Daily News 02/12

December 02, 2021 No. 2096
[ACST] - Acset Indonusa (ACST) Raih Kontrak Baru Rp 420 Miliar per November 2021
Kontrak baru PT Acset Indonusa Tbk (ACST) terus bertambah. Meski ada sejumlah keterlambatan tender lantaran terdampak pandemi covid-19, tapi ACST telah berhasil menumbuhkan kontrak anyar cukup signifikan menjelang tutup tahun 2021. Meski belum merinci, tapi Maria menyampaikan, kontrak terbesar yang digarap ACST adalah proyek PLTM Besai Kemu dengan nilai sekitar Rp 120 miliar. Dia menambahkan, ada beberapa tender yang mengalami keterlambatan, yang seharusnya digelar pada Q2 dan Q3 namun mundur karena pandemi. Oleh sebab itu, ACST masih melihat peluang menambah raihan kontrak, sehingga saat ini pun terus menjajaki beberapa proyek. tahun depan, Maria menekankan, ACST masih akan fokus pada sektor struktur, infrastruktur dan fondasi. Sedangkan sub-sektor infrastruktur yang menjadi fokus ACST adalah jalan tol baik landed maupun elevated, pelabuhan, dan pembangkit listrik. ACST akan secara hati-hati memilih proyek dengan menganalisis mana yang akan membawa lebih banyak pengembangkan kompetensi serta nilai tambah bagi pemangku kepentingan ACSET, juga proyek mana yang datang dengan klien atau mitra yang tepat. Dampak pandemi diprediksi masih akan terasa pada tahun 2022. Oleh sebab itu, kompetisi akan semakin ketat di tengah pasar yang menurun. Terlebih, beberapa anggaran pemerintah pun dialihkan untuk menangani pandemi Covid-19. (Source: Kontan)

[BHIT] - Begini Kinerja Moncer MNC Investama (BHIT) dalam Sembilan Bulan Pertama 2021
PT MNC Investama Tbk (BHIT) meraih kinerja mumpuni sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Mengingat, perusahaan sukses mencetak kenaikan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III-2021. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan,  pendapatan BHIT mencapai Rp 12,40 triliun pada periode Januari-September 2021. Nilai tersebut meningkat 14,60% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 10,82 triliun. Kontribusi utama pendapatan BHIT berasal dari bisnis media yang mencapai Rp 9,90 triliun, dari Lembaga keuangan senilai Rp 1,86 triliun, dan lainnya sebesar Rp 632,43 miliar. Seiring dengan itu, beban langsung BHIT juga tercatat 15,64% lebih besar menjadi Rp 6,58 triliun hingga September 2021. Pada periode yang sama tahun lalu, beban langsung BHIT capai Rp 5,69 triliun. Di saat yang sama, MNC Investama harus menanggung beban umum dan administrasi sebesar Rp 2,57 triliun, jumlah ini naik dari kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar Rp 2,49 triliun. Kemudian beban keuangan tercatat sebesar Rp 852,72 miliar atau turun 11,92% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 968,14 miliar. Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak bersih, MNC Investama memperoleh laba bersih periode berjalan senilai Rp 1,76 triliun atau tumbuh 114,23% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 822,45 miliar. (Source: Kontan)

[INAF] - Holding Farmasi Bikin Indofarma (INAF) Fokus Bisnis Alkes dan Herbal
Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) mengungkapkan aktivitas bisnis perseroan menjadi lebih baik dan terarah setelah pembentukan holding farmasi oleh Kementerian BUMN. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan setelah adanya holding bisnis, Indofarma menjadi lebih fokus. Sejak 2020, kontribusi lini bisnis alat kesehatan mencapai kisaran 35 persen-40 persen dari total penjualan. Dengan begitu, alat kesehatan menjadi penyumbang utama pendapatan perseroan. Selain itu, emiten bersandi INAF ini pun melakukan sinergi di antara holding Farmasi, sehingga kerja perusahaan menjadi lebih efisien. Sinergi tersebut mencakup procurement, production, pemasaran dan penjualan. INAF mencetak kenaikan pendapatan dua kali lipat hingga kuartal III/2021. Perseroan pun berbalik mencetak laba bersih dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, INAF mencetak penjualan bersih sebesar Rp1,49 triliun naik 99,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp749,25 miliar. Seiring melejitnya penjualan, beban pkok penjualan juga meningkat menjadi Rp1 triliun dibandingkan dengan Rp565,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Beban penjualan juga meningkat menjadi Rp115,84 miliar dari Rp95,94 miliar, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp105,45 miliar dari Rp75,24 miliar. Perseroan juga mencatatkan kerugian bersih lain-lain meningkat tajam menjadi sebesar Rp227 miliar dari hanya Rp5,39 miliar. Kendati berbagai beban tersebut meningkat, perseroan berhasil mencatat laba usaha sebesar Rp48,48 miliar sepanjang 9 bulan 2021 dibandingkan dengan Rp6,93 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, INAF berhasil mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi sebesar Rp2,82 miliar hingga kuartal III/2021 dibandingkan dengan rugi bersih Rp18,88 miliar sepanjang 9 bulan tahun lalu. Posisi jumlah aset perseroan juga melonjak menjadi Rp2,33 triliun per 30 September 2021 dibandingkan dengan Rp1,71 triliun per 31 Desember 2020. Rinciannya, terjadi kenaikan jumlah aset lancar menjadi Rp1,69 triliun dari Rp1,13 triliun, sedangkan jumlah aset tidak lancar meningkat menjadi Rp644,05 miliar dari Rp578,6 miliar. Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1,9 triliun per 30 September 2021 dibandingkan dengan Rp1,28 triliun per 31 Desember 2021. Dengan rincian, liabilitas jangka pendek meningkat menjadi Rp1,27 triliun dari Rp836,75 miliar, sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp632,35 miliar dari Rp446,25 miliar. Adapun, ekuitas INAF naik tipis menjadi Rp433,16 miliar per 30 September 2021 dari Rp430,32 miliar pada akhir tahun lalu. (Source: Bisnis.com)