Daily News 10/11
November 10, 2020 No. 1836
[Indonesia] - Indeks Keyakinan Konsumen Kembali Turun Pada Oktober 2020 Setelah turun pada bulan September 2020, keyakinan konsumen kembali menurun pada bulan Oktober 2020. Ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Oktober yang sebesar 79,0 atau turun dari IKK bulan September 2020 yang sebesar 83,4. Penurunan IKK disebabkan oleh penurunan kedua indeks pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Terperinci, IKE Oktober 2020 tercatat sebesar 51,5 atau menurun 2,6 poin dari IKE pada bulan September 2020 yang sebesar 54,1. Menurut BI, penurunan IKE ini disebabkan oleh penurunan seluruh komponen indeks penyusunnya, dengan penurunan terdalam pada Indeks Penghasilan saat ini yang turun 4,7 poin menjadi 52,9. Kemudian, diikuti oleh Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun 3,0 poin menjadi 32,3, dan Indeks Pembelian Barang Tahan (durable goods) yang turun 0,3 poin menjadi 69,2. Sementara itu, IEK pada Oktober 2020 tercatat sebesar 106,6 atau turun 6,0 poin dari 112,6 pada September 2020. Dari angka tersebut, terlihat kalau perkiraan konsumen terhadap aspek kegiatan usaha, ketersediaan lapangan kerja, dan peningkatan penghasilan pada 6 bulan mendatang akan lebih terbatas. Ini juga terbukti dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Indeks Ekspektasi Penghasilan pada 6 bulan mendatang yang menurun dari bulan sebelumnya. Lebih lanjut, penurunan Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan Oktober 2020 terjadi pada sebagian besar kelompok tingkat pengeluaran responden, dengan terdalam pada responden dengan pengeluaran Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan. Sementara dari sisi usia, penurunan IKK juga terjadi pada sebagian besar kelompok usia responden, terutama pada responden berusia 31 tahun hingga 40 tahun. Sementara secara spasial, penurunan keyakinan konsumen pada Oktober 2020 terjadi di 13 kota, dengan penurunan terdalam terjadi di kota Pontianak yang turun 17,9 poin, diikuti Mataram yang turun 13,3 poin, dan Banten yang turun 11,4 poin. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - Vaksin Pfizer Efektif 90% Kabar gembira kembali muncul terkait pengembangan vaksin Covid-19.Kabar tersebut datang dari vaksin milik Pfizer asal Amerika Serikat yang berkolaborasi dengan BioNTech (Jerman). Kabar terakhir mengatakan vaksin tersebut efektif menangkal virus Covid-19 hingga lebih dari 90% tanpa adanya efek samping berbahaya. Demikian data yang dipublikasikan oleh kedua raksasa farmasi tersebut terkait uji klinis tahap akhir seperti dilansir dari CNBC International, Senin (9/11/2020). Efektivitas vaksin hingga 90% tentu menjadi kabar baik karena sejumlah ahli memperkirakan efektivitas vaksin hanya 75%. Sebelumnya Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci mengungkapkan vaksin dengan efektivitas minimal 50-60% yang bisa diterima manusia. Kabar ini muncul di saat sejumlah produsen obat-obatan dan pusat penelitian dunia berlomba untuk membuat vaksin yang aman dan efektif karena virus ini telah merenggut lebih dari 1,25 juta nyawa. Chairman & CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perkembangan terakhir tersebut menjadi hari yang indah bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Efikasi final dari vaksin tersebut dikatakan aman. Kedua perusahaan tersebut berencana untuk mengajukan penggunaan darurat vaksin kepada Food and Drug Administration (FDA) AS pada pekan ketiga November 2020. Pfizer dan BioNTech berencana memproduksi 50 juta dosis vaksin Covid-19 di 2020 dan 1,3 miliar dosis di 2021. Diketahui keduanya sudah mulai uji klinis fase akhir di Juli 2020 lalu. (Source: CNBC Indonesia) [China] - Alasan China Yang Membuat IPO Jumbo Ant Group Jadi Terganjal Langkah Pemerintah China menghentikan debut pendaftaran saham perdana Ant Group Co.berpotensi mengurangi nilai raksasa fintech tersebut hingga setengahnya. Valuasi saham Ant sebelum initial public offering (IPO) sebesar US$ 280 miliar. Itu artinya nilai pasar Ant berpotensi akan turun hingga US$ 140 miliar. Penurunan valuasi juga berarti potensi penurunan komisi yang akan didapat bank investasi seperti China International Capital Corp yang mengandalkan rejeki nomplok dari rencana IPO jumbo Ant. Kegagalan IPO ini juga akan membuat tenaga perusahaan milik miliarder Jack Ma itu berkurang untuk melakukan akuisisi. Mengutip Bloomberg, Senin (9/11), dalam langkah drastis, Pemerintah China memutuskan menghentikan rencana penjualan saham Ant senilai US$ 35 miliar pada minggu lalu, atau hanya beberapa hari sebelum raksasa fintech itu akan go public di Shanghai dan Hong Kong. Sejauh ini perwakilan Ant menolak berkomentar. Tapi sebelumnya Ma sempat dipanggil oleh regulator China untuk "wawancara pengawasan". Itu beberapa hari sebelum Pemerintah China menemukan serangkaian kekurangan yang mungkin memerlukan perombakan di internal Ant. Menurut Morningstar Inc, berdasarkan peraturan baru China yang diusulkan, aturan itu dapat memaksa Ant untuk mempertebal modalnya agar mendapat izin meminjamkan dana ke publik dan mendapat izin operasi di seluruh negeri. Ant akan membutuhkan modal tambahan untuk memenuhi tuntutan peraturan yang lebih ketat. Perusahaan pemberi pinjaman online seperti Ant kemungkinan diminta untuk menyediakan setidaknya 30% sumber dana yang akan dialokasikan untuk pinjaman. Sementara saat ini dana Ant hanya sekitar 2% dari jumlah penyaluran pinjaman yang berada di neraca Ant. Selama ini dana yang Ant gunakan untuk menyalurkan pinjaman ke masyarakat sebagian besar dari pendanaan mitra bank. Menurut Morningstar, jika aturan itu disahkan, untuk mengamankan hampir CNY 1,8 triliun pinjaman yang belum dilunasi, Ant perlu menjaminkan kreditnya sendiri sebesar CNY 540 miliar. Ant memiliki sekitar CNY 80 miliar uang tunai pada akhir Juni 2020. Informasinya, persyaratan pemenuhan modal ini diharapkan memiliki masa tenggang sampai tiga tahun. Meski begitu, tetap saja Ant harus cari cara untuk memenuhi aturan baru China tersebut. Leon Qi, analis Daiwa Capital Markets berpendapat, agar Ant dapat memenuhi beberapa tuntutan regulasi, salah satu solusi yang lebih realistis adalah afiliasi dengan Alibaba Group Holding Ltd. Jadi Alibaba bisa menyuntikkan CNY 20 miliar hingga CNY 40 miliar ke Ant. Meski demikian, perkiraan untuk penilaian dan kebutuhan modal juga masih terlalu awal. Pukulan terhadap Ant dapat lebih ringan jika aturan akhir tidak terlalu ketat. Jain dari Aletheia Capita melihat, jika Ant dapat membuktikan bisa menangani tekanan regulasi atau dapat menilai risiko dengan lebih baik, maka nilai perusahaan bisa meningkat lagi. (Source: Kontan) [Malaysia] - Tingkat Pengangguran Di Malaysia Naik Pada September 2020 Tingkat pengangguran di Malaysia melonjak naik menjadi 4,6 persen pada September 2020 dari 3,3 persen pada bulan yang sama tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Jumlah pengangguran melonjak 41,4 persen dari tahun sebelumnya menjadi 737,5 ribu, sementara lapangan kerja turun 0,2 persen menjadi 15,19 juta. Sementara angkatan kerja naik 1,1 persen menjadi 15,93 juta. Pada Agustus 2020, tingkat pengangguran berada di 4,7 persen. (Source: Tradingeconomics]