Daily News 12/11
November 12, 2021 No. 2082
[AKRA] - AKRA bakal stock split dengan rasio 1:5 PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengumumkan pemberitahuan penyelenggaraan RUPSLB pada tanggal 20 Desember 2021 dalam rangka menyetujui pemecahan saham (stock split) AKRA dengan perbandingan 1:5. Direksi AKRA dalam rapat yang diadakan pada tanggal 25 Oktober 2021 menyetujui usulan stock split yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui Stock Split ini, harga saham AKRA akan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel, yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham Perseroan. Partisipasi investor ritel di pasar saham Indonesia dan regional telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir dengan banyaknya investor dari generasi muda dan milenial yang berinvestasi di saham-saham IDX30 dan LQ45. Direksi AKRA melihat tren yang positif untuk perkembangan pasar saham. Nilai nominal saham AKRA akan menjadi Rp 20 per saham dari nilai nominal saat ini sebesar Rp 100 per saham. Presiden Direktur AKRA, Haryanto Adikoesoemo mengatakan, sebagai konstituen LQ45 dan IDXESG Leader Index, PT AKR Corporindo Tbk yang telah memberikan kinerja yang konsisten selama 3 tahun terakhir, akan menarik bagi investor ritel. Usulan untuk stock split akan meningkatkan likuiditas AKRA dan meningkatkan kepemilikan saham di antara komunitas investor. Selama sembilan bulan kemarin, AKRA mencatatkan pertumbuhan laba bersih 20% YoY menjadi Rp 797 miliar. Nilai itu melanjutkan pertumbuhan 30% di laporan keuangan tahun 2020. Sebagai distributor bahan baku dan bahan bakar esensial, AKRA mendistribusikan produk kepada pelanggan di seluruh Indonesia tanpa gangguan selama pandemi didukung oleh logistik & infrastruktur supply chain yang luas serta IoT yang optimal. (Source: Kontan) [TINS] - Laba Timah (TINS) Melesat di Sembilan Bulan Pertama Tahun Ini PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kinerja bottom line ciamik di sembilan bulan pertama tahun ini. Sepanjang Januari-September 2021 lalu, TINS membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar alias laba bersih sebesar Rp 611,98 miliar berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan. Di periode yang sama tahun lalu, TINS mencatatkan rugi bersih Rp 255,15 miliar. Kinerja moncer TINS pada sisi bottom line didapat ketika TINS mencatatkan penurunan pendapatan. Tercatat, pendapatan usaha TINS menyusut 18,72% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari semula Rp 11,93 triliun pada Januari-September 2020 menjadi Rp 9,69 triliun di Januari-September 2021. Dalam siaran persnya, Corporate Secretary TINS, Abdullah Umar menyampaikan bahwa realisasi produksi bijih timah TINS menurun, yakni berjumlah 17.929 ton. Angka tersebut menyusut 48% bila dibandingkan dengan realisasi produksi Januari-September tahun lalu yang mencapai 34.614 ton. Berbanding lurus dengan produksi bijih timah yang turun, produksi logam timah TINS juga ikut menyusut 48% yoy dari semula 37.588 metrik ton pada Januari-September 2020 menjadi 19.059 metrik ton di Januari-September 2021. Praktis, volume penjualan logam timah TINS ikut turun sebesar 58% yoy dari semula 45.548 metrik ton pada Januari-September 2020 menjadi 19.059 metrik ton di Januari-September 2021. Meski begitu, TINS mencatatkan kenaikan harga jual rerata logam timah. Kenaikannya mencapai 79% dari semula US$ 16.832 per metrik ton pada Januari-September 2020 menjadi US$ 30.158 per metrik ton. Di sisi lain, TINS juga mencatatkan penurunan pada sejumlah pos beban. Mengutip laporan keuangan interim perusahaan, beban pokok pendapatan TINS mengalami penurunan 31,37% yoy dari Rp 11,22 triliun di Januari-September 2020 menjadi Rp 7,70 triliun pada Januari-September 2021. Berikutnya, beban keuangan TINS juga turun 48,09%yoy dari Rp 533,11 miliar di Januari-September 2020 menjadi Rp 276,72 miliar pada Januari-September 2021. Sedikit informasi, sampai dengan September 2021 Asia masih menjadi destinasi utama ekspor timah TINS dengan kontribusi 53%, disusul Eropa 31% dan Amerika 11%. Adapun 5 besar negara destinasi ekspor timah TINS secara berurutan adalah Korea Selatan 18%, Belanda 17%, Jepang 16%, Amerika Serikat 11% dan Italia 6%. (Source: Kontan) [TLKM] - Bos Telkom Arahkan Mitratel Pacu Bisnis Menara dan Fiber Optik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menargetkan anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel untuk mengembangkan bisnis menara dan fiber optik. Direktur Utama Telkom Indonesia (Persero) Ririek Adriansyah menjelaskan rencana ke depan Mitratel akan mengembangkan bisnisnya yang paling mendasar dengan menambah menara di berbagai daerah baik membangun tower maupun akuisisi menara. Di sisi lain, menyambut era 5G selain membutuh menara lebih banyak, industri akan membutuhkan mini pool di kota-kota yang tidak mungkin lagi dibangun menara baru. Mitratel akan menyiapkan kebutuhan mini pool tersebut. Menurutnya, salah satu karakter teknologi 5G adalah distributif jadi konten itu atau kemampuan commuting harus sedekat mungkin dengan pengguna akhir dalam hal ini pelanggan seluler. Mitratel akan menyiapkan area commuting yang akan jadi sumber-sumber pertumbuhan Mitratel ke depan. Sementara itu, Mitratel menargetkan dalam 5 tahun ke depan dapat meningkatkan tenancy ratio atau rasio keterisian operator seluler di menaranya menjadi 1,95x. Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan saat ini memang tenancy ratio Mitratel terhitung masih rendah dibandingkan dengan pesaing lainnya di bisnis menara di angka 1,57x. Namun, hal ini akibat dari pembelian menara terbaru yang cukup tinggi. (Source: Bisnis.com)