Daily News 01/02

February 01, 2021 No. 1890
[Indonesia] - Jokowi Kecewa PPKM Tekan Ekonomi, Tapi Tidak Menekan Kasus Covid-19
Presiden Joko Widodo menyampaikan evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) 11 hingga 15 Januari lalu. Jokowi menyebut PPKM yang dilakukan untuk menangani pandemi virus corona (Covid-19) masih belum efektif. Hal itu lantaran implementasi yang tidak maksimal sehingga angka penularan tak menunjukkan penurunan. Jokowi menekankan agar seluruh pihak yang terlibat dalam PPKM untuk turun langsung ke lapangan. Hal itu untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan. Antara lain dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Jokowi juga mengungkapkan kekecewaannya atas sektor ekonomi yang menjadi korban dalam penanganan Covid-19. Jokowi meminta agar pembuatan kebijakan melibatkan epidemiolog. Sehingga kebijakan yang diambil dapat efektif dalam menangani pandemi Covid-19. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan hingga saat ini belum ada kebijakan yang paling baik dalam menangani pandemi. Termasuk dengan kebijakan menutup total kegiatan atau lockdown.
(Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - Sentimen Konsumen AS Direvisi Lebih Rendah
Sentimen konsumen Universitas Michigan untuk AS direvisi lebih rendah menjadi 79 pada Januari 2021 dari awalnya sebesar 79,2 pada Desember. Terjadi penurunan pada penilaian kondisi ekonomi saat ini yaitu 86,7 sedangkan komponen ekspektasi sedikit meningkat di angka 74. Dari sisi harga, ekspektasi inflasi untuk tahun depan dan untuk 5 tahun ke depan tidak berubah masing-masing pada 3% dan 2,5%. Tingkat keseluruhan Indeks Sentimen hanya menunjukkan variasi yang relatif kecil sejak pandemi dimulai, dengan rata-rata 81,5 pada tahun 2020, sedikit di atas 79,0 pada Januari. Tak perlu dikatakan, tingkat sentimen jauh di bawah rata-rata 97,0 dari 2017 hingga 2019. Yang penting, tingkat indikator keyakinan utama tetap jauh di atas posisi terendah siklus sebelumnya meskipun sejarah runtuhnya aktivitas ekonomi secara tiba-tiba. (Source: Trading Economics)

[China] - Aktivitas Pabrik China Melambat Di Bulan Januari Akibat Kasus Corona Dan Mudik Imlek 
Aktivitas pabrik China berkembang lebih lambat pada bulan Januari. Tapi aktivitas pabrik ini masih sejalan dengan pemulihan yang kuat dari kemerosotan virus corona di China. Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur resmi yang dirilis Minggu (31/1), turun menjadi 51,3 pada bulan Januari dari 51,9 pada bulan Desember. Data dari Biro Statistik nasional (NBS) ini menunjukkan kondisi manufaktur China tetap tumbuh di atas angka 50 poin. Angka tersebut sedikit lebih rendah daripada prediksi analis pada 51,6. Pemulihan sektor industri China semakin cepat berkat ekspor yang mengesankan. Produk domestik bruto China tumbuh 2,3% pada tahun 2020. Meski turun jauh ketimbang tahun sebelumnya, angka positif tersebut menjadikannya satu-satunya ekonomi utama di dunia yang menghindari kontraksi selama setahun penuh karena banyak negara berjuang untuk mengatasi pandemi Covid-19. Tak cuma manufaktur, PMI sektor jasa pun melambat di awal tahun. PMI jasa turun ke 52,4 pada bulan Januari dari 55,7 di bulan Desember. (Source: Kontan)

[Jepang] - Output Industri Jepang Melambat, Pemulihan Ekonomi Kembali Tertekan
Produksi (output) industri di Jepang memperpanjang penurunan pada bulan Desember 2020. Ini terjadi lantaran banyak pabrik yang masih berjuang di tengah pelemahan permintaan akibat lonjakan kasus Covid-19 secara global. Praktis laju pemulihan ekonomi Jepang pun melambat. Perlambatan produksi dapat memicu kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia ini telah gagal mendapat pijakan yang kokoh setelah resesi tajam tahun lalu. Melansir Reuters, Jumat (29/1) kondisi ini diakibatkan bisnis yang tertekan oleh keadaan darurat yang luas dan mencakup beberapa prefektur termasuk Tokyo. Data terpisah menunjukkan, jumlah rata-rata pekerjaan yang tersedia per pelamar pada tahun 2020 mengalami penurunan terbesar dalam 45 tahun. Sementara tingkat pengangguran rata-rata tahun lalu naik untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Data resmi yang dirilis hari ini juga memperlihatkan output pabrik turun 1,6% per Desember 2020, karena penurunan produksi mesin dan mobil. Penurunan itu lebih besar dari penurunan 0,5% di bulan sebelumnya. Meski kondisi itu sudah sesuai dengan proyeksi beberapa ekonom. Data resmi pada Jumat (29/1) menunjukkan rasio pekerjaan terhadap pelamar untuk tahun 2020 secara rata-rata 1,18 turun 0,42 poin dari 2019. Penurunan tahunan ini merupakan yang terbesar sejak 1975. Rasio itu tidak berubah di 1,06% pada Desember 2020 dari bulan sebelumnya. Data lain memperlihatkan tingkat pengangguran rata-rata mencapai 2,8% pada tahun 2020, naik untuk pertama kalinya sejak 2009, ketika keruntuhan Lehman Brothers melanda sektor ketenagakerjaan. Sementara itu, indeks harga konsumen inti Tokyo, yang termasuk produk minyak tetapi tidak termasuk harga makanan segar, turun 0,4% pada bulan Januari dari tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi selama enam bulan berturut-turut. (Source: Kontan)