Daily News 03/12
December 03, 2021 No. 2097
[EMTK] - Saham Emtek (EMTK) Menguat Tersengat IPO Grab di Bursa AS Harga saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) terkena sengatan initial public offering (IPO) Grab di bursa Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (2/12/2021), saham EMTK melonjak 0,26 persen menjadi Rp1.925. Selama perdagangan saham perseroan telah menguat lima poin. Padahal ketika perdagangan baru dibuka, saham emiten teknologi itu sempat terkoreksi hingga Rp1.890. Kemudian memantul hingga level tertinggi Rp1.930. Investor mentransaksikan saham EMTK sebanyak 2.233 kali. Adapun, jumlah saham yang beredar mencapai 14,18 juta dengan nilai sebesar Rp27,19 miliar. Dari jumlah tersebut, investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp7,76 miliar. Saat ini kapitalisasi pasar EMTK mencapai Rp117,81 triliun dengan price earning ratio (PER) sebesar 406,94 kali. Penguatan saham EMTK itu ditopang oleh aksi Grab yang mencatatkan saham perdana di Bursa Amerika Serikat. Sebagaimana diketahui, Grab merupakan salah satu portofolio investasi milik EMTK. Sementara itu, nilai gabungan antara Grab dan Altimeter yakni sebuah perusahaan cek kosong diprediksi memiliki valuasi ekuitas berdasarkan pro-forma sekitar US$39,6 miliar atau Rp 578,4 triliun. Nantinya, dalam IPO, gabungan perusahaan ini diproyeksi menerima US$4,5 miliar dalam bentuk aliran dana tunai dari investasi yang baru masuk. Sebelumnya, Presiden Direktur PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Alvin Sariaatmadja mengatakan akan terus mengedepankan unit bisnis teknologi dan kesehatan yang berada di dalam portofolionya. Sementara bagi bisnis yang tidak menjadi inti bisnis akan dilepas atau diperkecil skalanya. (Source: Bisnis.com) [IFSH] - Ifishdeco (IFSH) Bukukan Laba Bersih Rp 35,69 Miliar Hingga Kuartal Ketiga PT Ifishdeco Tbk (IFSH) berhasil membukukan kinerja positif sepanjang Sembilan bulan pertama 2021. Emiten produsen nikel ini berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 35,69 miliar per akhir September 2021. Jumlah ini berbanding terbalik dari realisasi kinerja IFSH pada periode yang sama tahun lalu, dimana IFSH membukukan kerugian hingga Rp 27,29 miliar. Dus, IFSH membukukan laba bersih per saham dasar senilai Rp 21 dari sebelumnya membukukan kerugian bersih per saham dasar sebesar Rp 8. Naiknya bottomline IFSH sejalan dengan kenaikan pendapatan. IFSH membukukan pendapatan senilai Rp 672,06 miliar, jumlah ini melonjak 268,24% dari pendapatan bersih di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 182,50 miliar. Secara rinci, seluruh pendapatan bersih IFSH disumbang oleh penjualan kepada pihak ketiga. Penjualan tertinggi disumbang oleh PT Kyara Sukses Mandiri sebesar Rp 350,90 miliar, disusul penjualan kepada PT Langit Metal Industry senilai Rp 88,84 miliar, PT Yashi Indonesia Investment senilai Rp 80,45 miliar, dan kepada PT Youshan Nickel Indonesia senilai Rp 45,55 miliar. Naiknya pendapatan turut mengerek sejumlah beban IFSH. Beban pokok penjualan misalnya, naik 286,71% dari semula Rp 93,25 miliar menjadi Rp 267,36 miliar. Beban penjualan juga naik 237,18% menjadi Rp 199,52 miliar. Beban umum dan administrasi juga naik dari semula Rp 49,19 miliar menjadi Rp 54,63 miliar. (Source: Kontan) [ITIC] - Begini Strategi Indonesian Tobacco (ITIC) Kerek Kinerja di Tahun 2022 PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) optimistis menyambut tahun 2022. Tidak tanggung-tanggung, produsen tembakau iris ini menargetkan kinerja di tahun depan tumbuh 15% untuk top line dan bottom line. Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, perusahaan menerapkan strategi dengan terus meningkatkan omset penjualan dan memperluas pasar serta terus menjaga kualitas produk dan distribusi. Djonny menuturkan, ekspansi pasar bakal dilakukan dengan menambah/memperluas wilayah-wilayah pemasaran. Dalam rencana ITIC, perusahaan akan lebih mengembangkan wilayah pemasaran di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Target pasarnya menyasar para perokok pada golongan ekonomi lemah. ITIC berkeyakinan produk tembakau iris perusahaan memiliki keunggulan dalam menggaet segmen pasar ini. Selain memperluas pasar, ITIC juga berencana meluncurkan produk anyar dengan target pasarnya perokok golongan ekonomi lemah pada kelompok usia muda. Djonny tidak merinci ada berapa total produk baru yang ingin ITIC pada tahun depan. Untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan, ITIC menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 15 miliar untuk tahun depan.Rencananya, capex tersebut akan digunakan untuk membiayai perawatan dan peremajaan mesin mesin produksi, serta sedikit menambah mesin demi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Sepanjang Januari-September 2021 lalu, ITIC membukukan penjualan Rp 174,48 miliar, turun tipis 2,54% dibanding realisasi penjualan Januari-September 2020 yang mencapai Rp 179,03 miliar. Dari hasil penjualan itu, ITIC mengantongi laba tahun berjalan Rp 15,76 miliar di sepanjang Januari-September 2021, tumbuh 16,31% dibanding realisasi laba tahun berjalan ITIC Januari-September 2020 yang sebesar Rp 13,55 miliar. ITIC optimistis bisa mengejar pertumbuhan kinerja 10% pada tahun ini. (Source: Kontan)