Daily News 22/10

October 22, 2021 No. 2067
[BBCA] - Ditopang Pertumbuhan DPK, Aset Bank BCA Capai Rp 1.169,3 Triliun per September 2021
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021. Nilai aset BCA pun makin membesar.  Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, total aset BCA tumbuh 16,5% yoy menjadi Rp 1.169,3 triliun per September 2021. Kenaikan itu berkat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). DPK BCA didominasi dana-dana murah (CASA) yang meningkat 21,0% yoy menjadi Rp 721,8 triliun per September 2021. Deposito juga meningkat 9,7% yoy menjadi Rp 201,9 triliun. Jahja mengatakan, pertumbuhan CASA ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah. Per September 2021, CASA berkontribusi hingga 78,1% dari total DPK BCA. Seiring pertumbuhan likuiditas serta kinerja kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (NIM) sebesar 3,3% yoy menjadi Rp 42,2 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan non bunga tercatat Rp 15,5 triliun, atau tumbuh 2,4% yoy. Kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2% YoY menjadi Rp 10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional BCA tercatat Rp 57,6 triliun atau naik 3,1% yoy. Sementara itu, laba bersih tumbuh 15,8% yoy menjadi Rp 23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di level 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) mencapai  3,5%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 18,7%. (Source: Kontan)

[DCII] - Mengintip PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur, Proyek Grup Salim-DCII
Proyek kerja sama strategis pertama antara Grup Salim dan PT DCI Indonesia Tbk. (DCI) dalam pengembangan kompleks data center park bernama H2 sudah rampung. Gedung H2-01 yang dibangun sejak kuartal IV/2020 ini telah berstatus siap beroperasi dan menjadi bagian dari fasilitas data center hyperscale terbesar di Indonesia. Acara soft opening gedung H2-01 dihadiri oleh Executive Director Salim Group Axton Salim, President Director DCII Toto Sugiri, dan Director PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur (DISM) Ricky Garyati pada Kamis (21/10/2021). Adapun, H2 Data Center yang dikelola PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur didirikan pada tahun 2020 dan berkantor pusat di Jakarta. Sekilas, nama DISM mengingatkan kepada nama entitas perusahaan Grup Salim di bidang consumer goods, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF). Sementara itu, pembangunan gedung data center berada di kawasan Pertiwi Lestari Industrial Estate, Karawang dengan total luas area sebesar 86 hektar. Gedung data center yang dinamai H2-01 didirikan setinggi 10 lantai, 6 lantai di antaranya merupakan data hall dengan total kapasitas sebesar 3.000 rack dan total daya listrik sebesar 15 MW. Executive Director Salim Group Axton Salim mengatakan tingkat kebutuhan data center di Indonesia meningkat drastis dalam 2 tahun terakhir. Menurutnya digitalisasi terus berkembang pesat dengan adaptasi komputasi awan yang terus meningkat. Kompleks hyperscale data center H2 dibangun dengan latar belakang tersebut dengan prinsip eco-sustainable, dimana kami akan memasang solar panel power sebagai salah satu sumber listrik di kawasan data center. Menurutnya H2 didesain dengan standar internasional untuk menjadi salah satu pemain global. Axton mengklaim data center itu dioperasikan dengan menggunakan energi terbarukan dari solar panel farm di area yang sama sehingga lebih ramah lingkungan. H2 dan Grup Salim telah berkomitmen untuk memastikan skalabilitas layanan selalu terjaga dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini H2 telah mengandeng tiga provider jaringan yaitu Indonet, Matrix NAP Info, dan TransIndonesia Network. (Source: Bisnis.com)

[UNVR] - Unilever (UNVR) Raih Pendapatan Rp30 Triliun per Kuartal III/2021, Turun 7,4 Persen
Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. mencatatkan penurunan penjualan dan laba pada periode sembilan bulan pertama 2021. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham UNVR ini membukukan pendapatan senilai Rp30,02 triliun atau turun 7,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp32,45 triliun. Dilihat dari kontributornya, penjualan makanan dan minuman mengalami kenaikan 6,20 persen menjadi Rp9,48 triliun dari sebelumnya Rp8,93 triliun. Namun, penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih terkontraksi 12,94 persen menjadi Rp19,23 triliun dari sebelumnya Rp22,09 triliun. Selanjutnya laba UNVR tercatat senilai Rp4,37 triliun per akhir kuartal III/2021 atau turun 19,48 persen dibandingkan Rp5,43 triliun per kuartal III/2020. Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan periode kuartal III/2021 masih menantang akibat gelombang II kasus Covid-19 mengakibatkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai wilayah di Indonesia. Selain tantangan dari sisi pandemi, Ira juga menyampaikan kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut turut memengaruhi biaya produksi perseroan. Adapun, kenaikan biaya produk yang disebabkan kenaikan harga komoditas disebut Ira tak dapat langsung dibarengi dengan kenaikan harga jual produk Unilever karena mempertimbangkan daya beli masyarakat yang masih rendah selama pandemi. Namun demikian, UNVR telah menyiapkan strategi untuk 2022 yang dapat menjawab tantangan tersebut. Ira mengatakan strategi itu merupakan turun dari strategi jangka panjang 2025 yang terdiri dari lima strategi. Pertama, memperkuat dan membuka potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan dan menstimulasi konsumsi konsumen. Kedua, memperluas dan memperkaya portofolio ke value dan premium segmen. Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce). Keempat, memimpin di digital & data driven capabilities, dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan. Meski demikian, UNVR optimis bahwa dengan strategi yang dijalankan, perseroan sudah di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Ira berharap bahwa situasi akan terus membaik, perekonomian Indonesia akan kembali bangkit, demikian pula halnya dengan perseroan. (Source: Bisnis.com)