Daily News 04/03

March 04, 2021 No. 1912
[Indonesia] - Menkeu Targetkan Indonesia Investment Authority Bisa Menarik Dana Investasi Rp 300 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan lembaga pengelola investasi (LPI) Indonesia Investment Authority (INA) bisa menarik dana investasi sebesar Rp 300 triliun dengan modal yang sudah ditempatkan. Dengan kepemilikan dalam fund yang dibentuk adalah INA 30% dan investor 70%, maka diharapkan INA akan mampu menarik dana investasi, dengan Rp 75 triliun yang sudah dimasukkan pemerintah, ditargetkan Rp 300 triliun akan bisa menjadi partner dari INA. Tak hanya itu, Sri Mulyani juga berharap INA bisa mendesain transaksi yang betul-betul bisa meningkatkan optimalisasi aset di Indonesia. Sri Mulyani menyebut INA dibentuk untuk fokus mengoptimalkan dan menarik investasi serta kerja sama dari berbagai pengelola keuangan luar negeri. Dengan begitu, diharapkan INA bisa menambah kemampuan untuk menambah modal bagi pembangunan tanpa meningkatkan risiko utang, belajar dari cara kerja yang merupakan best practice di seluruh dunia, meningkatkan valuasi dari aset-aset negara, dan meningkatkan kinerja dan manfaat aset yang akhirnya akhirnya bisa dinikmati oleh masyarakat. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - Biden Menjanjikan Pasokan Vaksin Untuk Semua Orang Dewasa Di AS Pada Akhir Mei 2021
Amerika Serikat akan memiliki dosis vaksin virus corona yang cukup untuk setiap orang dewasa di negara itu pada akhir Mei, Presiden Joe Biden mengumumkan pada hari Selasa, ketika produksi vaksin ketiga akan ditingkatkan. Selama konferensi pers di Gedung Putih, Biden mengatakan dia telah meminta perusahaan farmasi Merck & Co untuk membantu memproduksi vaksin yang baru disetujui yang dibuat oleh Johnson & Johnson. AS sudah memiliki kontrak dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk memasok 300 juta dosis vaksin COVID-19, cukup untuk memvaksinasi semua orang dewasa pada akhir Juli. Tetapi penambahan vaksin ketiga yang layak dan kapasitas produksi tambahan mendorong garis waktu itu ke depan. (Source: Kontan)

[China] - Sektor Jasa China Mengalami Perlambatan Terparah Di Bulan Februari 2021
Aktivitas sektor jasa di China tumbuh pada laju paling lambat dalam 10 bulan pada Februari 2021. Penyebabnya, masih banyak perusahaan yang berjuang menghadapi permintaan yang lesu dan biaya tinggi yang membuat perusahaan terpaksa memangkas pekerjaan. Hal tersebut terlihat dari Purchasing Manager's Index (PMI) Caixin/Markit yang turun menjadi 51,5, terendah sejak April 2020. Pada bulan Januari lalu, PMI tersebut masih ada di level 52,0. Walau tetap berada di atas angka 50, yang menjadi jurang pemisah antara pertumbuhan dan kontraksi tiap bulannya, tetapi ini tetap jadi penurunan pertama dalam 10 bulan terakhir. Mengutip Reuters, Rabu (3/3), sebuah sub-indeks untuk ketenagakerjaan ada di angka 47,9, tergelincir ke dalam kontraksi setelah enam bulan mencatatkan pertumbuhan, karena banyak bisnis yang mengurangi pekerja. Survei juga menunjukkan bahwa bisnis ekspor juga menyusut setelah sempat berkembang dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan surveinya, penyedia layanan jasa saat ini sudah memangkas jumlah karyawan untuk mengurangi biaya karena sentimen pasar yang juga melemah. Sektor jasa, memang cenderung lebih lama pulih dari pandemi dibandingkan sektor industri, lantaran lebih rendah terhadap pembatasan sosial berskala besar. Namun, China sejatinya sudah berhasil memberantas Covid-19 lewat penurunan kasus sejak awal Februari 2021 lalu. Analis bahkan memperkirakan akan terjadi rebound yang kuat dalam pertumbuhan setahun penuh. Meski terkena hantaman, perusahaan jasa di China tetap optimis kinerja akan membaik di tahun depan, dengan ekspektasi bisnis selama 12 bulan ke depan meningkat dari periode Januari 2021. (Source: Kontan)

[Korea Selatan] - PDB Korea Selatan Mengalami Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 1,2% dalam skala triwulanan dalam tiga bulan terakhir tahun 2020. Konsumsi swasta menyusut 1,5%, sementara pengeluaran pemerintah turun 0,4%. Sementara itu, investasi tetap bruto rebound 2,6% menyusul penurunan 1,4%, didorong lebih tinggi oleh ekspansi konstruksi 6,5%. Di sisi perdagangan, ekspor tumbuh 5,4% dan impor 2,2%. Dalam skala tahunan, PDB berkontraksi 1,2% setelah penurunan 1,1% di kuartal sebelumnya. (Source: Trading Economics)