Daily News 08/09
September 08, 2021 No. 2035
[ADRO & PTBA] ADRO dan PTBA Menangkap Berkah Permintaan Batu Bara dari China Dua perusahaan tambang batu bara masih mengandalkan pasar ekspor untuk mendulang pendapatan, terutama melihat tingginya permintaan dari China. Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Mahardika Putranto mengatakan, fundamental permintaan batu bara jangka panjang masih menguat, terdorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan infrastruktur. Dari sisi permintaan untuk batu bara metalurgi diperkirakan masih akan mencapai 400 juta ton pada 2030. Sementara itu, secara jangka pendek akan ada peningkatan kebutuhan musim dingin di negara-negara berkembang. Permintaan di Asia Tenggara masih akan terjadi peningkatan. Vietnam masih akan bergantung kepada batu bara impor karena masih mengalami keterbatasan pasokan listrik, dan akan masih akan ada 7GW PLTU baru yang beroperasi. Secara global, kapasitas PLTU yang terpasang sudah ada 20.000 GW. Ada 185 GW tambahan PLTU di seluruh dunia, terbesar di China dan India. Di Indonesia sendiri ada 73 GW kapasitas PLTU yang terpasang. Pada semester pertama, emiten berkode saham ADRO tersebut tercatat menyalurkan produksinya mayoritas untuk ekspor, dan China sebagai penerima terbesar. Senada, perusahaan tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga akan berfokus pada pasar ekspor pada semester II/2021. Direktur Keuangan PTBA Farida Thamrin menyebutkan pendapatan PTBA tumbuh 14 Persen. Salah satu pendorongnya terkait dengan ekspor. Pada kuartal I/2021, posisi ekspor PTBA masih minoritas dan pasar domestik masih mendominasi, hampir 70 persen. Namun, pada kuartal II/2021, perusahaan memanfaatkan dengan baik kenaikan harga dan perbaikan cuaca. (Source: Bisnis.com) [SMBR] - Ini Jurus Semen Baturaja (SMBR) Tingkatkan Kinerja pada 2021 Emiten semen BUMN, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) mencetak signifikan sepanjang semester I/2021. Kinerja ciamik ini sebagai hasil dari strategi perseroan fokus pada efisiensi sehingga belanja modal pun menyusut. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Semen Baturaja M. Jamil menjelaskan investasi pada 2021 fokus pada investasi rutin, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar. Per 30 Juni 2021, arus kas untuk investasi baru keluar sebesar Rp23,8 miliar turun 44 persen dibandingkan realisasi investasi pada semester I/2020 yang sebesar Rp53,93 miliar. Di sisi lain, kinerja SMBR dapat meningkat signifikan berkat efisiensi yang dilakukan perseroan sehingga dapat menekan biaya produksi semen per ton hingga 16 persen. Perseroan juga berhasil mendapatkan peningkatan penerimaan kas dari pelanggan menjadi Rp988,11 miliar dari Rp799,55 miliar. Dengan demikian, posisi kas dan setara kas pada pada periode semester I/2021 mencapai Rp446,37 miliar naik dari posisi Rp70,08 miliar secara tahunan. (Source: Bisnis.com) [ITMG] - Indo Tambangraya (ITMG) Kejar Penjualan Batu Bara 22,4 Juta Ton pada 2021 PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mengejar penjualan batu bara sejumlah 21,5 juta-22,4 juta ton pada 2021. Mengutip bahan presentasi ITMG, sepanjang paruh pertama 2021, perusahaan mencatat rata-rata harga penjualan batu bara sebesar US$74,7 per ton, atau naik 34 persen dari US$55,7 per ton secara tahunan, dengan total volume penjualan 9,0 juta ton. Hingga akhir 2021, perusahaan mengincar penjualan batu bara 21,5 juta-22,4 juta ton. Dari target penjualan batu bara 21,5 juta-22,4 juta ton untuk tahun ini, perusahaan telah mendapatkan 79 persen kontrak penjualan. Sebanyak 56 persen harga jualnya telah ditetapkan, dan 24 persen lagi mengacu pada indeks harga batu bara. Sedangkan, 21 persen sisanya belum terjual. Rincian penjualan 9 juta ton batu bara pada semester I/2021 dari sisi gerografis ialah ke China 2,7 juta ton, Indonesia 1,7 juta ton, Jepang 1,4 juta ton, Filipina 0,7 juta ton, Thailand 0,7 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara. Dari kinerja keuangan, penjualan bersih ITMG tercatat sebesar US$676 juta pada paruh pertama 2021, sedangkan marjin laba kotor naik 18 persen dari paruh pertama tahun lalu menjadi 34 persen. Kenaikan harga jual rata-rata yang signifikan ditambah kontrol biaya yang disiplin telah menghasilkan arus kas yang kuat terhadap perusahaan. (Source: Bisnis.com)