Daily News 10/02

February 10, 2012 No. 196
ANTM - Proyek SGA Mempawah

PT Aneka Tambang (ANTM) yakin dapat menggarap sendiri pabrik peleburan alumina atau Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimanatan Barat. Sebelumnya Hangzhou Jinjiang Group Co Ltd (HJG) mitra ANTM telah menyatakan mundur di proyek ini. Studi kelayakan ini diperkirakan selesai pada 1H 2012 dan realisasi pembangunan akan dimulai tahun 2013 dan ditargetkan beroperasi pada 2014.
ISAT - Kurangi beban utang
PT Indosat (ISAT) akan menggunakan dana hasil penjualan 2,500 menara untuk pelunasan utang dan membiayai belanja modal 2012. ISAT berencana melunasi utang yang akan jatuh tempo di tahun ini. Sebelumnya manajemen ISAT menyatakan akan melunasi utang US$ 300 Juta pada tahun ini, jumlah itu lebih tinggi dari 2011 yang mencapai US$ 200 Juta. Seperti tahun lalu, utang tahun ini akan dibayar dengan arus kas bebas (free cash flow) milik perusahaan.
KLBF - Capex 2012
PT Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan belanja modal / capex senilai Rp 700-800 Miliar yang akan digunakan untuk peningkatan kapasitas pabrik obat di Cikarang. Anggaran capex ini tidak termasuk anggaran untuk ekspansi di beberapa Negara Aisa Tenggara. Sumber capex akan diambil dari kas internal perseroan. Sementara itu pihak manajemen perseoran akan mengusulkan pembayaran dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun 2011. Laba 2011 diperkirakan mencapai Rp 1.6-1.7 Triliun.
NISP - Rencana rights issue
PT Bank OCBC NISP (NISP) berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai minimal Rp 1 Triliun pada akhir 2012. Seluruh dana akan digunakan untuk mempertahankan posisi CAR untuk mendukung ekspansi kredit. Manajemen memperkirakan posisi CAR dapat turun menjadi 12.5% pada akhir 2012 dari posisi 13.8% pada akhir 2011 lalu apabila tidak melakukan rights issue.
WIKA - Konsorsium PLTG Kaltim
PT Wijaya Karya (WIKA) melalui konsorisum yang dibentuk bersama PT Mega ELtra dan PT Navigat, WIKA meraih kontrak baru pembangunan pembangkit listrik tenaga gas di Tanjung Batu, Kalimantan Timur senilai Rp 925.44 Miliar. Dalam konsorsium tersebut, WIKA memiliki porsi 46%, Mega Eltra dengan porsi 39%, dan Navigat dengan porsi 15%, sehingga WIKA mendapatkan kontrak di proyek itu senilai Rp 425.7 Miliar. Pendanaan proyek PLTG Kaltim berasal dari APBN.