Daily News 23/11
November 23, 2021 No. 2089
[UNVR] - Unilever (UNVR) Bakal Bagi Dividen Rp2,51 Triliun Meski Saham Turun, Simak Jadwalnya! PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) akan membagikan dividen interim pada tahun buku 2021 ini. Dividen yang akan didapat sebesar Rp66 per lembar sahamnya dengan total Rp2,51 triliun. Dividen interim tersebut akan dibagikan berdasarkan laba bersih per 30 Juni 2021 kepada pemegang 38,15 miliar lembar saham. Mengutip keterbukaan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, per Senin (22/11/2021), pelaksanaan pembayaran dividen interim tersebut dilaksanakan pada 16 Desember 2021. Baca Jadwal pelaksanaan dividen interim yakni cum dividen perdagangan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 29 November 2021. Dilanjutkan dengan ex diiden perdagangan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 30 November 2021. Berikutnya, jadwal cum dividen perdagangan di pasar tunai pada 1 Desember 2021, dilanjutkan ex dividen perdagangan di pasar tunai pada 2 Desember 2021. Batas akhir tanggal pencantuman dalam daftar pemegang saham atau recording date pada 1 Desember 2021. Terakhir, pelaksanaan pembayaran dividen interim pada 16 Desember 2021. Pembukaan kembali perekonomian secara bertahap seiring melambatnya penyebaran Covid-19 dalam aturan tata laksana baru menjadi asa bagi Unilever Indonesia (UNVR). Kenormalan baru atau new normal ekonomi ini sekaligus menjadi fondasi perusahaan merajut strategi mengembalikan kinerja ke fase pertumbuhan pada 2022.n Setelah sempat menembus level Rp5.000, tepatnya Rp5.325 pada penutupan perdagangan 13 Oktober 2021, pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) kembali berbalik arah ke zona merah. Data yang dihimpun Bisnis menunjukkan laju emiten berkode saham UNVR itu di pasar modal terkoreksi 3,49 persen dalam lima hari terakhir ke level Rp4.420 hingga akhir sesi Senin (1/11).. Namun, posisi terkini UNVR masih jauh dari awal tahun ketika bertengger di level Rp7.475 pada 4 Januari 2021. Dari sisi kinerja keuangan, Manajemen Unilever Indonesia tidak menampik masih menghadapi kondisi menantang hingga kuartal III/2021. Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan periode kuartal III/2021 masih menantang akibat gelombang II kasus Covid-19 mengakibatkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai wilayah di Indonesia. Selain tantangan dari sisi pandemi, Ira juga menyampaikan kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut turut memengaruhi biaya produksi perseroan. Adapun, kenaikan biaya produk yang disebabkan kenaikan harga komoditas disebut Ira tak dapat langsung dibarengi dengan kenaikan harga jual produk Unilever karena mempertimbangkan daya beli masyarakat yang masih rendah selama pandemi. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham UNVR ini membukukan pendapatan senilai Rp30,02 triliun atau turun 7,47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp32,45 triliun. Dilihat dari kontributornya, penjualan makanan dan minuman mengalami kenaikan 6,20% year-on-year (YoY) menjadi Rp9,48 triliun dari sebelumnya Rp8,93 triliun. Namun, penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih terkontraksi 12,94% YoY menjadi Rp19,23 triliun dari sebelumnya Rp22,09 triliun. Selanjutnya, laba UNVR tercatat senilai Rp4,37 triliun pada akhir kuartal III/2021 atau turun 19,48% dibandingkan dengan capaian Rp5,43 triliun pada kuartal III/2020. (Source: Bisnis.com) [LPIN] - Salah Satu Unicorn Diisukan Akan Backdoor Listing Lewat Multi Prima Sejahtera (LPIN) Saham PT Multiprima Sejahtera Tbk (LPIN) belum kehabisan tenaga. Setelah suspensi dicabut hari ini Senin (22/11), harga LPIN masih melesat. Hingga berita ini diturunkan, saham LPIN naik 55 poin ke level Rp 1.205 per saham. KONTAN memperoleh informasi, pergerakan LPIN tak lepas dari aksi korporasi salah satu entitas usaha milik Grup Lippo tersebut. Dia belu. bersedia merinci identitas yang bakal menjadi perusahaan tercatat melalui LPIN tersebut. Yang terang, Grup Lippo terbilang rajin membenamkan investasinya ke sejumlah perusahaan startup. Lippo melalui PT Multipolar Tbk (MLPL) memiliki berbagai investment di sektor teknologi yang siap melantai di bursa. Antara lain seperti Ruangguru, carro, KlinikPintar. Sebuah unicorn harus minimum US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun, sedangkan market cap LPIN saat ini hanya Rp 489 miliar. LPIN dipilih sebagai kendaraan backdoor listing karena sejumlah alasan. Pertama, LPIN hanya memiliki utang Rp 24 miliar. Ini setara rasio utang terhadap ekuitas atawa debt to equity ratio (DER) 0,07 kali. Rendahnya utang ditambah besarnya ketersediaan kas juga mwembuat LPIN memiliki rasio kas hingga 800%. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham LPIN pada 18 November kemarin. Alasan penghentian perdagangan saham LPIN agar investor dapat mempertimbangkan kembali secara matang berdasarkan informasi yang ada sebelum mengambil keputusan investasi. (Source: Kontan) [BBYB] - Akulaku Telah Selesaikan Proses Akuisisi 24,98% Saham Bank Neo Commerce (BBYB) Proses akuisisi saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebanyak 24,98% saham oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) telah selesai dilakukan. Adapun, proses pengambilalihan saham tersebut ditandai dengan penandatanganan akta pengambilalihan pada 17 November 2021 oleh Perseroan, Akulaku dan PT Gozco Capital sebagai pemegang saham pengendali Bank Neo Commerce sebelumnya.Perseroan pun menyampaikan bahwa pengambilalihan tersebut telah mendapatkan persetujuan-persetujuan yang diperlukan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pertama, melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-174/D.03/2021 tentang izin pengambilalihan saham perseroan oleh Akulaku sebesar 22,98% pada 12 November 2021.Kemudian, keputusan anggota dewan komisioner OJK nomor KEP-175/D.03/2021 tentang hasil penilaian kemampuan dan kepatutan Akulaku sebagai calon pemegang saham pengendali dan Li Wenbo dan Hu Bo selaku calon ultimate shareholders pada 12 November 2021. Sekadar mengingatkan, PT Akulaku Silvrr Indonesia resmi menjadi pemegang saham pengendali setelah Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kedua PT Bank Neo Commerce Tbk, Oktober lalu. Setelah pada RUPSLB pertama di bulan September menunda pengesahan tersebut karena tidak mencapai kuorum. (Source: Kontan)