Daily News 16/12
December 16, 2021 No. 2105
[WOOD] - Ini jurus Integra Indocabinet (WOOD) Memitigasi Lonjakan Freight di Tahun Depan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) sudah menyiapkan sejumlah jurus dalam menghadapi kenaikan ongkos angkut (freight) yang diprediksi terus berlanjut di tahun depan lantaran terbatasnya space atawa kapal karena kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Corporate Secretary & Head of Investor Relations WOOD Wendy Chandra memaparkan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah dalam memitigasi kondisi ini dengan cara membantu pelanggan dalam mendapatkan lebih banyak space dan container pengiriman. Wendi bilang, dengan shipping term ini tentunya biaya pengiriman menjadi tanggungan WOOD. Namun, karena WOOD menggunakan shipping term FOB, maka semua biaya pengiriman yang Integra tanggung sudah dimasukkan ke dalam harga jual kepada kustomer. Beberapa strategi yang telah dilaksanakan di tahun 2021 ini untuk menyambut pertumbuhan permintaan di 2022 adalah ekspansi kapasitas produksi. Perseroan telah mengakuisisi pabrik dengan area seluas 2,3 hektar di Lumajang yang dekat dengan lokasi sumber bahan baku kayu dan akan mulai beroperasi di awal tahun 2022. Nantinya, pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi building component sekitar 20%, selain itu WOOD juga telah menambah kapasitas produk furnitur sebesar 5.000cbm. (Source: Kontan) [DOID] - DOID Optimistis Kinerja Operasional dan Keuangan di Tahun Ini Dapat Tumbuh Positif PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) optimistis kinerja operasional dan keuangan di tahun ini dapat tumbuh positif kendati dampak pandemi covid-19 dan faktor cuaca masih tak menentu. Presiden Direktur DOID Ronald Sutardja mengungkapkan, dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, perusahaan telah melakukan upaya mitigasi dengan meningkatkan produktivitas dan layanan bisnis inti. Perbaikan kinerja pun turut terdorong dengan tren harga batubara yang cukup positif. Ronald melanjutkan, demand ekspor batubara diprediksi masih akan cukup stabil untuk beberapa tahun ke depan. Dengan demand yang diprediksi masih membaik maka Ronald pun meyakini harga batubara masih dapat terjaga di level yang cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021, DOID sejatinya membukukan pendapatan US$ 596,74 juta. Angka ini naik 20,75% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 494,17 juta. Beban pokok naik 19,47% secara tahunan menjadi US$ 515,67 juta. Kenaikan ini terbilang masih proporsional mengingat DOID masih mampu mencatat kenaikan laba kotor 29,56% secara tahunan menjadi US$ 81,08 juta. Sayangnya, DOID membukukan kerugian bersih US$ 16,1 juta. Angka ini membengkak 336,01% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 3,69 juta. (Source: Kontan) [META] - Simak Kinerja Nusantara Infrastructure (META) Dalam Sembilan Bulan Pertama 2021 Kinerja PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) pada sembilan bulan pertama 2021 kurang memuaskan. Walau berhasil mencetak kenaikan pendapatan, Nusantara Infrastructure gagal mengerek laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Nusantara Infrastructure mencetak pendapatan dan penjualan operasional sebesar Rp 466 miliar hingga kuartal III-2021. Jumlah ini naik 25% dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 373 miliar. META mencatat, kontribusi terbesar dari pendapatan dan penjualan tersebut berasal dari sektor jalan tol yang capai Rp 301,42 miliar atau setara dengan 64,66% dari total pendapatan dan penjualan usaha perusahaan. Sementara, sektor energi terbarukan memberikan kontribusi sebesar Rp 114,93 miliar atau setara dengan 24,66%. Disusul, pendapatan dari sektor pengelolaan air bersih Rp 49,79 miliar atau sekitar 10,68% terhadap total pendapatan. Namun, kenaikan pendapatan dan penjualan ini tak membuat laba bersih Nusantara Infrastructure ikut terkerek. Buktinya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 77,7% menjadi Rp 12,55 miliar. Mengingat, laba bersih Nusantara Infrastructure di sembilan bulan pertama tahun 2020 masih sebesar Rp 56,28 miliar. Penurunan laba bersih itu disebabkan oleh meningkatnya beban keuangan yang berasal dari beban bunga pinjaman untuk proyek Pettarani yang baru tahun ini dibebankan ke dalam operasional Nusantara Infrastructure. (Source: Kontan)