Daily News 15/03
March 15, 2021 No. 1918
[Indonesia] - Selamat ya! Investor Pasar Modal RI Tembus 4,5 Juta Investor pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukkan tren peningkatan. Sampai dengan Februari 2021, BEI mencatat jumlah investor pasar modal telah mencapai 4,5 juta, naik 16,35% atau bertambah 634.000 investor baru dari posisi akhir tahun 2020. Investor pasar modal ini terdiri dari investor saham, reksa dana, dan obligasi (surat utang). Untuk terus meningkatkan jumlah investor domestik, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, yakni PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menginisiasi acara Inovasi Edukasi Digital untuk Pasar Modal Indonesia pada Jumat (12/3/2021). Terdapat empat terobosan baru inovasi edukasi digital yang diluncurkan BEI pada acara tersebut yang terdiri dari IDX Virtual Tour 360, Halaman Edukasi Investasi di Website BEI dan Modul Sekolah Pasar Modal Digital, Kompetisi Galeri Investasi BEI: IDX GI-a-thon, serta konsep Galeri Investasi Edukasi BEI dan Galeri Investasi Digital BEI. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, terobosan tersebut merupakan respons atas masifnya pertumbuhan investor baru pada awal tahun 2021 ini yang melanjutkan tren positif tahun 2020 yang menjadi tahun kebangkitan bagi investor ritel dalam negeri. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menyampaikan bahwa mulai hari ini beberapa inisiatif digital yang disiapkan dapat digunakan bersama untuk kepentingan edukasi pasar modal. Inisiatif pertama, IDX Virtual Tour 360 adalah video berteknologi realitas maya yang dapat diakses dari YouTube channel Indonesia Stock Exchange. Video tersebut memberikan pengalaman berkunjung ke BEI dan Galeri Yuk Nabung Saham dengan sensasi ruang yang nyata. Hal ini BEI lakukan untuk mengakomodasi keingintahuan dan antusiasme para pelajar di seluruh Indonesia. Selanjutnya, Halaman Edukasi Investasi pada Website BEI. Melalui halaman ini, calon investor akan mendapatkan dasar-dasar pendidikan pasar modal yang dapat diakses kapanpun di Website BEI. Setelah mendapatkan bekal edukasi, masyarakat juga dapat membuka rekening efek melalui tautan ke website Anggota Bursa yang menyediakan layanan pembukaan rekening efek secara daring. Inisiatif ketiga adalah sebuah bentuk apresiasi BEI kepada Galeri Investasi (GI) BEI yang tetap aktif mengupayakan edukasi pasar modal meskipun terdapat keterbatasan akibat pandemi, dan kepada Anggota Bursa Mitra GI BEI yang mengoptimalkan simplifikasi pembukaan rekening efek. Apresiasi tersebut berupa sebuah program tantangan digital, yaitu IDX GI-a-thon. Melalui IDX GI-a-thon, GI BEI ditantang untuk meningkatkan jumlah kegiatan edukasi walaupun secara digital, meningkatkan jumlah investor, dan mendorong aktifitas belajar berinvestasi melalui praktik transaksi saham dengan mengutamakan analisis yang benar. Selain itu, mendorong penggunaan AKSes sebagai wujud Perlindungan Investor, serta bersama-sama dengan BEI dan Anggota Bursa Mitra GI BEI mengoptimalkan penggunaan platform Regional Development Information System. Platform tersebut adalah alat untuk mengelola dan memonitor aktifitas GI BEI di seluruh Indonesia. Inisiatif terakhir, lanjut Hasan, Bursa menyiapkan dua konsep baru kerja sama GI. Konsep baru GI ini dapat diadopsi oleh GI BEI dan Anggota Bursa Mitra GI BEI untuk meningkatkan sinergi serta kolaborasi dari setiap stakeholders pasar modal yang sejalan dengan percepatan dunia digital. Kedua konsep baru tersebut adalah Galeri Investasi Edukasi (GIE) BEI dan Galeri Investasi Digital (GID) BEI. Sebelumnya, menurut data BEI yang di publikasikan melalui instagram, per Selasa (16/2/2021), jumlah Single Investor Identification (SID) khusus saham saja mencapai 2.001.288. Angka ini tumbuh 18,05% dibandingkan jumlah investor saham pada akhir tahun lalu. (Source: CNBC Indonesia) [Amerika Serikat] - Di Tengah Pandemi, Kekayaan Rumah Tangga AS Berhasil Menyentuh Rekor Kekayaan rumah tangga di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020 mencatatkan rekor pada tahun 2020 di tengah suku bunga terendah dan penyelamatan fiskal besar-besaran yang dilakukan untuk membendung dampak pandemi Covid-19. The Fed dalam sebuah laporan yang dirilis 11 Maret 2021 dikutip Reuters, Jumat (12/3)mencatatkan total kekayaan rumah tangga AS mencapai US$ 130,2 triliun. Peningkatan pasar saham menambah US$ 4,9 triliun aset rumah tangga pada kuartal IV dan membuat nilai real estate meningkat sekitar US$ 900 miliar. Saldo dalam bentuk tunai, rekening giro, dan simpanan tabungan mencatat rekor pada kuartal IV, meningkat sebesar US$ 642,7 miliar menjadi US$ 14,1 triliun. Kekayaan rumah tangga naik US$ 12 triliun dari tahun sebelumnya dan pembayaran hutang kartu kredit konsumen mencapai rekor sebesar US$ 118,3 miliar. Namun, The Fed dalam laporan tersebut tidak merinci perbandingan keluarga berpenghasilan tinggi versus yang miskin. Hanya saja, data teranyar ini bisa jadi gambaran keseluruhan kekuatan keuangan keluarga AS, yang didukung oleh hampir US$ 3 triliun bantuan fiskal di awal krisis serta oleh pemotongan suku bunga Fed dan pembelian obligasi bulanan. Laporan tersebut mencakup periode Oktober-Desember di saat jutaan orang Amerika yang menganggur mulai menghabiskan tunjangan pengangguran yang diperoleh, pertumbuhan pekerjaan melambat,kasus Covid-19 melonjak, dan sebelum efek dari bantuan pandemi senilai US$ 892 miliar yang diteken pada minggu terakhir 2020. Paket terakhir itu, termasuk cek US$ 600 untuk tunjangan pengangguran tambahan dan bantuan untuk usaha kecil belum cair hingga awal tahun 2021. Sementara, rumah tangga juga sedang bersiap menerima paket bantuan lagi mulai pekan depan dimana kebanyakan warga Amerika akan mendapat cek tambahan sebesar US$ 1.400 yang merupakan bagian dari paket stimulus 1,9 triliun yang telah disahkan kongres pada Kamis (11/3). Pasar tenaga kerja AS tetap tetap tertekan dimana 10 juta lapangan pekerjaan telah hilang. Data terbaru The Fed itu memperlihatkan bahwa sebanyak 20,1 juta orang Amerika mengumpulkan cek pengangguran pada akhir Februari. (Source: Kontan) [China] - Ambisi China & Rusia Bangun Pusat Penelitian Di Bulan Akan Segera Terwujud Perlombaan dalam eksplorasi luar angkasa terasa semakin ketat beberapa tahun belakangan. Setelah beragam misi menuju Mars, kini China dan Rusia sepakat akan memulai eksplorasi bulan dengan membangun stasiun penelitian ilmiah di satelit alami Bumi tersebut. Program ambisius baru saja disepakati oleh China dan Rusia. Dua raksasa dunia ini sepakat untuk saling bekerjasama dalam membangun stasiun penelitian ilmiah di bulan. Dikutip dari Xinhua, pada Selasa (9/3), China dan Rusia menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait pembangunan pusat penelitian bersama di bulan. Kabar ini disampaikan langsung oleh China National Space Administration (CNSA). Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin dan Direktur CNSA Zhang Keijan menandatangani nota kesepahaman atas nama pemerintah mereka pada Selasa. Upacara penandatanganan dilakukan melalui konferensi video. Berdasarkan MoU yang disahkan, badan luar angkasa China dan Rusia nantinya akan meningkatkan kerjasama melalui proyek bulan tersebut. Stasiun yang dibangun nanti akan dibuka untuk semua negara dan negara mitra yang tertarik untuk melakukan penelitian. Kedua negara sepakat, pertukaran penelitian ilmiah mampu mempromosikan eksplorasi dan penggunaan ruang secara damai oleh umat manusia. Dalam prosesnya nanti, baik CNSA maupun Roscosmos akan melakukan kerjasama erat dalam perencanaan, demonstrasi, desain, serta pengembanan beragam teknologi yang dibutuhkan. Kedua negara juga akan secara aktif mempromosikan proyek tersebut kepada komunitas luar angkasa secara global. (Source: Kontan) [Korea Selatan] - Korea Restui Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Untuk Orang Tua Di Atas 65 Seperti tak terpengaruh langkah sejumlah negara di Eropa yang membekukan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca, Korea Selatan malah memutuskan untuk memperbolehkan penggunaan vaksin tersebut kepada orang berusia di atas 65 tahun. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan awalnya mengecualikan orang tua dari pemberian vaksin yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca dan Universitas Oxford tersebut. Itu dilakukan karena data klinis yang tidak mencukupi terkait penggunaannya terhadap orang tua. Langkah tersebut juga menjadi salah satu percepatan dari program vaksinasi virus corona publik yang dilakukan pemerintah. Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengungkapkan, pada paruh pertama tahun ini, Korea Selatan akan menyelesaikan inokulasi 12 juta penduduk. Pemerintah telah mendapatkan cukup vaksin Covid-19 untuk menginokulasi 79 juta orang di bawah proyek Fasilitas COVAX vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia dan memisahkan kontrak dengan lima perusahaan obat asing. Chung mengatakan, bahwa pihak berwenang akan secara drastis mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi untuk memungkinkan proses vaksinasi yang cepat dan luas di seluruh negeri. Sehubungan dengan pengoperasian kelas sekolah tatap muka secara nasional, Chung bilang, pihak berwenang akan memprioritaskan vaksinasi guru di sekolah khusus untuk anak-anak cacat, serta guru kesehatan di sekolah. Chung menambahkan, pemerintah akan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk memberikan vaksinasi kepada guru lainnya secara umum juga dengan meninjau kondisi pasokan vaksin pemerintah. (Source: Kontan)