Daily News 13/10

October 13, 2021 No. 2061
[BBRI] - BRI Berpotensi Kembali Menjadi Bank Beraset Terbesar Pasca Rights Issue
Kesuksesan rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan menghimpun dana  Rp 95,9 triliun akan berdampak besar terhadap pertumbuhan aset perseroan. Bergabungnya Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) berpotensi membawanya kembali meraih posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air. Seperti diketahui, BRI berhasil meraih dana tunai sebesar Rp 41,2 triliun dari pemegang saham publik lewat rights issue dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi). Sedangkan Rp 54,7 triliun didapat dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dengan meng-inbrengkan Pegadaian dan PNM. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, BRI tercatat memiliki aset Rp 1.450,9 triliun atau masih tumbuh 4,6% secara year on year (YoY). PNM mempunyai aset Rp 38,15 triliun dan Pegadaian Rp 67,8 triliun. Sehingga total aset ketiga entitas ini mencapai Rp 1.556,86 triliun. Sementara Bank Mandiri memiliki aset sebesar Rp 1.580,5 triliun pada periode yang sama, meningkat 16,26% YoY. Bank ini mendapat limpahan aset dari hasil merger bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang keungannya di konsolidasikan ke perseroan. Itu yang membuatnya berhasil menyaingi BRI yang sebelumnya selalu jawara dari sisi aset. Mengacu pada posisi Juni tersebut, selisih total aset Holding UMi dengan Bank Mandiri hanya Rp 23,6 triliun. Namun, jika melihat kesuksesan rights issue BRI maka peta aset perbankan bisa  berubah lagi. Dengan adanya tambahan modal BRI maka akan berdampak pada penambahan asetnya. Aset BRI bisa menjadi yang terbesar di Indonesia karena ada tambahan gabungan dari aset Pegadaian dan PNM. (Source: Kontan.com)

[PTRO] - Grup Indika Petrosea (PTRO) Raih Kontrak Tambang Rp3,6 Triliun!
JAKARTA - Emiten energi grup Indika, PT Petrosea Tbk. (PTRO) mendapatkan kontrak baru pertambangan bersama anak usahanya senilai US$265 juta atau setara Rp3,6 triliun dengan estimasi kurs Rp14.200 per dolar AS. Corporate Secretary Petrosea Anto Broto mengungkapkan perolehan kontrak baru ini terjadi pada Minggu (10/10/2021) antara perseroan sebagai manajemen proyek dan PT Karya Bhumi Lestasi sebagai kontraktor yang merupakan anak usaha 100 persen dan menjadi pihak yang mendapatkan kontrak. Adapun, kerja sama tersebut dilakukan dengan PT Hardaya Mining Energy dan PT Central Cipta Murdaya sebagai klien dan pemberi jaminan pembayaran atas kewajiban pembayaran kepada perseroan dan anak usahanya. Jenis kontrak merupakan perjanjian jasa pertambangan dan perjanjian rental peralatan dengan nilai kontrak US$265 juta dalam jangka waktu 4 tahun. Lebih lanjut, kontrak yang senilai Rp3,6 triliun ini akan memberikan tambahan pendapatan dan memperkuat kondisi keuangan perseroan. Emiten yang 15 persen sahamnya dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong itu mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,76 juta pada semester pertama 2021, meningkat 29,8 persen dibandingkan dengan US$ 9,06 juta pada tahun sebelumnya. Sementara itu, total pendapatan perusahaan juga meningkat 9,89 persen menjadi US$ 193,30 juta dari US$ 175,90 juta pada periode yang sama tahun 2020. Kenaikan laba PTRO sebagian besar dicapai melalui peningkatan kegiatan operasional di lini bisnis Kontrak Pertambangan, dimana total volume overburden removal meningkat 26,82 persen yoy menjadi 58,02 juta dan coal productionmeningkat 25,49 persen yoy menjadi 15,95 juta ton. (Source: Bisnis.com)

[INDY] - Indika Energy (INDY) Sebut Ekspor Batubara ke China Prospektif
Indika Energy Tbk (INDY) melihat pasar ekspor batubara tahun ini akan paling prospektif ke China. Pasar yang paling prospektif adalah China, di mana pemintaan batubara dari negara tersebut meningkat, disebabkan oleh produksi nasional yang menurun dan pembangkit listrik tenaga air mereka yang terkendala akibat kekeringan. Melansir laporan tahunan 2020, di tahun lalu INDY merealisasikan penjualan ekspor ke China sebanyak 11,5 juta ton  atau 34,7% dari total penjualan. Volume penjualan ke China paling besar dibandingkan ke negara tujuan ekspor lainnya.  Masih melansir laporan yang sama, ekspor INDY ke India sebesar 3 juta ton, Malaysia 2,1 juta ton, dan sisanya dari negara lain seperti Korea, Filipina, Jepang, Taiwan, Singapura, dan lainnya. Di sepanjang paruh pertama tahun ini pula, INDY mencatatkan kenaikan pendapatan dari penjualan ke pelanggan luar negeri.  Melansir laporan keuangan INDY di semester I 2021, produsen batubara ini mencatatkan penjualan batubara ke pelanggan luar negeri sebesar US$ 740,24 juta atau tumbuh 32,8% yoy dari yang sebelumnya US$ 557,73 juta di semester I 2020.  Kendati melihat pasar China yang prospektif, Ricky mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan domestik dan patuh pada peraturan DMO oleh pemerintah.  Di semester I 2021, penjualan batubara ke dalam negeri US$ 292,92 juta atau tumbuh 23% yoy dari US$ 237,80 juta di periode yang sama di tahun lalu.  Secara keseluruhan, penjualan INDY pada paruh pertama tahun ini senilai US$ 1,28 miliar atau tumbuh 14,08% yoy dari sebelumnya US$ 1,13 miliar di semester I 2020. (Source: Kontan)