Daily News 23/09
September 23, 2021 No. 2046
[INDY] - Rambah Tambang Emas, Anak Usaha Indika Energy (INDY) Siap Produksi 2024 Emiten tambang batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) melebarkan sayap ke usaha tambang emas, setelah mengambil alih seluruh saham perusahaan tambang asal Australia Nusantara Resources Limited (NUS). Adapun, emiten berkode saham INDY tersebut menargetkan proyek tambang emas dengan nama Awak Mas tersebut bisa mulai produksi pada 2024 mendatang dengan output sekitar 100.000 ons emas per tahun. Sebelumnya, pada Juni 2021, INDY resmi menandatangani perjanjian akta pelaksanaan, alias Implementation Deed untuk pengambilalihan seluruh saham perusahaan tambang asal Australia, Nusantara Resources Limited (NUS). “Transaksi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk menambah kepemilikan d NUS sebagai salah satu strategi diversifikasi perseroan,” papar Sekretaris Perusahaan INDY Adi Pramono dalam keterbukaan informasi, Senin (28/6/2021). NUS sendiri sebelumnya merupakan mitra patungan dengan INDY untuk membentuk perusahaan Joint Venture (JV) PT Masmindo Dwi Area, yang pemegang proyek tambang emas Awak Mas dengan pusat aktivitas di kawasan Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Tak kurang dari 75 persen saham PT Masmindo dimiliki NUS, sedangkan 25 persen adalah milik INDY. Namun, dengan adanya rencana akuisisi NUS oleh INDY, bisa dipastikan keberlangsungan proyek Awak Mas sepenuhnya berada di bawah kendali INDY. (Source: Bisnis.com) [WIKA] - WIKA Optimistis Target Kontrak Baru Rp35 Triliun Tercapai Tahun Ini Emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. optimistis target nilai kontrak baru setelah direvisi senilai Rp35 triliun bakal tercapai jelang akhir tahun. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menjelaskan saat ini perseroan masih mengikuti beberapa tender yang nilainya mencapai Rp25 triliun. Hingga semester I/2021, emiten dengan kode saham WIKA ini telah mengamankan kontrak baru senilai Rp10,5 triliun. Mahendra melanjutkan, apabila kondisi makin kondusif ke depannya dari sisi penanganan pandemi, tender-tender tersebut dapat segera dirilis dan dapat diperoleh perseroan maksimal pada Oktober 2021. Dengan demikian, WIKA optimistis target kontrak baru setelah ditinjau ulang pada kisaran Rp35 triliun tahun ini dapat dicapai. Namun, apabila penerimaan tender tidak sesuai rencana atau molor dari bulan depan, perseroan tetap menyambut baik karena kontrak tersebut akan menjadi modal order book yang diproduksi pada 2022. Adapun, optimisme WIKA muncul seiring dengan melandainya kasus Covid-19 yang sempat melonjak lagi pada Juli-Agustus 2021. Dengan adanya program vaksinasi yang masif dan meluas, Mahendra mengatakan pasar konstruksi dalam negeri juga berangsur akan pulih. Sementara untuk pasar konstruksi internasional, saat ini WIKA masih memasang kuda-kuda yang lebih hati-hati. Mahendra menyebut perkembangan pandemi di negara lain menjadi parameter tingkat kondusivitas suatu negara yang termasuk aktivitas perekonomian dan pasar konstruksinya. Sebelumnya, Fitch Ratings menjelaskan hampir seluruh perusahaan kontraktor pelat merah di Indonesia berada di posisi yang menguntungkan dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi. (Source: Bisnis.com) [NFCX] - NFC Indonesia (NFCX) Bidik Bisnis Kendaraan Listrik PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) berupaya melakukan pengembangan bisnis kendaraan listrik (EV) dan baterei EV untuk meningkatkan kinerja paruh kedua tahun ini. Abraham Theofilus, Direktur Utama NFC Indonesia mengatakan ada beberapa strategi yang diusung pada semester kedua tahun ini. Misalnya seperti pengembangan bisnis kendaraan serta baterai listrik Perseroan, lanjutnya, juga akan memperkuat jaringan ritel yang dimiliki dengan layanan logistik dan kendaraan listrik. Di luar itu, emiten teknologi itu juga akan melakukan ekspansi. Abraham mengatakan perseroan juga membidik pengembagan platform digital entertainment berkolaborasi dengan Bumilangit. Termasuk platform komik digital dan game digital. Dia menambahkan perseroam akan berekspansi ke pasar mancanegara, bermitra dengan SmartRetail Group. Baru-baru ini perseroan juga menyuntikkan modal kepada PT Energi Selalu Baru (ESB). Abraham mengatakan tujuan utama NFCX berinvestasi di ESB karena potensi pasar motor di Indonesia yang sangat besar mencapai lebih dari 130 juta unit. Dia mengatakan perseroan memiliki tanggung jawab sosial dalam mendukung program pemerintah dalam menanggulangi polusi dan efisiensi energi. Pasalnya, pemerintahan Presiden Jokowi menargetkan produksi kendaraan listrik (EV) nasional mencapai 2,2 juta unit pada tahun 2025. Terdiri dari 400.000 unit untuk roda 4 dan 1,8 juta unit untuk roda 2. (Source: Bisnis.com)