Daily News 15/12
December 15, 2021 No. 2104
[TMAS] - Rencana TMAS Untuk Kejar Pendapatan Lebih Dari Rp 3 Triliun di 2021 Emiten pelayaran PT Temas Tbk (TMAS) optimistis dapat meraih kinerja apik di tahun ini. Asal tahu saja, Temas menargetkan pendapatan bisa mencapai lebih dari Rp 3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 850 miliar di tahun 2021. Direktur Temas Ganny Zheng mengungkapkan, ada beberapa strategi bisnis yang juga akan dilakukan sampai akhir tahun. Diantaranya, melakukan kerjasama dengan pelayaran internasional untuk layanan depo service. Selain itu, Temas juga mulai memasuki layanan internasional terutama ke Amerika dan Eropa untuk pengangkutan barang heavylift dan juga bulk. Ganny mengungkapkan, meski kini Temas tengah menjajal pasar internasional, namun kontribusi dari pasar domestik masih memberikan kontribusi terbesar bagi kinerja perseroan. Bahkan dia bilang, untuk pengiriman rute-rute internasional hanya memberikan kontribusi sekitar 10% terhadap pendapatan. Sementara itu, mengenai target dan rencana bisnis sampai akhir tahun, Temas tidak akan menambah armada kapal lagi. Sebab, sampai saat ini pihak perusahaan telah menambah 11 kapal. Sementara untuk penambahan 11 kapal tersebut, TMAS telah menyerap belanja modal atau capex sebesar Rp 350 miliar di 2021. Sedangkan untuk rencana pencadangan capex di 2022, perusahaan mengaku masih dihitung. Di samping itu, TMAS turut mencatat adanya kenaikan shipping atau pengiriman sebesar 12% di 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. (Source: Kontan) [TOWR] - Anak Usaha Sarana Menara (TOWR) Terbitkan Obligasi Rp 3,35 Triliun Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II senilai Rp 3,35 triliun. Obligasi ini terdiri dari tiga seri, yaitu Seri A, Seri B, dan Seri C. Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (14/12), Seri A memiliki nilai pokok Rp 1,01 triliun dengan tingkat bunga tetap 3,60% per tahun. Jangka waktunya adalah 370 hari sehingga bakal jatuh tempo pada 27 Desember 2022. Kemudian, Seri B ditawarkan dengan jumlah pokok Rp 1,59 triliun dengan tingkat bunga tetap 5,30% per tahun. Obligasi ini memiliki tenor tiga tahun sehingga akan jatuh tempo pada 17 Desember 2024. Lalu, Seri C memiliki nilai pokok obligasi Rp 744 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,10% per tahun. Jangka waktunya adalah lima tahun sehingga bakal jatuh tempo pada 17 Desember 2026. Bunga obligasi akan dibayarkan tiap tiga bulan sekali terhitung sejak tanggal emisi, yakni 17 Desember 2021. Dengan begitu, pembayaran bunga pertama akan jatuh pada 17 Maret 2022. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebesar Rp 3,05 triliun dana obligasi akan digunakan untuk melunasi dan/atau pembayaran sebagian utang bank Protelindo. Kemudian sisanya akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembayaran utang usaha, beban operasional, beban penjualan dan pemasaran, serta beban umum dan administrasi. Penerbitan obligasi ini adalah bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Protelindo dengan target dana Rp 3,5 triliun. Obligasi ini mendapatkan peringkat AAA (Triple A) dari PT Fitch Ratings Indonesia. (Source: Kontan) [LINK] - Link Net Kejar Pendapatan Naik High-Single Digit di 2021 dan 2022 PT Link Net Tbk (LINK) yakin kinerjanya akan terus bertumbuh. LINK mengejar pertumbuhan pendapatan pada level high-single digit sepanjang tahun 2021. Emiten penyedia layanan televisi kabel dan internet fixed broadband ini juga membidik target pertumbuhan serupa untuk tahun depan. Corporate Secretary Link Net Johannes optimistis target tersebut bisa tercapai. Dia memberikan gambaran, hingga periode kuartal ketiga 2021, LINK berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 3,2 triliun atau tumbuh 9,8% dibandingkan kuartal III-2020. EBITDA Link Net juga tumbuh 14,4% (YoY) menjadi Rp 1,9 triliun selama sembilan bulan 2021, dengan margin EBITDA 57,8%. Sedangkan dari sisi net profit, LINK mengempit hasil Rp 687 miliar per kuartal III-2021. Pertumbuhan kinerja LINK ditopang oleh segmen bisnis residensial dan enterprise. Johannes menyebut, segmen bisnis residensial menyumbang 80% terhadap pendapatan LINK. Sedangkan enterprise berkontribusi 20%, yang diproyeksikan bakal terus bertumbuh. LINK mencatat ada kenaikan pesanan dari klien perusahaan seiring diperlonggarnya pembatasan mobilitas pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, khususnya dari sektor perhotelan dan pariwisata. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi bisnis LINK. Guna menopang pertumbuhan finansial dan operasional, LINK juga memperkuat jaringan infrastrukturnya. LINK terus menjalankan program migrasi untuk memindahkan jaringan kabel ke infrastruktur milik sendiri. (Source: Kontan)