Daily News 27/01

January 27, 2021 No. 1887
[Indonesia] - Gencarkan Eksplorasi, RI Ajak Perusahaan Tambang Junior Dunia
Pemerintah terus mendorong peningkatan cadangan mineral dan batu bara melalui kegiatan eksplorasi. Bahkan, perusahaan tambang junior global turut diundang untuk melakukan eksplorasi di Tanah Air. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, berdasarkan Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), kegiatan eksplorasi diperkenankan untuk dilakukan oleh perusahaan tambang junior (junior mining company). Dalam UU itu juga dikatakan bahwa BUMN atau swasta juga dapat melakukan eksplorasi di wilayah-wilayah baru dengan penugasan survei pendahuluan atau penugasan eksplorasi. Lebih lanjut dia mengatakan, upaya penguatan eksplorasi untuk menemukan cadangan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) setiap perusahaan tambang dilakukan melalui perbaikan Kompensasi Data Informasi (KDI) untuk wilayah tertentu dan juga menyiapkan dana ketahanan cadangan. (Source: CNBC Indonesia)

[Amerika Serikat] - Pemerintahan Biden Membeli 200 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Untuk Mengekang Virus
Pemerintahan Biden akan membeli 200 juta lebih banyak vaksin virus corona dan bakal menyalurkan lebih banyak ke negara bagian. Seorang pejabat senior pemerintahan pada hari Selasa (26/1/2021), langkah ini dalam upaya untuk memenuhi janji presiden AS untuk mengekang pandemi. Melansir Reuters, Biden sedang berupaya keras untuk menahan penyebaran virus karena varian baru yang menyebar lebih cepat mengancam untuk mendongkrak angka kematian di seluruh Amerika Serikat. Pemerintah AS memberi pengarahan kepada gubernur negara bagian pada hari Selasa tentang rencananya untuk meningkatkan jumlah vaksin yang masuk ke pemerintah daerah tersebut menjadi 10 juta dosis per minggu selama tiga minggu ke depan. Menurut pejabat yang enggan menyebutkan namanya itu, angka tersebut naik dari posisi 8,6 juta dosis vaksin saat ini. Reuters memberitakan, Pemerintahan AS akan membeli 100 juta dosis masing-masing vaksin buatan Pfizer Inc dan Moderna Inc, sehingga meningkatkan total dosis keseluruhan menjadi 600 juta. Ditargetkan, pengiriman bisa dilakukan pada musim panas. Setiap vaksin membutuhkan dua dosis per orang agar sepenuhnya efektif. Ini menunjukkan bahwa pembelian baru akan mencakup sebagian besar dari 331 juta orang di negara itu. Pemerintah AS juga berjanji untuk memberikan pemberitahuan kepada negara bagian tiga minggu sebelumnya tentang berapa banyak vaksin yang akan mereka dapatkan di masa yang akan datang. (Source: Kontan)

[China] - Bubble Pasar Saham Mengancam, Bank Sentral China Tarik Dana Dari Pasar
Bursa saham China dan Hong Kong anjlok usai bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) secara tak terduga menarik dana sebesar 78 miliar yuan atau setara US$ 12 miliar melalui operasi pasar terbuka pada Selasa (26/1). Penarikan dana itu dilakukan di tengah peringatan yang dilayangkan PBOC bahwa risiko bubble mengancam pasar saham dan properti China jika negara itu tidak fokus meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja dan melakukan manajemen inflasi. Xing Zhaopeng, ekonom di Australia & New Zealand Banking Group seperti dikutip Bloomberg mengatakan PBOC ingin membawa investor keluar dari euforia akibat likuiditas yang melimpah di bulan Desember. Ia menambahkan, BOC kemungkinan tidak akan melonggarkan dompetnya setidaknya minggu ini sehingga likuiditas mendekati bulan Febrauri bakal sangat ketat. Gubernur PBOC Yi Gang mengatakan bank sentral akan berusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sambil membatasi risiko pada sistem keuangan berkelanjutan dari sikap kebijakan yang ada. Yi mengatakan total rasio hutang terhadap keluaran China naik menjadi sekitar 280% pada akhir tahun lalu. (Source: Kontan)

[Korea Selatan] - Ekspor Melesat, PDB Korea Selatan Di Kuartal IV Tumbuh 1,1% Secara Kuartalan
Ekonomi Korea Selatan pulih lebih cepat dari perkiraan pada kuartal IV-2020 berkat lonjakan ekspor. Berdasarkan data Bank of Korea (BOK), produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal keempat tumbuh 1,1% secara kuartalan. Hasil ini pun membuat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan hanya kontraksi 1% sepanjang tahun 2020. Kemungkinan ini adalah penurunan PDB terkecil di antara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun pandemi yang menewaskan lebih dari 2 juta di seluruh dunia. Ekonomi Korea Selatan sendiri terlihat telah pulih sejak di kuartal kedua, negara tersebut mengalami penurunan paling tajam sejak 2008. Namun pemulihan dari penurunan yang dilanda virus corona masih tidak merata.Asal tahu saja, ekspor Korea Selatan di bulan Desember melonjak 12,6% dari tahun sebelumnya. Ini jadi kenaikan paling tajam dalam 26 bulan. Tetapi jumlah pekerjaan jatuh pada tingkat paling tajam dalam lebih dari dua dekade pada bulan Desember. Ini menandakan pemulihan masih rapuh di tengah gelombang ketiga virus corona yang sekarang melanda Negeri Ginseng. Data BOK menunjukkan, ekspor melonjak 5,2% pada kuartal keempat dari tiga bulan sebelumnya. Ini berhasil mengimbangi penurunan 1,7% dalam konsumsi swasta karena langkah-langkah jarak sosial yang diperkuat sejak akhir tahun lalu untuk mengekang penyebaran virus corona. Investasi konstruksi melonjak 6,5% dari kuartal sebelumnya, mencatatkan kinerja terbaik sejak kuartal keempat tahun 2019. (Source: Kontan)