Daily News 06/09
September 06, 2021 No. 2033
[Indonesia] - Nomura Masukkan Indonesia di Daftar 10 Negara Paling Rentan Efek Tapering Off The Fed Lembaga internasional, Nomura mengingatkan, Indonesia akan menjadi salah satu negara berkembang yang akan terkena dampak terparah dari pengetatan kebijakan moneter (tapering off) bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Pada tapering off tahun 2013 silam, Nomura memasukkan Indonesia ke dalam daftar lima negara berkembang yang paling rentan akan efek tapering off (the fragile five), bersama dengan Brasil, India, Turki, dan Afrika Selatan. Pada tahun ini, Nomura masih memasukkan Indonesia ke daftar 10 negara rentan (the fragile 10), masih bersama Brasil, Turki, Afrika Selatan, dan ditambah dengan Kolombia, Chile, Peru, Hungaria, Romania, dan Filipina, andai tapering off dilakukan. Meski begitu, Nomura mengakui, negara yang masuk the fragile 10 ini sudah memiliki fundamental ekonomi lebih baik dibandingkan delapan tahun lalu. Terlihat dari kondisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terkendali dan cadangan devisa yang jumbo. Hanya memang, pandemi Covid-19 mengacaukan segalanya. Belum lagi, perekonomian China yang berpotensi mengalami perlambatan. Sehingga, kerentanan masih tetap menghantui the fragile five. Nomura pun kemudian memerinci. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - Data Nonfarm Payrolls Mengecewakan Ekonomi AS menambahkan 235 ribu pekerjaan pada Agustus 2021, terendah dalam 7 bulan dan jauh di bawah perkiraan 750 ribu karena lonjakan infeksi COVID-19 mungkin telah membuat perusahaan enggan merekrut dan pekerja secara aktif mencari pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan diciptakan dalam layanan profesional dan bisnis (74K), transportasi dan pergudangan (53K), pendidikan swasta (40K), manufaktur, dan layanan lainnya (37K). Ketenagakerjaan dalam perdagangan ritel menurun selama sebulan (-29K) sebagian besar karena toko makanan dan minuman (-23K) dan bahan bangunan dan toko perlengkapan taman (-13K). Pekerjaan di waktu luang dan perhotelan tidak berubah. Pekerjaan nonpertanian telah meningkat sebesar 17 juta sejak April 2020 tetapi turun sebesar 5,3 juta, atau 3,5%, dari tingkat pra-pandemi pada Februari 2020. (Source: Trading Economics) [China] - China Akan Perketat Regulasi di Industri Keuangan China akan memperketat pengawasan di industri keuangan. Ini menandakan bahwa tekanan regulasi terhadap sektor swasta yang mengirimkan gelombang kejutan secara global belum berakhir. Bank sentral akan menutup celah dalam regulasi terhadap financial teknologi (fintech) dan memasukkan semua jenis lembaga keuangan baik layanan dan produk ke dalam kerangka pengawasan dalam kehati-hatian. Hal itu disampaikan Gubernur People's Bank of China (FBoC) Chen Yulu dalam forum tahunan keuangan internasional China pada 4 September 2021. Dia bilang, bank sentral akan meningkatkan penguasaan pasar valas di tingkat makro dan mikro tanpa merinci detail pengetatannya. Sementara regulator sekuritas atau The China Securities Regulatory Commission (CSRC) akan meningkatkan pengaturan bagi perusahaan yang berencana listing atau melakukan Initial Publik Offering (IPO). Selain itu, Wakil Ketua Fang Xinghai CSRC mengatakan, pihaknya juga akan meningkatkan saluran bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam pasar sekuritas lokal. (Source: Kontan) [Hong Kong] - PMI Sektor Swasta Hong Kong Tertinggi dalam 7-1/2 Tahun IHS Markit Hong Kong PMI naik menjadi 53,3 pada Agustus 2021 dari 51,3 pada Juli. Ini adalah bulan ketujuh berturut-turut pertumbuhan aktivitas pabrik dan laju paling curam sejak Februari 2014, di tengah stabilisasi kondisi COVID-19. Output dan pesanan baru keduanya naik untuk bulan kelima berturut-turut dan pada tingkat yang masing-masing tertinggi dalam beberapa tahun. Pembelian juga tumbuh, berkontribusi d pada peningkatan stok input untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Secara bersamaan, pekerjaan yang menumpuk meningkat untuk bulan kelima berturut-turut dan pada kecepatan tercepat sejak Mei. Sementara itu, pekerjaan stabil setelah tiga bulan berturut-turut jatuh sementara pekerjaan baru dari China turun untuk bulan ketiga berturut-turut. Waktu pengiriman pemasok terus diperpanjang dan pada tingkat paling tajam dalam dua bulan. Sementara itu, harga input mempertahankan kenaikannya pada tingkat yang tinggi, didukung oleh harga input dan inflasi upah. Biaya produksi naik untuk keempat bulan berturut-turut dan pada tingkat tercepat sejak Agustus 2011. (Source: Trading Economics)