Daily News 21/10

October 21, 2021 No. 2066
[ERAA] - Bentuk JV, Erajaya (ERAA) Buka Gerai Pertama Paris Baguette November 2021
PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) melalui anak usahanya Erajaya Food & Nourishment (EFN) dan Paris Baguette (PB) secara resmi mengumumkan pembentukan perusahaan patungan. Aksi korporasi ini dilakukan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama joint venture (JV) antara Gabrielle Halim dari EFN dan Jin-Soo Hur dari PB. Melalui kerjasama ini, Paris Baguette sebagai fast-casual bakery populer dari Korea Selatan yang terkenal dengan kue, roti dan cake yang inovatif dan berkualitas, resmi memasuki pasar Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai basis ke empat Paris Baguette di Asia Tenggara. CEO of Erajaya Food and Nourishment Gabrielle Halim mengatakan, masuknya Paris Baguette ke Indonesia membawa angin segar ke industri F&B. Dengan menghadirkan konsep kuliner yang berbeda dan koleksi makanan lezat yang dibuat dengan bahan-bahan premium, akan memuaskan cita rasa pengagumnya. Sebagai informasi, outlet Paris Baguette yang pertama di Indonesia ditargetkan dibuka pada November 2021 di Jakarta, dan akan dioperasikan oleh anak perusahaan EFN, Era Boga Patiserindo. Vice President Paris Baguette SEA, SPC Group Hana Lee menuturkan, pihaknya senang dapat bekerja sama dengan Erajaya Food & Nourishment, yang memiliki visi yang sama yaitu membuat dunia yang lebih menyenangkan melalui produk yang inovatif dan kepemimpinan berintegritas. (Source: Bisnis.com)

[INTP] - Volume Penjualan Indocement (INTP) Diperkirakan Naik 3,5 Persen Tahun Ini
Penjualan semen nasional masih menunjukkan perbaikan hingga kuartal III tahun ini. Konsumsi semen September tercatat mencapai 6,43 juta ton atau naik 4,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Meningkatnya volume penjualan semen secara nasional membuat analis optimistis pertumbuhan juga akan berdampak ke kinerja emiten semen. Salah satunya yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP). Pihak INTP memperkirakan rata-rata penjualan semen bulanan INTP pada kuartal IV/2021 mencapai 1,60 juta ton. Hal ini sejalan dengan rata-rata penjualan semen dalam tiga tahun terakhir. (Source: Bisnis.com)

[GIAA] - Diterpa Isu Pailit, Restrukturisasi Utang Garuda Indonesia (GIAA) Berjalan Lamban?
Proses restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tampaknya memakan waktu yang cukup lama di tengah isu rencana pemerintah mempailitkan perusahaan penerbangan pelat merah tersebut. Sebagai informasi, dari 32 lessor yang memberikan kredit dan penyewaan pesawat kepada PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), seluruhnya masih dalam proses negosiasi sampai saat ini. Belum ada informasi resmi yang diterima perseroan berkenaan dengan opsi tindak lanjut pemulihan kinerja Perseroan yang saat ini berkembang di media massa termasuk rencana mempailitkan perseroan oleh Kementerian BUMN. Emiten berkode GIAA ini optimistis dengan sinyal positif proyeksi industri penerbangan nasional di tengah situasi pandemi Covid-19 yang mulai terkendali serta dibukanya sektor pariwisata unggulan Indonesia. Manajemen GIAA juga menegaskan diskusi yang dilakukan antara pemerintah melalui Kementerian BUMN sebagai pemegang saham pengendali dengan Perseroan saat ini adalah berkaitan dengan rencana restrukturisasi yang akan dilaksanakan. Proses restrukturisasi keuangan, yang didalamnya meliputi restrukturisasi utang yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh beberapa konsultan pendamping, sampai dengan saat ini prosesnya masih terus berlanjut dan merupakan fokus utama Perseroan. Sebelumnya, beredar informasi Kementerian Negara BUMN membuka opsi mempailitkan Garuda Indonesia (GIAA) yang merugi US$2,44 miliar. Tindakan tersebut dilakukan bila proses restrukturisasi utang dengan kreditur menemui jalan buntu. Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, negosiasi restrukturisasi utang GIAA dilakukan dengan seluruh lender, lessor pesawat, hingga pemegang sukuk global. Negosiasi moratorium utang dan restrukturisasi kredit dilakukan tiga konsultan yang ditunjuk Kementerian Negara BUMN. (Source: Bisnis.com)