Daily News 26/04
April 26, 2021 No. 1947
[Indonesia] - BI: Likuiditas Perekonomian Naik Pada Bulan Maret 2021 Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Maret 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, M2 pada bulan Maret 2021 sebesar Rp 6.888,0 triliun atau meningkat dari posisi pada bulan Februari 2021 yang sebesar Rp 6.810,5 triliun. Meski begitu, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan M2 pada bulan Maret 2021 yang sebesar 6,9% yoy lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 11,3% yoy. Terperinci, M1 pada Maret 2021 tercatat tumbuh 10,8% yoy. Ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan Februari 2021 yang sebesar 18,6% yoy. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan peredaran uang kartal serta giro rupiah. Pada Maret 2021, kartal tercatat Rp 692,5 triliun atau tumbuh 11,6% yoy, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,8% yoy. Sementara giro rupiah masyarakat pada Maret 2021 tumbuh 10,4% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 21,1% yoy. Di sisi lain, dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank tumbuh positif 22,7% yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 20,1% yoy. Dana float pada Maret 2021 memegang pangsa 0,15% terhadap M1. Sementara itu, uang kuasi yang memiliki pangsa 73,2% terhadap M2 dengan nilai sebesar Rp 5.042,5 triliun tercatat mengalami pertumbuhan dari 9,2% yoy pada Februari 2021 menjadi 5,9% yoy pada Maret 2021. Perlambatan terjadi pada seluruh instrumen uang kuasi baik tabungan, simpanan berjangka baik dalam rupiah maupun valas, serta giro valas. Pun surat berharga selain saham masih dalam tren penurunan, yaitu dari minus 24,8% yoy pada Februari 2021 menjadi turun semakin dalam minus 35,44% yoy seiring penurunan kepemilikan korporasi finansial non bank atas surat berharga rupiah yang diterbitkan oleh bank. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - Penjualan Rumah Baru di AS Meningkat, Bukti Ekonomi AS Mulai Menggeliat Aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) semakin menggeliat pada awal April 2021, meskipun produsen semakin berjuang untuk mendapatkan bahan baku dan input lainnya. Ekonomi AS yang dibuka kembali menyebabkan lonjakan permintaan domestik. Data ekonomi AS yang makin menguat juga datang dari penjualan rumah baru yang melesat ke level tertinggi lebih dari 14 tahun di bulan Maret 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh paket penyelamatan pandemi Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun dan peningkatan vaksinasi Covid-19. IHS Markit mencatat indeks manufaktur atau PMI AS meningkat menjadi 60,6 pada paruh pertama bulan April 2021. Hasil tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2007 dan lebih tinggi dari level 59,1 pada Maret 2021. Namun permintaan yang kuat membuat kendala pada pasokan. Pandemi telah mengganggu tenaga kerja di pabrik dan pemasok sehingga menyebabkan kelangkaan yang meningkatkan harga bahan dan input lainnya. Pengukuran harga yang dibayarkan oleh produsen dalam survei IHS Markit melonjak ke level tertinggi sejak Juli 2008. Ketua The Fed Jerome Powell telah menyatakan keyakinannya bahwa rantai pasokan akan beradaptasi dan menjadi lebih efisien serta mencegah harga lebih tinggi untuk periode yang berkelanjutan. Menurut IHS, tantangan pasokan juga telah meluas ke pasar perumahan karena para developer harus berjuang dengan rekor harga kayu yang tinggi. Hal ini akan memperburuk kekurangan pasokan rumah yang sebelumnya banyak tersedia untuk dijual. Sebuah laporan dari Departemen Perdagangan pada hari Jumat menunjukkan penjualan rumah keluarga tunggal melonjak 20,7% menjadi 1,021 juta unit bulan lalu dan tertinggi sejak Agustus 2006. Pandemi mendorong permintaan akan akomodasi yang lebih besar dan lebih mahal karena jutaan orang Amerika terus bekerja dari rumah dan menghadiri kelas dari jarak jauh. Namun, para pengembang perumahan juga bergulat dengan kekurangan tanah dan pekerja. Penjualan rumah baru diambil dari sampel rumah yang dipilih dari izin bangunan, melonjak 66,8% yoy di bulan Maret. Ada 307.000 rumah baru di pasar bulan lalu, tidak berubah dari Februari. Harga rumah baru rata-rata naik 0,8% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 330.800 di Maret 2021. Sekitar 74% rumah yang terjual bulan lalu sedang dalam pembangunan atau belum dibangun. (Source: Kontan) [China] - Perusahaan China Masih Getol Melantai Di Bursa AS Aksi korporasi lewat penawaran umum perdana (IPO) perusahaan China menjadi yang terbanyak di bursa efek Amerika Serikat (AS). Bahkan, perusahaan China dan Hong Kong berhasil mengumpulkan dana IPO US$ 6,6 miliar tahun ini. Mengutip Bloomberg, Minggu (25/4), pengumpulan dana IPO itu mencatatkan rekor awal tahun dan meningkat delapan kali lipat dari periode yang sama pada tahun 2020. Hal ini dibarengi penjualan saham-saham perusahaan China yang diterima baik oleh investor di AS tahun ini. Guna mendukung IPO lebih luas, Hong Kong telah mengubah aturan pencatatan untuk memudahkan perusahaan baru melantai di bursa efek sehingga tidak menghentikan aliran dana ke AS. Faktanya, lalu lintas bursa sekarang berjalan dua arah karena perusahaan-perusahaan China masuk ke bursa AS dan Hong Kong untuk memperluas basis investor serta strategi lindung nilai terhadap risiko penghapusan daftar efek. Para bankir mengatakan, banyak perusahaan pergi ke AS karena mengetahui bahwa mereka dapat terdaftar pula di bursa Hong Kong. Misalnya, Didi Chuxing juga sedang menjajaki kemungkinan penawaran ganda di Hong Kong nanti. Sementara produsen mobil listrik China Xpeng Inc. juga sedang menjajaki penjualan saham di Hong Kong kurang dari setahun setelah melantai di bursa New York. Pasar modal AS telah lama menarik perusahaan China karena sejumlah alasan mulai dari likuiditas yang lebih besar, basis investor yang lebih luas, dan pamor bursa AS. Perusahaan teknologi dan tekfin telah berbondong-bondong ke AS karena prosesnya yang lebih mudah serta keterbukaan yang lebih besar terhadap bisnis yang merugi. Banjir IPO perusahaan China menunjukkan sedikit tanda-tanda pelonggaran saat ada ancaman penghapusan di bursa efek AS. Komisi Sekuritas dan Bursa AS mulai menerapkan undang-undang yang memaksa para firma akuntansi untuk memperbolehkan regulator AS mengaudit keuangan perusahaan dari luar negeri. Jika melanggar ketentuan, pemerintah akan menghapus perusahaan tersebut dalam daftar bursa efek New York. China sendiri sudah lama menolak kebijakan audit karena menyangkut masalah keamanan nasional. Terlepas dari semua risiko, IPO perusahaan China terus tumbuh sehingga berpotensi meningkatkan pengumpulan dana tahun ini. Perusahaan China mengumpulkan hampir US$ 15 miliar melalui IPO di AS pada tahun 2020, rekor tertinggi kedua setelah 2014, ketika raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd. memperoleh US$ 25 miliar dari IPO. (Source: Kontan) [Hong Kong] - Tingkat Inflasi Hong Kong Lebih Tinggi di Bulan Maret Tingkat inflasi tahunan di Hong Kong naik tipis menjadi 0,5% di bulan Maret 2021 dari 0,3% di bulan Februari. Kenaikan IHK secara tahun-ke-tahun disebabkan oleh pembayaran pemerintah atas sewa perumahan umum dan pembebasan dua pertiga sewa. Kenaikan harga di bulan Maret terlihat dari listrik, gas dan air (21,2%); makanan, tidak termasuk makanan yang dibeli jauh dari rumah, (3,1%); makanan yang dibeli jauh dari rumah (0,7%); dan minuman beralkohol dan tembakau (0,5%). Di sisi lain, penurunan terjadi pada transportasi (-2,3%); barang tahan lama (-1,2%); aneka barang (-0,7%); dan perumahan (-0,5%). Ke depan, tekanan inflasi akan tetap ringan, mengingat kondisi ekonomi global dan lokal belum sepenuhnya pulih dari pandemi. (Source: Trading Economics)