Daily News 28/02
February 28, 2012 No. 208
ASII - Kinerja 2011 dan rencana stock split
PT Astra International (ASII) membukukan kenaikan laba bersih 2011 sebesar 23.8%Yoy menjadi Rp 17.78 Triliun Vs Rp 14.37 Triliun pada 2010 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bersih sebesar 26%Yoy menjadi Rp 162.56 Triliun tahun lalu. Manajemen mengusulkan pembagian dividen final 2011 sebesar Rp 1,380 per lembar saham dalam RUPS April 2012. Dengan pembagian dividen interim senilai Rp 600 per lembar, maka total dividen tahun buku 2011 berjumlah Rp 1,980 per lembar (Rp 1,600 per lembar pada 2010 lalu). Sementara itu manajemen mengumumkan rencana stocksplit 1:10 yang juga menunggu keputusan RUPSLB pada April atau Mei 2012.
BNBR - Divestasi anak usaha
PT Bakrie & Brothers (BNBR) berencana melakukan divestasi anak usaha yang bergerak pada sektor pabrikasi pipa baja yaitu Bakrie Pipe Industries (BPI) dan South East Asia Pipe Industries (SEAPI). Menurut BNBR, nilai jual BPI berkisar US$ 85 Juta hingga US$ 90 Juta sedangkan harga divestasi SEAPI diperkirakan mencapai sekitar US$ 45 Juta. Jika dijumlah, nilai divestasi kedua anak usaha tersebut mencapai Rp 2.1 Triliun. Pada pertengahan tahun ini, manajemen BNBR menargetkan sudah bisa menjual salah satu dari dua anak usahanya. Sekitar 60% dana hasil divestasi akan digunakan untuk mendanai infrastructure fund dan sisanya untuk pembayaran utang.
BRAU - Tingkatkan Capex
PT Berau Coal Energy (BRAU) berencana meningkatkan total capex sampai 2014 dari US$ 450-475 Juta menjadi US$ 691 Juta. Capex tersebut akan digunakan untuk penambahan conveyor belt dan pembangkit tenaga listrik. BRAU menargetkan peningkatan produksi batubara menjadi 23 juta ton atau tumbuh 5% pada tahun ini dan tahun 2014 dapat mencapai 33 juta ton.
SIMM - Debt-to-Equity swap
PT Surya Intrindo Makmur (SIMM) berencana mengkonversi utang senilai Rp 110 Miliar kepada pemegang saham Utama, PT Inovasi Abadi Investindo, melalui mekanisme non-preemptive rights. Proses eksekusi debt-to-equity berpotensi mendilusi kepemilikan saham publik dari 30% menjadi 17.21%. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB 29 Februari yang juga mengagendakan rencana persetujuan akuisisi 60% saham PT Bangun Sarana Jaya (BSJ), perusahaan property yang masih terafiliasi. Melalui BSJ, SIMM berencana membangun 128 unit ruko dengan luas 59 M² - 117 M² per kaveling tahun ini yang diperkirakan selesai dalam 3 tahun.
TELE - Tingkatkan modal anak usaha
PT Tiphone Mobile Indonesia (TELE) menambah modal dasar dan modal disetor kepada anak usaha, PT Telesindo Shop, senilai Rp 800 Miliar. Dengan penambahan ini, jumlah modal dasar Telesindo bertambah menjadi Rp 1 Triliun dari sebelumnya sebesar Rp 200 Miliar. TELE juga menambah modal disetor sebesar Rp 360 Miliar sehingga total modal disetor Telesindo naik dari Rp 100 Miliar menjadi Rp 460 Miliar. Penambahan modal dasar merubah komposisi kepemilikan TELE di Telesindo menjadi 459,950 saham dari sebelumnya 99.950 saham sedangkan penambahan modal disetor untuk melunasi utang Rp 360 Miliar Telesindo kepada Bank DBS yang harus dilunasi pada 23 maret 2012.