Daily News 10/11

November 10, 2021 No. 2080
[BUKA] - Bukalapak Private Placement via MESOP Rp 4 T
Emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), berencana menambah modal dengan skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Aksi korporasi ini dilakukan melalui program kepemilikan saham manajemen dan karyawan atau Management and Employee Stock Option Program (MESOP) senilai Rp 3,96 triliun. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 3 tahun 2014, disebutkan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan adalah program penawaran kepada karyawan untuk memiliki saham atau opsi yang mengandung hak untuk memperoleh saham, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen Bukalapak, pelaksanaan MESOP akan dimulai pada 15 November 2021 sampai dengan 24 Desember 2021. Jumlah saham yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 783 per saham, atau lebih rendah dari harga penawaran umum perdana saham perseroan yang sebelumnya Rp 850 per saham. Program MESOP yang ditawarkan ini harganya lebih tinggi dari harga pasar Bukalapak bila mengacu pada pergerakan rata-rata harga saham perseroan di rentang Rp 670 sampai dengan Rp 690 per saham. Harga ini juga di atas harga pasar saat ini, Selasa (9/11), pada sesi I, di level Rp 685/saham. Sebagai informasi, mengacu laporan kinerja perusahaan sampai dengan 30 Juni 2021, perseroan membukukan kerugian bersih senilai Rp 766,24 miliar dengan arus kas minus Rp 750,86 miliar. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 863,62 miliar dengan total aset per 30 Juni 2021 mencapai Rp 4,04 triliun. Hal ini terdiri dari liabilitas Rp 1,03 triliun dan ekuitas Rp 3,01 triliun. (Source: CNBC Indonesia)

[AMRT] - Sumber Alfaria (AMRT) Yakin Bisa Penuhi Target Bisnis Sampai Akhir 2021
Emiten konsumer eceran PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis hingga akhir tahun. Pihaknya juga optimis pembukaan gerai sebanyak 500-750 gerai akan tercapai hingga 2021.  Corporate Affairs Director AMRT Solihin mengungkapkan pihaknya sampai dengan saat ini telah membuka sebanyak 700 gerai. Pembukaan tersebut berfokus di area luar pulau Jawa yakni Indonesia bagian Timur, seperti Flores dan Papua Barat.  “Hingga saat ini kami sudah membuka 700 gerai dan total keseluruhan gerai yang beroperasi sebanyak 16.000 gerai,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/11).  Untuk itu, ia pun optimistis prospek bisnis tersebut masih akan menjanjikan ke depannya, sebab meski adanya pandemi Covid-19, perkembangan bisnis AMRT masih on track.  Adapun untuk mendukung langkah pencapaian target penjualan, AMRT tengah melakukan strategi bisnis berupa program promo atau penawaran seputar barang primer kebutuhan sehari-hari terutama produk yang  masyarakat dahulukan untuk dipenuhi pada masa pandemi Covid-19. Pihaknya juga berupaya untuk menyempurnakan aplikasi Alfagift untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi promo, membership dan layanan antar barang belanja langsung ke rumah.  Sementara, mengenai belanja modal atau capex, sampai dengan Juni 2021 realisasi belanja modal yang sudah digunakan adalah sebesar Rp 1,4 triliun dari alokasinya sebesar Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun. (Source: Kontan)

[KIJA] - Kuartal III/2021: Penjualan Tanah Masih Sepi, Pendapatan Jababeka (KIJA) Turun
Emiten pengembang lahan industri PT Jababeka Tbk. mengumumkan penurunan penjualan pada akhir kuartal III/2021 walaupun rugi bersih menyusut. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham KIJA tersebut membukukan penjualan dan pendapatan jasa senilai Rp1,65 triliun. Realisasi itu lebih rendah 9,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,82 triliun. Namun, penurunan rugi selisih kurs sebesar Rp75,8 miliar membantu mengurangi rugi bersih perseroan menjadi Rp179,23 miliar dari sebelumnya Rp266 miliar. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA hingga kuartal III/2021 tercatat sebesar 38 persen, turun 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya EBITDA tercatat sebesar Rp448 miliar pada akhir kuartal III/2021 atau turun dibandingkan Rp609,5 miliar pada tahun sebelumnya. Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menjelaskan penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen properti dan pengembangan lahan. Adapun, segmen ini mengalami penurunan sebesar 35 persen menjadi Rp644,5 miliar pada periode Januari - September 2021 dari Rp997,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Dari penjualan KIJA, hanya penjualan tanah dan rumah yang menguat sebesar 72,52 persen menjadi Rp115,68 miliar pada periode Januari - September 2021. Sedangkan penjualan tanah matang turun 53,85 persen menjadi Rp322,92 miliar, penjualan ruang perkantoran dan ruko turun 2,64 persen menjadi Rp69,15 miliar. (Source: Bisnis.com)