Daily News 27/02

February 27, 2012 No. 207
AUTO - Kinerja 2011

PT Astra Otoparts (AUTO) mencatat pendapatan Rp 7.36 Triliun, naik 17.7%Yoy Vs Rp 6.26 Triliun pada tahun 2010. Namun, AUTO menanggung kenaikkan beban usaha. Beban penjualan naik 36.5% Yoy menjadi Rp 294.84 Miliar dan beban bunga pun naik 98.7% Yoy menjadi Rp 55.55 Miliar. Kondisi ini menyebabkan penurunan laba bersih AUTO sebesar 12.3%. Pada 2011, AUTO mencatat laba bersih Rp 1 Triliun Vs Rp 1.14 Triliun pada tahun 2010.
BYAN - Proyek batubara
PT Bayan Resources (BYAN) tengah mengkaji kemungkinan mundur dari proyek Kaltim Supacoal karena prospek bisnis dinilai tidak menjanjikan. BYAN memiliki 49% saham Kaltim Supacoal dan sisanya dimiliki oleh White Energy (Australia). Sementara itu BYAN berencana meningkatkan kualitas batubara dari 4,000 Kcal/Kg menjadi 6,000 Kcal/Kg untuk beberapa produknya. BYAN telah berhasil mendapat kontrak pasokan batubara sebanyak 10 juta ton untuk periode 10 tahun dari Thermal Powertech Corporation (India). Harga jual dalam kontrak pasokan batubara tersebut akan dikaji setiap tahun.
DSSA - Potensi menguasai 31% FREN
PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) telah membeli Obligasi Wajib Konversi (OWK) senilai Rp 1 Triliun. Surat utang yang dibeli DSSA termasuk OWK yang direstrukturisasi PT Smartfren Telecom (FREN) yang nilai totalnya Rp 4.6 Triliun sehingga DSSA berpotensi menguasai sekitar 30%-31% saham FREN, jika mengonversi OWK tersebut. Dengan catatan, pemegang OWK lain tidak mengonversi OWK yang mereka miliki. Selain DSSA, Pemegang OWK FREN adalah PT Sejahtera Puramas senilai Rp 1.3 Trilun dan terdaftar sebagai pemilik opsi OWK sebesar Rp 2.3 Triliun yang belum diterbitkan. Jika, Sejahtera Puramas mengonversi OWK menjadi saham, maka kepemilikan saham DSSA di FREN tergerus menjadi 15%.
UNTR - Kinerja 2011
PT United Tractors (UNTR) membukukan kenaikan laba bersih 2011 sebesar 49.3%Yoy menjadi Rp 5.86 Triliun Vs Rp 3.92 Triliun pada 2010 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bersih sebesar 47.5%Yoy menjadi Rp 55.05 Triliun tahun lalu. Pendapatan divisi alat berat tercatat naik 57%Yoy menjadi Rp 27.2 Triliun, memberi kontribusi 49.4% terhadap total penjualan. Divisi kontraktor pertambangan memberi kontribusi 40.7% terhadap total pendapatan, naik 32%Yoy sedangkan divisi pertambangan batubara memberi kontribusi 9.9% terhadap pendapatan, naik 74%Yoy.