Daily News 17/11

November 17, 2020 No. 1841
[Indonesia] - Neraca Dagang Kembali Surplus
Meskipun ekonomi Indonesia diwarnai resesi, tren surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut pada Oktober 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2020 mengalami surplus sebesar US$3,61 miliar, lebih tinggi dari sebelumnya US$2,44 miliar pada September 2020. Adapun, nilai ini diperoleh dari posisi nilai ekspor US$14,39 miliar, lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai US$10,78 miliar selama Oktober 2020. BPS melaporkan ekspor September 2020 mencapai US$14,39 miliar atau naik 3,09 persen dari bulan lalu. Namun, jika dibandingkan tahun lalu, ekspor masih turun -3,29 persen dari US$14,88 miliar periode yang sama tahun lalu. Dari sisi komoditas, Setianto mengungkapkan komoditas yang meningkat, a.l. lemak dan minyak hewan nabati yang meningkat US$188,1 juta, serta bahan bakar mineral, biji terak, alas kaki, mesin perlengkapan elektrik juga meningkat besar. Komoditas ekspor yang mengalami penurunan a.l. logam mulia, perhiasan, permata, pakaian dan aksesoris, pupuk, kemudian kapal perahu dan struktur terapung serta pakaian dan aksesoris. Sementara itu, impor bulan Oktober 2020 tercatat sebesar US$10,78 miliar atau turun 6,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut penggunaan barang, Setianto mempaparkan impor konsumsi, bahan baku dan barang modal mengalami penurunan masing-masing sebesar -27,88 persen, -27,40 persen dan -24,24 persen (year-on-year/yoy). Komoditas impor nonmigas yang meningkat pada Oktober a.l. bijih, kerak dan abu logam, bahan kimia anorganik, kendaraan dan bagiannya, pupuk serta mesin dan peralatan mekanan.  Komoditas impor nonmigas yang turun, menurut Setiono, a.l. plastik, gula dan kembang gula, kapal, perahu dan struktur terapung. (Source: Bisnis.com)

[Amerika Serikat] - Vaksin Buatan Moderna Ampuh Cegah Corona
Vaksin eksperimental Moderna Inc 94,5% efektif dalam mencegah corona (Covid-19) berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir. Moderna menjadi produsen obat Amerika Serikat (AS) kedua yang melaporkan hasil uji klinis vaksin corona yang jauh melebihi harapan. Sebelumnya vaksin Pfizer Inc juga lebih dari 90% efektif menangkal corona. Dus, paling tidak, Amerika Serikat kini dapat memiliki dua vaksin yang disahkan untuk penggunaan darurat pada bulan Desember nanti dengan sebanyak 60 juta dosis vaksin tersedia tahun ini. Tahun depan, pemerintah AS dapat memiliki akses ke lebih dari 1 miliar dosis hanya dari dua pembuat vaksin tersebut, lebih dari yang dibutuhkan untuk 330 juta penduduk negara itu. Berita keampuhan vaksin itu juga datang pada saat kasus corona melonjak, mencapai rekor baru di AS dan mendorong beberapa negara Eropa kembali ke lockdown. Analisis sementara Moderna didasarkan pada 95 kasus infeksi di antara peserta uji coba yang menerima plasebo atau vaksin. Dari jumlah tersebut, hanya lima infeksi terjadi pada mereka yang menerima vaksin, yang diberikan dalam dua suntikan dengan selang waktu 28 hari. Moderna berharap memiliki cukup data keamanan yang diperlukan untuk mendapatkan otorisasi dari AS pada minggu depan. Moderna berharap bisa mengajukan otorisasi penggunaan darurat dalam beberapa minggu mendatang. Keuntungan utama dari vaksin Moderna adalah tidak membutuhkan penyimpanan yang sangat dingin seperti vaksin buatan Pfizer, sehingga membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan. Vaksin Moderna bisa stabil pada suhu lemari es normal 2 derajat hingga 8 derajat Celcius (36 hingga 48 ° F) selama 30 hari dan dapat disimpan hingga 6 bulan pada suhu -20C. Sementara, vaksin Pfizer harus dikirim dan disimpan pada minus 70 derajat celcius, suhu yang sama pada musim dingin Antartika. Ini dapat disimpan hingga lima hari pada suhu lemari es standar atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal. Data dari uji coba Moderna yang melibatkan 30.000 sukarelawan juga menunjukkan vaksin tersebut mampu mencegah kasus corona lebih parah, pertanyaan yang masih tersisa pada vaksin Pfizer. (Source: Kontan)

[China] - Perdagangan Ritel Dan Produksi Industri China Naik
Perdagangan ritel China naik 4,3% (YoY) pada Oktober 2020, setelah naik 3,3% pada September. Ini adalah kenaikan bulan ketiga berturut-turut dalam perdagangan ritel dan terbesar sejak Desember tahun lalu, karena konsumsi terus menunjukkan pemulihan menyusul pelonggaran bertahap pembatasan COVID-19. Penjualan naik untuk semua kategori: mobil (12% vs 11,2% pada September), pakaian dan alas kaki (12,2% vs 8,3%), makanan dan minuman (8,8% vs 7,8%), perawatan pribadi (11,7% vs 10,7%), obat-obatan (10,8% vs 9,6%), alkohol dan tembakau (15,1% vs 17,6%), perlengkapan kantor (11,7% vs 12,2%), kosmetik (18,3% vs 13,7%), perhiasan (16,7% vs 13,1%), peralatan rumah tangga ( 2,7% vs-0,5% vs 4,3%), telekomunikasi (8,1% vs 4,6%), furnitur (1,3% vs -0,6%), dan minyak, produk minyak (-11% vs -11,8%). Dari periode Januari hingga Oktober, perdagangan ritel jatuh 5,9%. Kemudian, produksi industri China meningkat sebesar 6,9% (YoY) pada Oktober 2020, masih merupakan yang terbesar sejak Desember 2019 dan berada di atas ekspektasi pasar sebesar 6,5%, hal ini menandakan aktivitas terus pulih dari guncangan COVID-19. Produksi yang mengalami kenaikan yaitu manufaktur (7,5 persen vs 7,6 persen pada September), pertambangan (3,5 persen vs 2,2 persen) dan utilitas (4,0 persen vs 4,5 persen). Di antara industri besar, produksi untuk mesin tumbuh (17,6 persen vs 15,9 persen), peralatan umum (13,1 persen vs 12,5 persen), bahan kimia (8,8 persen vs 7,5 persen), komunikasi (5 persen vs 8 persen), logam besi (11,2 persen vs 9 persen), mineral non-logam (9,3 persen vs 9 persen), peralatan listrik (3,6 persen vs 4,2 persen), tekstil (9,5 persen vs 5,6 persen), dan manufaktur mobil (14,7% vs 16,4%). Selama sepuluh bulan pertama tahun ini, output industri naik 1,8%. (Source: Tradingeconomics)

[Jepang] - PDB Jepang Meroket
Perekonomian Jepang kembali pulih dari kejatuhan terdalam akibat pandemi Covid-19, bahkan pemulihan kali ini lebih kuat dari perkiraan. Dilansir dari Bloomberg pada Senin (16/11/2020), Kantor Kabinet Jepang mencatat produk domestik bruto (PDB) melonjak 21,1 persen pada kuartal III/2020 secara year-on-year (yoy) dibandingkan September 2019. Dari kuartal sebelumnya, PDB Jepang naik 5 persen. Pertumbuhkan PDB ini merupakan yang tercepat sejak tahun 1968. Sementara itu, ekonom memperkirakan pertumbuhan PDB sebesar 18,9 persen. Pemulihan ini dipicu oleh pembukaan kembali bisnis dan perdagangan, serta stimulus pemerintah yang membantu mendorong lonjakan belanja konsumen. Lonjakan pertumbuhan terbesar di Jepang dalam lebih dari setengah abad ini menunjukkan bahwa perekonomian telah kembali ke jalur pemulihan setelah kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut. Kontraksi tersebut bahkan dimulai sebelum tekanan akibat pandemi Covid-19 menyusul kenaikan pajak penjualan tahun lalu. Namun, ekspansi yang kuat hanya berhasil mengembalikan sebagian dari pertumbuhan yang hilang yang menurut para ekonom akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih. Lonjakan kasus virus corona di dalam dan luar negeri kemungkinan besar akan sangat membebani pemulihan kuartal ini. Rebound kuartal III/2020 ini didorong oleh peningkatan perdagangan dengan AS dan China, kebangkitan industri otomotif, dan lonjakan pengeluaran rumah tangga menyusul dicabutnya keadaan darurat. Di sisi lain, investasi bisnis yang lemah menahan laju pertumbuhan secara keseluruhan. (Source: Bisnis.com)