Daily News 16/11

November 16, 2021 No. 2084
[WSKT] - Harga Rights Issue Waskita Karya (WSKT) Mengacu Harga Historis dan Konsensus Analis
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah memperoleh penjaminan pemerintah untuk fasilitas modal kerja sindikasi. Dalam waktu dekat ini, pemerintah juga sedang melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada perseroan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan PT Waskita Karya (Persero) Tbk Taufik Hendra Kusuma mengatakan, penerbitan PP PMN diperkirakan terlaksana di akhir November 2021. Harga pelaksanaan rights issue akan ditetapkan oleh Menteri BUMN setelah mendapatkan usulan dari Tim Privatisasi Kementerian BUMN dan Joint Lead Arranger (JLA). Ia menyebut, saat ini perusahaan sedang berdiskusi intensif dengan Kementerian BUMN dan JLA terkait usulan harga pelaksanaan rights issue. Pada kesempatan lainnya, WSKT juga telah melakukan penandatanganan Momerandum of Understanding (MOU) bersama Amoco Construction Group untuk proyek konstruksi di Sudan Selatan. Proyek ini merupakan salah satu proyek potensial yang akan dikerjakan konstruksinya dan melibatkan hubungan G2G antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Sudan Selatan. Selain proyek Sudan Selatan, Waskita juga telah menandatangani MoU dengan Binladin Contracting Group ? UAE dalam rangka rencana kerjasama konstruksi di Uni Emirat Arab dan negara lainnya. (Source: Kontan)

[CSAP] - Moncer Hingga Q3, Catur Sentosa Adiprana (CSAP) Kejar Kenaikan Penjualan 15% di 2021
PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) cukup percaya diri untuk mendongkrak kinerja penjualan dan laba bersih pada tahun ini. Apalagi emiten yang bergerak di bidang usaha distribusi dan ritel modern bahan bangunan ini sukses membukukan raihan yang cemerlang hingga Q3-2021. Corporate Secretary Catur Sentosa Adiprana Idrus Widjajakusuma membeberkan, setidaknya ada tiga faktor yang mendorong kinerja CSAP dalam periode sembilan bulan lalu. Pertama, meski pandemi covid-19 masih melanda, tapi permintaan (demand) terhadap kebutuhan bahan bangunan untuk renovasi rumah tinggal mengalami peningkatan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat yang perlahan pulih juga menjadi faktor pendorong demand. Kedua, untuk mendorong kinerja perusahaan di tengah kondisi tersebut, CSAP fokus pada pengembangan segmen ritel modern serta meningkatkan kontribusi produk House brand, baik di segmen distribusi CSAP maupun ritel modern Mitra10. Merujuk pada laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, sampai dengan periode September 2021 CSAP mencetak penjualan neto senilai Rp 9,91 triliun. Tumbuh 14,17% dibandingkan raihan pada Q3-2020 yang sebesar Rp 8,68 triliun. Penjualan neto CSAP terdiri dari penjualan barang beli putus dan penjualan konsinyasi, yang mana keduanya mengalami pertumbuhan. Pada periode Januari-September, CSAP mengempit penjualan barang beli putus sebanyak Rp 9,80 triliun atau naik 14,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
CSAP pun meraih penjualan konsinyasi sebesar Rp 575,85 miliar, meningkat 15,60% dibandingkan Q3-2020. Adapun beban pokok penjualan konsinyasi CSAP tercatat sebanyak Rp 466,21 miliar atau naik 15,01% dibandingkan periode September 2020. Dari sisi bottom line, Catur Sentosa Adiprana mengantongi laba bersih sebesar Rp 136,82 miliar. Melesat 125,66% dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CSAP pada Q3-2020, yang sebesar Rp 60,63 miliar. Memperhatikan tren kinerja hingga kuartal ketiga, ditambah dengan adanya ekspansi gerai baru, Idrus pun optimistis CSAP bisa meraih penjualan lebih tinggi ketimbang target yang dicanangkan di awal tahun 2021. Sebagai informasi, sebelumnya CSAP mengestimasikan pendapatan sekitar Rp 13,4 triliun, atau dengan pertumbuhan hingga 10% dibandingkan tahun lalu. Pada periode kuartal keempat ini, Idrus yakin CSAP bisa terus menggenjot penjualan. Dengan begitu, sampai dengan akhir 2021 CSAP memproyeksikan pertumbuhan penjualan bisa tembus 15% dibandingkan 2020. (Source: Kontan)

[TOPS] - PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) Mencatat Kinerja Positif Sepanjang Kuartal III-2021. Emiten konstruksi swasta itu berhasil membalikan rugi bersih sebesar Rp 68,37 miliar di kuartal III 2020 menjadi laba bersih Rp 718,07 juta di kuartal III 2021. Pertumbuhan itu seiring dengan pendapatan TOPS yang naik 190,05 menjadi Rp 450,17 miliar di kuartal III 2021 dibandingkan kuartal III-2020 sebesar Rp 155,2 miliar. Direktur TOPS Salomo Sihombing mengatakan, di tengah pandemi yang dialami dua tahun terakhir ini, TOPS mampu membukukan laba usaha sebesar Rp 35 miliar pada kuartal III 2021. Menurutnya, hal itu menunjukkan adanya perbaikan kinerja perusahaan ke arah yang positif. Salomo melanjutkan, pertumbuhan kinerja hingga kuartal III 2021 juga disumbang dari kontribusi proyek-proyek carry over pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun.
Hingga saat ini, Totalindo telah meraih kontrak baru senilai Rp 285,38 miliar. Antara lain, proyek pembangunan Skyhouse BSD, Kingland Avenue, Marketing Gallery Apartemen Alam Sutera, One Avenue Batam, dan Kingland Tower Fritz. Salomo bilang, salah satu proyek baru yang diraih adalah pembangunan pabrik Batamindo. Proyek ini merupakan proyek pertama dalam pembangunan konstruksi jenis pabrik. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki perseroan, pihaknya akan memaksimalkan raihan kontrak baru. Hingga kini, TOPS masih akan mengikuti proses tender dengan pipeline senilai Rp 1 triliun sampai dengan akhir tahun 2021. (Source: Kontan)