Daily News 31/08

August 31, 2021 No. 2029
[Indonesia] - Sri Mulyani Perkirakan Konsumsi Rumah Tangga Pada 2021 Tumbuh Sekitar 2,2% - 2,8%
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2021 berada di kisaran 2,2% hingga 2,8%, setelah pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,6% yoy. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiratkan, pertumbuhan tersebut masih belum maksimal. Apalagi, karena ada peningkatan kasus harian Covid-19 pada awal kuartal III-2021 sehingga pemerintah harus menerapkan pembatasan aktivitas. Mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang besar, dan bahkan pada tahun 2020 saja sebesar 57,7%, maka bendahara negara akan mengusahakan memanfaatkan momentum yang ada pada sisa kuartal III-2021 dan kuartal IV-2021. Pada sisa kuartal III-2021 alias September 2021, diharapkan pembatasan aktivitas sudah mulai kendor sehingga roda perekonomian sudah kembali berputar. Sementara pada kuartal IV-2021, diharapkan momen musiman, yaitu momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga bisa menggerakkan roda konsumsi rumah tangga. Akan tetapi, ia juga mengingatkan agar pemerintah serta masyarakat tak boleh lengah. Pasalnya, Covid-19 masih ada dan membayangi prospek pertumbuhan sosial dan ekonomi. Lebih lanjut, dengan prospek tersebut, pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2021 masih akan bergerak di kisaran 3,7% hingga 4,5%. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - Wall Street Didukung Sektor Teknologi, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Penutupan Lagi
Wall Street kembali tampil perkasa pada perdagangan awal pekan ini. Dua dari tiga indeks utama berhasil cetak rekor penutupan dengan dukungan saham sektor teknologi. Ini adalah rekor penutupan tertinggi keempat dalam lima sesi untuk indeks S&P, dan yang kelima dalam enam sesi bagi indeks Nasdaq. Kedua indeks tersebut hanya gagal cetak rekor penguatan saat pasar gelisah jelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole, akhir pekan lalu. Pada akhirnya, kekhawatiran itu tidak berdasar karena dalam pernyataannya, Powell mengatakan bahwa bank sentral akan terus berhati-hati dalam pendekatannya untuk mengurangi stimulus besar-besaran era pandemi, sambil menegaskan kembali pemulihan ekonomi yang stabil. Dengan pemikiran ini, investor beralih ke saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi yang cenderung mendapat manfaat dari ekspektasi suku bunga yang lebih rendah karena nilainya sangat bergantung pada pendapatan masa depan. (Source: Kontan)

[China] - China Targetkan 55 Juta Lapangan Kerja dan Perbaikan Hak Pekerja
Dewan Negara China menguraikan rencana baru di sektor pasar tenaga kerja yang menargetkan 55 juta pekerjaan perkotaan pada 2025. Selain itu, China juga membidik perbaikan hak bagi pekerja dan meningkatkan pelatihan tenaga kerja. Tingkat pengangguran akan dibatasi pada 5,5 persen, upah sebagai bagian dari produk domestik bruto akan ditingkatkan dan usia rata-rata pendidikan penduduk yang bekerja akan dinaikkan. Beijing telah berjanji untuk menjadikan pekerjaan sebagai prioritas utama dari kebijakan ekonominya, sebuah tujuan yang menjadi lebih penting baru-baru ini karena pihak berwenang membuat dorongan yang lebih besar untuk mengurangi ketidaksetaraan untuk mencapai ""kemakmuran bersama"". Bagian dari itu termasuk meningkatkan hak-hak pekerja, terutama di industri seperti teknologi, yang disoroti oleh pengadilan tinggi tentang budaya kerja yang berlebihan. Terkait hak-hak pekerja, pemerintah berjanji akan mengawasi perusahaan untuk menerapkan jam kerja yang sesuai dengan undang-undang dan memastikan karyawan mendapatkan cuti. Pemerintah juga berjanji untuk mengurangi diskriminasi dalam angkatan kerja, mendorong pengusaha untuk mengadopsi kebijakan fleksibel bagi pekerja yang merawat bayi dan memberikan pelatihan profesional kepada perempuan yang meninggalkan tempat kerja untuk melahirkan. Pihak berwenang juga berusaha untuk meningkatkan tingkat keterampilan dalam perekonomian, terutama melalui pendidikan kejuruan. Rata-rata lama pendidikan kelompok usia kerja akan meningkat menjadi 11,3 tahun dari 10,8 tahun. Sebagai satu-satunya target wajib di antara 10 tujuan yang tercantum, ini menandakan upaya negara untuk meningkatkan sektor manufakturnya dan meningkatkan rantai nilai. (Source: Bisnis.com)

[Jepang] - Penjualan Ritel Jepang Tumbuh 2,4% YoY Pada Juli
Penjualan ritel Jepang naik untuk bulan kelima secara berturut-turut pada bulan Juli. Capaian ini mengalahkan ekspektasi karena sektor konsumen berada di bawah bayang-bayang kebangkitan virus corona yang telah menimbulkan keraguan atas prospek pengeluaran. Asal tahu saja, lonjakan kasus varian Delta bulan ini memaksa pemerintah untuk memperluas status pembatasan darurat, yang sekarang mengancam akan merugikan belanja konsumen dan menggagalkan pemulihan ekonomi yang rapuh. Mengutip Reuters, Senin (30/8), penjualan ritel naik 2,4% pada Juli dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata ekonom memperkirakan kenaikan  hanya sebesar 2,1%. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penjualan ritel naik 1,1% karena konsumsi melanjutkan pertumbuhan mengejutkan yang terlihat pada kuartal kedua, dibantu oleh Olimpiade Tokyo. Data kementerian perdagangan menemukan permintaan yang kuat untuk berbagai barang seperti mobil, pakaian, barang dagangan umum dan makanan sementara bahan bakar dibantu oleh harga bensin yang lebih tinggi. Perusahaan ritel kecil seperti toko serba ada dan toko obat mengalami pertumbuhan penjualan terbesar dari tahun sebelumnya. Tetapi aktivitas konsumen yang meningkat menjadi tantangan bagi pembuat kebijakan karena varian Delta Covid-19 yang lebih menular mengganggu sistem perawatan kesehatan negara, dengan pembatasan keadaan darurat sekarang mencakup hampir 80% populasi Jepang. (Source: Kontan)