Daily News 28/01
January 28, 2021 No. 1888
[Indonesia] - IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Tren koreksi di pasar keuangan Indonesia bisa jadi terjadi akibat 'ramalan' terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2021, lembaga yang berkantor pusat di Washington (AS) itu memang merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam WEO edisi Oktober 2020, IMF memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 adalah -4,4% dan dalam edisi terbaru diubah menjadi -3,5%. Untuk 2021, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 5,5%, lebih tinggi ketimbang WEO Oktober 2020 yang sebesar 5,2%. Namun terhadap Indonesia, IMF lebih pesimistis. Lembaga yang dipimpin oleh Kristalina Georgieva itu memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun lalu tumbuh -1,5% dalam WEO Oktober 2020. Di WEO Januari 2021, angkanya direvisi ke bawah menjadi -1,9%. Untuk 2021, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8%. Dikoreksi cukup dalam kalau dibandingkan WEO Oktober 2020 yang sebesar 6,1%. 'Ramalan' terbaru ini tentu menjadi kabar yang kurang sedap di pasar. Optimisme terhadap kebangkitan ekonomi Indonesia tidak setebal sebelumnya, sehingga membuat pelaku pasar mengambil jarak. (Source: CNBC Indonesia) [Amerika Serikat] - The Fed Cenderung Dovish, Penghindaran Risiko Dorong Dolar AS Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada akhir perdagangan Rabu (27/1/2021) atau Kamis pagi WIB, terangkat pembelian aset aman ketika investor menjadi lebih berhati-hati di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari Covid-19. Mengutip Antara, pasar cenderung bersikap hati-hati setelah Federal Reserve AS menyatakan kekhawatiran tentang kecepatan pemulihan ekonomi, sehingga beralih ke dolar AS. Saham-saham dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun sementara mata uang safe-haven dolar AS menarik minat pembeli. Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol dan tidak membuat perubahan pada pembelian obligasi bulanan, berjanji lagi untuk mempertahankan pilar ekonomi tersebut sampai ada rebound penuh dari resesi yang dipicu pandemi. (Source: Bisnis.com) [China] - Laba Industri China Melonjak 20,1% (YoY) Pada Desember 2020 Laba perusahaan industri China melonjak 20,1% (yoy) pada Desember menjadi 707,11 miliar yuan ($ 109,40 miliar). Menurut data dari Biro Statistik Nasional, Rabu (27/1), angka ini mengikuti kenaikan 15,5% pada November dan menandai bulan kedelapan pertumbuhan berturut-turut. Untuk setahun penuh pada 2020, laba tahunan untuk perusahaan industri China tumbuh 4,1% (yoy) menjadi 6,45 triliun yuan, pulih dari penurunan 3,3% per tahun yang terlihat pada 2019. Itu juga lebih cepat daripada kenaikan 2,4% yang terlihat di Januari-November. (Source: Kontan) [Korea Selatan] - Business Survey Index Korea Selatan Turun Pada Desember 2020 Business Survey Index tentang kondisi bisnis di sektor manufaktur Korea Selatan turun menjadi 85 pada Desember 2020 dari 82 pada November, hal ini karena adanya ketidakpastian pandemi virus Corona dan distribusi vaksin berkurang. Di sektor non-manufaktur, BSI kondisi bisnis untuk November 2020 adalah 68, naik 2 poin dari bulan sebelumnya, sedangkan prospek bulan berikutnya naik 6 poin menjadi 70. (Source: Trading Economics)