Daily News 30/03
March 30, 2021 No. 1929
[Indonesia] - Larangan Mudik 2021, Begini Dampaknya Ke Perputaran Uang Saat Lebaran Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran 2021 yang akan berlaku pada 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021. Larangan mudik ini adalah kali kedua setelah terjadi pada Lebaran 2020. Hal tersebut dilakukan pemerintah untuk meminimalisir penularan Covid-19. Kebijakan ini tentu membawa dampak pada aktivitas ekonomi, salah satunya terkait peredaran uang tunai yang menurun pada Lebaran tahun lalu. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengungkapkan, jumlah uang tunai layak edar yang disiapkan oleh bank sentral pada Ramadan dan Lebaran 2020 sebesar Rp 157,96 triliun. Jumlah tersebut turun 17,7% bila dibandingkan dengan posisi uang tunai layak edar Lebaran dan Ramadhan tahun 2019. Kala itu BI menyiapkan Rp 192 triliun. Namun, untuk kebutuhan pada tahun 2021 ini, Marlison belum bisa memberi estimasi penyediaan uang dan layanan pemenuhan uang. Ini terjadi karena masih dalam tahap penyusunan oleh BI. Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memperkirakan, jumlah uang beredar di periode Lebaran tahun ini bisa berada di kisaran Rp 140 triliun hingga Rp 160 triliun. Bhima khawatir, pembatasan mobilitas di masa Lebaran tahun ini akan menurunkan gairah konsumsi masyarakat. Bahkan, meski pemerintah sudah memberikan stimulus berupa bantuan langsung bagi masyarakat kelas bawah dan bantuan berupa relaksasi PPnBM mobil untuk masyarakat menengah atas. Larangan mudik ini bisa diartikan hambatan terhadap mobilitas, khususnya kendaraan bermotor. Sehingga, orang-orang akan berpikir percuma untuk beli mobil tetapi tidak dipakai untuk bepergian. Kemudian, Bhima juga melihat larangan mudik akan menyebabkan efek konsentrasi uang hanya berputar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan tidak mengalir ke daerah-daerah. Padahal biasanya momen Lebaran, uang bisa mengalir ke daerah-daerah karena orang yang mudik dari Jabodetabek akan melakukan konsumsi di daerah tempat asalnya, membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, rekreasi, hingga pemesanan penginapan. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - Pendapatan Pribadi AS Jatuh pada Rekor 7,1% Pendapatan individu di Amerika Serikat turun 7,1% (MtM) di bulan Februari 2021. Ini adalah penurunan terbesar dalam catatan yang mencerminkan adanya penurunan tunjangan sosial pemerintah bagi masyarakat. Dalam tunjangan sosial pemerintah, khususnya pembayaran terhadap dampak ekonomi kepada rumah tangga mengalami penurunan. (Source: Trading Economics) [China] - China Melaporkan 15 Kasus Baru Virus Corona (COVID-19), Semua Dari Infeksi Impor China melaporkan 15 kasus COVID-19 baru di China daratan pada Minggu (28 Maret), naik dari delapan kasus sehari sebelumnya, kata otoritas kesehatan nasional negara itu pada Senin. Komisi Kesehatan Nasional, dalam pernyataannya, mengatakan semua kasus baru adalah infeksi impor yang berasal dari luar negeri. Jumlah kasus asimtomatik baru, yang tidak diklasifikasikan oleh China sebagai kasus yang dikonfirmasi, turun menjadi 18 dari 19 pada hari sebelumnya. Jumlah total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di daratan China sekarang mencapai 90.182, sementara jumlah kematian tetap tidak berubah di 4.636. (Source: Kontan) [Jepang] - Penjualan Ritel Jepang Menurun Penjualan ritel Jepang turun 1,5% (YoY) di Februari 2021, dibandingkan dengan perkiraan pasar turun 2,8%. Ini adalah penurunan tiga bulan berturut-turut dalam perdagangan ritel, di tengah adanya gangguan COVID-19 yang berkepanjangan. Penjualan terus turun untuk barang dagangan umum (-10 persen vs -17,4 persen di bulan Januari); kain, pakaian & aksesoris (-17,9 persen vs. -17,8 persen); makanan & minuman (-1,8 persen vs -0,1 persen); bahan bakar (-9,4 persen vs. -9,6 persen), dan obat-obatan & perlengkapan mandi (-5,2 persen vs -1,1 persen). Di sisi lain, penjualan kendaraan bermotor (6 persen vs 6 persen); penjualan mesin & peralatan (11,2 persen vs 12,5 persen); dan lainnya (3,6 persen vs -3,7 persen). Dalam skala bulanan, penjualan ritel naik 3,1% di Februari, terbesar sejak Juni 2020, setelah mengalami penurunan 1,7% di Januari. (Source: Trading Economics)