Daily News 04/01

January 04, 2022 No. 2119
[WOOD] PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menargetkan penjualan naik 25% di tahun ini. Peluang bagi WOOD untuk terus tumbuh terbuka lebar seiring dengan kebijakan tarif perang dagang, anti dumping, dan anti subsidi terhadap produk furnitur dan komponen bangunan asal China. Di sisi lain, Amerika Serikat yang selama ini menjadi pangsa pasar utama bagi WOOD merupakan importir furniture dan komponen bangunan terbesar di dunia dengan nilai sekitar US$ 12 miliar―US$ 14 miliar. Sebelum era perang dagang, China merupakan eksportir furnitur terbesar ke pasar AS dengan porsi 38,4% dari total impor furniture AS di tahun 2018 lalu. Namun, akibat perang dagang, porsi produk furnitur China yang diimpor AS berkurang menjadi 15%. Selain itu, di tahun ini pula WOOD melihat pasar furnitur di Eropa sudah mulai pulih dari dampak pandemi. Oleh karena itu, di samping Asia, WOOD akan terus mencoba memperluas pangsa pasarnya di negara-negara Eropa. 
WOOD menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp 250 miliar pada tahun ini. Rencananya, capex tersebut akan dipakai untuk ekspansi kapasitas produksi pabrik dan keperluan perawatan (maintenance). Adapun sumber dana capex tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman bank. Agenda ekspansi WOOD berupa pembelian pabrik di Lumajang, Jawa Timur yang sudah dilakukan sejak tahun 2021. Pabrik ini akan mulai dioperasikan pada awal 2022 dan diperkirakan mampu menambah kapasitas produksi untuk produk komponen bangunan sekitar 20%. Sebagai informasi, hingga kuartal III-2021, penjualan bersih WOOD melonjak 90,27% (yoy) menjadi Rp 3,52 triliun. Di periode yang sama, laba tahun berjalan WOOD melesat 88,07% (yoy) menjadi Rp 355,99 miliar.

[DMAS] Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) mendukung PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) membukukan kinerja apik. Analis optimistis prospek bisnis DMAS cerah jika pemulihan ekonomi terus berlanjut,  maka permintaan kawasan industri bisa meningkat. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021, DMAS berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 634,64 miliar atau naik 109,8% year on year (yoy). Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan pendapatan sebesar 99,58% yoy menjadi Rp 1,31 triliun.  Segmen yang berkontribusi paling besar ke total pendapatan DMAS adalah segmen industri dengan porsi 87,5% atau senilai Rp 1,14 triliun. Meningkatnya penjualan di segmen industri juga mendatangkan berbagai macam tenant indutsri dari sektor otomotif, logistik hingga kesehatan. 

[BSDE] Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. mencatatkan kenaikan pendapatan usaha dan laba bersih yang signifikan hingga akhir kuartal III/2021. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham BSDE membukukan pendapatan senilai Rp5,16 triliun. Realisasi itu lebih tinggi 20,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp4,27 triliun. Berdasarkan kontributor pendapatan, lini bisnis penjualan properti mengalami kenaikan paling tinggi. Adapun, penjualan tanah dan bangunan naik 16,51 persen secara tahunan menjadi Rp3,67 triliun dari sebelumnya Rp3,15 triliun. 
Pendapatan sewa turun sebesar 10,67 persen, hotel turun 57,38 persen, arena rekreasi turun 51,61 persen. Selanjutnya, pendapatan pengelola gedung turun 3,19 persen. Pendapatan lain-lain masih mengalami kenaikan 5,35 persen dan pendapatan konstruksi bertambah menjadi Rp266,95 miliar dari tahun lalu tidak ada. Laba bersih BSDE pun melesat hingga 154,19 persen menjadi Rp930,77 miliar pada akhir kuartal III/2021 dibandingkan Rp366,17 miliar pada akhir kuartal III/2020. Total aset perseroan mengalami penurunan sebesar 1,25 persen menjadi Rp60,10 triliun di sepanjang tahun berjalan. Total Ekuitas bertambah 2,72 persen menjadi Rp35,40 triliun sedangkan total liabilitas turun 6,43 persen menjadi Rp24,69.