Daily News 25/11

November 25, 2021 No. 2091
[TLKM] - Pendapatan Telkom (TLKM) Tumbuh 6,11% Kuartal III-2021, Bisnis Consumer Naik Tinggi
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan kenaikan pendapatan 6,11% year on year (yoy) menjadi Rp 106,04 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Pada periode sama tahun 2020, Telkom memperoleh pendapatan Rp 99,94 triliun. Lini bisnis consumer menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut dengan kenaikan pendapatan 22,47% yoy, dari Rp 15,88 triliun menjadi Rp 19,45 triliun. Pendorong kedua adalah lini bisnis enterprise yang tumbuh 15,23% yoy, dari Rp 26,03 triliun menjadi Rp 29,99 triliun. Selanjutnya, lini usaha wholesale and international business (WIB) naik 6,43% yoy menjadi Rp 23,6 triliun dari Rp 22,17 triliun. Hanya lini bisnis mobile yang memperlihatkan penurunan tipis sebesar 0,05% yoy, dari Rp 65,08 triliun menjadi Rp 65,05 triliun. Meskipun begitu, lini bisnis mobile masih menjadi kontributor terbesar pendapatan Telkom, yakni mencapai 61,34%. Disusul porsi pendapatan dari lini bisnis enterprise 28,29%, WIB 22,25%, dan consumer 18,34%. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, Telkom juga membukukan peningkatan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 13,15% yoy. Dengan kata lain, laba bersih Telkom naik dari Rp 16,68 triliun per September 2020 menjadi Rp 18,87 triliun per September 2021. Adapun total aset Telkom per September 2021 mencapai Rp 246,5 triliun atau turun 0,18% dari posisi aset akhir tahun 2020 yang sebesar Rp 246,94 triliun. Hal ini sejalan dengan liabilitas yang bertambah 1,3% year to date (ytd) menjadi Rp 127,69 triliun dan ekuitas yang turun 1,72% ytd menjadi Rp 118,81 triliun. (Source: Kontan)

[LPKR] - Moody's Naikkan Rating Lippo Karawaci (LPKR) Dari Stabil Menjadi Positif
Lembaga pemeringkat Moody’s menaikkan rating PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan mengubah outlook menjadi positif dari sebelumnya stabil. Kenaikan peringkat ini mencerminkan ekspektasi Moody’s terhadap peningkatan arus kas operasional LPKR di tingkat perusahaan induk selama 12 bulan-18 bulan ke depan. Peningkatan arus kas terutama didorong oleh pertumbuhan yang solid dalam pendapatan prapenjualan (marketing sales), penyelesaian konstruksi, serta dan pengurangan pembayaran sewa kepada real estate investment trust (REIT). Jacintha Poh, Wakil Presiden Senior Moody’s berharap, arus kas bersih Lippo Karawaci dari bisnis pengembangan properti dan dividen dari anak perusahaan akan cukup untuk memenuhi pembayaran sewa dan bunga di tingkat perusahaan induk selama 12 bulan-18 bulan ke depan, sehingga tidak perlu mengandalkan penjualan aset yang bersifat satu kali. Adapun marketing sales LPKR mencapai Rp 4,4 triliun sepanjang 10 bulan pertama 2021. Sebanyak Rp 3,2 triliun di antaranya merupakan penjualan di tingkat perusahaan induk. Pencapaian marketing sales ini telah melampaui estimasi awal Moody's, yakni di angka Rp 3,5 triliun. Moody’s memperkirakan marketing sales LPKR pada 2022 akan meningkat menjadi sekitar Rp 5,2 triliun. Hal ini mengingat sebagian besar proyek LPKR difokuskan pada segmen mass-market residential (perumahan yang mencakup segala aspek usia dan kalangan), yang menurut perkiraan Moody's permintaannya masih akan solid. Jacintha menyebut, rating LPKR dapat dinaikkan jika LPKR terus meningkatkan bisnis pengembangan properti inti, sehingga arus kas operasi di tingkat perusahaan induk menjadi positif tanpa mengandalkan penjualan aset satu kali. Peringkat juga bisa naik apabila LPKR mengurangi utang di tingkat perusahaan induk dan likuiditas yang tetap solid selama 12 bulan-18 bulan ke depan. Namun, rating LPKR dapat diturunkan jika arus kas operasi memburuk di tingkat perusahaan induk dan melemahkan likuiditas. Peringkat juga bisa menurun jika ada tanda-tanda kebocoran kas dari Lippo Karawaci ke perusahaan afiliasi misalnya melalui pinjaman antar perusahaan. (Source: Kontan)

[MTDL] - Metrodata Electronics (MTDL) Berencana Stock Split Dengan Rasio 1:5
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) berencana memecah nominal sahamnya atawa stock split. Adapun rasio stock split sebesar 1:5. Dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/11) manajemen MTDL menjelaskan jumlah saham perseroan sebelum melakukan stock split sebanyak 2,45 miliar saham. Setelah memecah sahamnya, jumlah saham MTDL sebanyak 12,27 miliar. Dengan aksi korporasi tersebut, maka nilai nominal saham MTDL akan menjadi Rp 10 per saham. Adapun sebelum stock split nilai nominal saham perseroan sebesar Rp 50 per saham. Manajemen MTDL juga menejelaskan, stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga saham menjadi lebih terjangkau bagi para investor khususnya para investor ritel yang telah mengalami peningkatan yang tajam selama masa pandemi di pasar modal Indonesia, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan. Guna memuluskan aksi korporasinya tersebut, perseroan akan meminta izin kepada pemegang sahamnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Kamis (16/12). Setelahnya, MTDL akan akan mengajukan permohonan pencatatan saham pada 28 Desember 2021. (Source: Kontan)