesar minus 72,9% yoy atau lebih dalam dari kontraksi pada kuartal I-2020 yang sebesar minus 42,8% yoy. Kinerja penjualan eceran kuartal II-2020 memang turun dibandingkan kuartal I-2020. Namun, di penghujung kuartal II-2020, alias pada bulan Juni 2020, penjualan eceran nampak mulai membaik meski masih berada dalam fase kontraksi. Perbaikan kinerja penjualan eceran pada Juni 2020 terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, terutama kelompok bahan bakar kendaraan bermotor. Meski masih tumbuh minus 27,0% yoy, tetapi ini membaik daripada kontraksi pada Mei 2020 yang sebesar minus 45,4% yoy. Selain itu, ada juga perbaikan pada makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perbaikan kontraksi dari minus 9,7% yoy pada Mei 2020 menjadi minus 7,6% yoy ada Juni 2020. Ada juga kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh minus 16,3% yoy alias membaik dari minus 19,7% yoy pada bulan Mei 2020. (Source: Kontan) Indonesia terus mengembangkan vaksin untuk virus corona (Covid-19). Pengembangan tersebut telah dilakukan selama tiga bulan terakhir yang dikembangkan dari Covid-19 yang berkembang di Indonesia. Diperkirakan vaksin akan selesai pada tahun 2021 mendatang. Pengembangan vaksin dilakukan oleh beberapa lembaga yakni Lembaga Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta sejumlah perguruan tinggi. Meski begitu saat ini Indonesia masih melakukan kerja sama dengan sejumlah negara terkait pengembangan vaksin. Antara lain dengan China, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan. Untuk vaksin Sinovac telah memasuki proses uji klinis tahap III di Indonesia. Sebanyak 1.620 relawan yang mengikuti uji klinis perdana tersebut. (Source: Kontan)