Daily News 21/04
April 21, 2021 No. 1944
[Indonesia] - Pengumuman! BI Tahan Bunga Acuan 7-Day RR di 3,50% Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Senin 19 April 2021 dan 20 April 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Gubernur BI Perry Warjiyo bersama Deputi Gubernur Senior dan Anggota Dewan Gubernur lain melihat keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI memandang masih terjadi ketidakpastian pasar keuangan global. Namun, bank sentral merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2021 menjadi 4,1-5,1%. Perkiraan tersebut lebih rendah dari yang sebelumnya yaitu 4,3-5,3%. Meski direvisi ke bawah namun perkiraan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan realisasi 2020 yang masih kontraksi. Pertumbuhan ditopang oleh perbaikan ekspor, berlanjutnya stimulus fiskal dan perbaikan investasi. (Source: CNBC Indonesia) [Amerika Serikat] - Investor Hati-Hati Jelang Puncak Musim Lapkeu, Wall Street Melemah Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (20/4/2021) di tengah lonjakan kasus virus corona di seluruh dunia yang membayangi serangkaian laporan keuangan perusahaan yang solid. Investor menunjukkan kehati-hatian menjelang puncak musim laporan keuangan emiten. Semua mata akan tertuju pada apakah kenaikan laba yang diantisipasi akan membawa serta proyeksi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Saham International Business Machines Corp. naik setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan terbesarnya dalam 11 kuartal, sementara United Airlines Holdings Inc. melemah setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan. Sementara itu, saham Netflix Inc. anjlok hingga 11 persen setelah setelah pertumbuhan pelanggan kuartal I/2021 di bawah rata-rata perkiraan analis. Johnson & Johnson membukukan penjualan lebih kuat dari perkiraan, sementara pendapatan Travellers Cos. melampaui estimasi dan Philip Morris International Inc. menaikkan prospeknya. Saat bursa saham Wall Street diperdagangkan dengan valuasi 35 persen di atas rata-rata dekade terakhir, investor berfokus pada apa yang diperkirakan akan menjadi musim laporan keuangan terbaik dalam dua tahun terakhir. Di sisi lain, yang menjadi kekhawatiran terbesar investor adalah apakah perusahaan siap untuk menangani tekanan inflasi yang meningkat seiring dengan momentum pemulihan ekonomi. Kepala investasi CIBC Private Wealth Management David Donabedian mengatakan pasar saham baru saja mengambil jeda sejenak setelah reli panjang, namun masih ada alasan untuk kembali menguat. (Source: Bisnis.com) [China] - Krisis Cip Semikonduktor Ancam Pemulihan Industri Otomotif Cina Krisis cip semikonduktor mulai berdampak pada produksi mobil di China. Padahal pelaku industri berharap pasar mobil terbesar di dunia ini dapat menjadi ujung tombak pemulihan global di sektor otomotif. Adapun produsen mobil di seluruh dunia harus menyesuaikan jalur perakitan karena kekurangan cip. Hal ini disebabkan oleh penundaan manufaktur yang disalahkan oleh beberapa pembuat semikonduktor pada pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan pandemi Covid-19. Volkswagen (VW), produsen mobil asing terbesar di China yang ingin menjual lebih dari empat juta kendaraan di negara itu, mengatakan dampak dari kekurangan itu tetap berlanjut pada kuartal kedua tahun ini. Woellenstein hadir dalam pameran otomotif Auto Shanghai 2021 dan menjelaskan krisis semikonduktor ini seperti memadamkan kebakaran. China pada tahun lalu mencatat penjualan 25 juta unit kendaraan bermotor. Hal ini menjadi secercah harapan bagi pembuat mobil, termasuk Volkswagen dan General Motors. Namun, China juga merupakan tempat di mana berita tentang kekurangan cip mobil pertama kali muncul tahun lalu. Kekurangan itu diperburuk oleh kebakaran di pabrik cip Renesas Electronics di Jepang pada Maret 2021. (Source: Bisnis.com) [Jepang] - Surplus Perdagangan Jepang Melonjak Surplus perdagangan Jepang melonjak menjadi JPY 663,72 miliar pada Maret 2021 dari JPY 7,49 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar sebesar JPY 490 miliar. Ini merupakan surplus perdagangan terbesar sejak Desember tahun lalu, karena ekspor naik lebih dari impor. Ekspor melonjak 16,1% (YoY) ke level tertinggi hampir tiga tahun yaitu sebesar JPY 7,38 miliar sementara impor tumbuh 5,7% ke level tertinggi 14-bulan yaitu JPY 6,71 miliar. Secara YTD, surplus perdagangan berada di angka JPY 554,22 miliar, berbalik dari defisit JPY 201,01 miliar pada periode yang sama tahun 2020. (Source: Trading Economics)