Daily News 05/11
November 05, 2020 No. 1833
Indonesia Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga saat ini mencapai Rp 361,5 triliun atau 52% dari total anggaran Rp 695,2 triliun. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu, meyakini seluruh anggaran PEN ini bisa terealisasi di dua bulan terakhir ini. Menurutnya, saat ini Pemerintah terus mendorong agar penyaluran anggaran PEN ini bisa makin cepat. Sebab, pemerintah akan terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Secara rinci, anggaran PEN ini sudah terealisasi untuk: 1. Kesehatan sebesar Rp 30,74 triliun atau 35,1% dari anggaran Rp 87,55 triliun. 2. Perlindungan sosial sudah terealisasi Rp 174,06 triliun atau 85,3% dari total anggaran Rp 203,9 triliun. 3. Sektoral K/L dan Pemda sudah terealisasi Rp 28,61 triliun atau 26,9% dari total anggaran Rp 106,11 triliun. 4. Insentif usaha sudah terealisasi Rp 35,49 triliun atau 29,4% dari total anggaran Rp 120,61 triliun. 5. Dukungan UMKM sudah terealisasi Rp 92,6 triliun atau 75% dari total anggaran Rp 123,46 triliun. 6. Pembiayaan korporasi sudah cair Rp 1 miliar dari total anggaran Rp 53,57 triliun. Pemerintah pun akan terus melakukan monitoring dan evaluasi untuk pembiayaan penanganan akibat Pandemi Covid-19 ini secara berkala. Dengan demikian, jika ada hambatan maka bisa diperbaiki secepatnya. (Source: CNBC Indonesia) Amerika Serikat Saham Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup di zona hijau pada Rabu (4/11/2020). Pasar menanggapi positif keunggulan sementara calon dari Partai Demokrat Joe Biden dan mengabaikan risiko 'ancaman' tuntutan hukum petahana Presiden Donald Trump. Para analis menghubungkan reli ini dengan 'gelombang biru'. Di mana Partai Demokrat bukan hanya menang di DPR AS, tapi juga Senat, yang selama ini dikuasai Republik, dan Gedung Putih. Shawn Cruz, ahli strategi pasar senior di TD Ameritrade, dikutip dari AFP mengatakan, pasar sedikit lega. Hasil itu akan memoderasi kebijakan dari Washington, mengurangi kemungkinan kenaikan atau perbaikan pajak besar-besaran terutama ke bidang perawatan kesehatan dan bidang lain. Pasar mengabaikan ancaman tuntutan hukum Trump. Pasar juga tidak bereaksi saat Trump meminta perhitungan ulang di Wisconsin setelah negara bagian itu memenangkan suara untuk Biden. Sementara itu, di saat yang sama, AS dibayangi rilis ekonomi cukup berat. Perekrutan pekerjaan di sektor swasta lebih lemah dibanding perkiraan Oktober seiring dengan 'lempemnya' aktivitas sektor jasa. Ini dipublikasikan jelang dua hari pertemuan bank sentral AS, The Fed. Lembaga moneter yang dipimpin Jerome Powell itu diharap memberi sinyal lebih banyak ke pasar bahwa The Fed akan membantu memulihkan perekonomian yang terpuruk karena corona. (Source: CNBC Indonesia) China Pencatatan saham perdana Ant Group di Bursa Efek Shanghai ditunda. Ant Group, anak usaha Alibaba Group batal mencatatkan sahamnya di papan Star Market (papan khusus perusahaan teknologi di Bursa Shanghai). Dikutip dari CNNBusiness, awalnya rencana Initial Public Offering (IPO) ini dilakukan Kamis, (5/11). Penundaan ini terjadi setelah pendiri Alibaba Jack Ma bertemu dengan regulator China. Langkah mendadak ini dinilai bakal mengancam penjualan saham terbesar dalam sejarah. Dalam pernyataan resminya, Shanghai Stock Exchange menjelaskan masalah utama dari penundaan ini yakni perusahaan tidak memenuhi persyaratan pencatatan. IPO yang sangat dinanti-nantikan Ant Group telah ditangguhkan menyusul pertemuan antara pendiri perusahaan miliarder Jack Ma dan regulator di China, sebuah langkah mendadak yang mengancam apa yang akan menjadi penjualan saham terbesar dalam sejarah. Tak hanya penangguhan di Shanghai, penangguhan IPO pun terjadi di bursa Hong Kong. Dalam pernyataan di akun WeChat resminya, Ant Group meminta maaf kepada investor atas ketidaknyamanan penundaan IPO. Pencatatan ganda ditetapkan untuk mengumpulkan US$37 miliar. Nilai tersebut menjadi penjualan saham terbesar dalam sejarah dengan selisih yang cukup besar. Ant adalah afiliasi Alibaba (BABA), yang juga didirikan oleh Jack Ma. IPO akan membuat perusahaan memiliki valuasi lebih dari US$130 miliar, membuatnya bernilai lebih dari bank investasi utama AS seperti Goldman Sachs (GS) dan Morgan Stanley (MS). Perusahaan ini menjual berbagai produk keuangan di China dan unit pembayarannya, Alipay, adalah platform pembayaran terbesar di negara itu. Saham Alibaba turun sebanyak 9 persen di New York setelah IPO Ant ditangguhkan. Langkah itu dilakukan setelah People's Bank of China dan tiga regulator keuangan lainnya memanggil Ma dan dua eksekutif Ant Group untuk diinterogasi pada Senin (2/11). Lebih dari seminggu yang lalu, Ma secara terbuka mengkritik regulator China karena menghambat inovasi dengan terlalu menghindari risiko. Ini adalah pertama kalinya regulator China mengambil tindakan drastis menjelang IPO besar-besaran, analis senior geoteknologi di Eurasia Group Xiaomeng Lu mengatakan kepada CNN Business. (Source: CNN Indonesia) Korea Selatan Surplus transaksi berjalan Korea Selatan meningkat menjadi USD 10,21 miliar pada September 2020 dari USD 7,76 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Surplus neraca barang meningkat menjadi USD 12,02 miliar dari USD 8,7 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, dari sisi jasa turun menjadi USD 0,20 miliar dari USD 0,23 miliar, sedangkan surplus pendapatan sekunder menyempit menjadi selisih USD 0,65 miliar dibandingkan dengan USD 1,58 miliar pada tahun lalu. Di sisi lain, neraca pendapatan primer tercatat seimbang. Surplus neraca berjalan secara YTD meningkat menjadi USD 43,4 miliar dari sebelumnya USD 41,8 miliar. (Source: Tradingeconomics)