Daily News 20/06

June 20, 2024 No. 2577

ERAA

Erajaya Swasembada Tbk.

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) berencana membuka sebanyak 200 toko pada tahun ini. Rencana pembukaan toko baru tergolong konservatif karena perseroan tengah berfokus melakukan efisiensi besar-besaran.

Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menyampaikan, sesuai visi dan misi perusahaan, Erajaya akan terus mengembangkan bisnis, menggenjot produktivitas, termasuk memperkuat bisnis vertikal.

“Untuk Era Digital, target tahun ini kami akan buka 150 toko ditambah Era Blue sekitar 50 toko. Jadi di akan buka sebanyak 200 toko,” ucap Vice President Director ERAA Hasan Aula dalam paparan publik, Kamis (19/6/2024).

Sementara untuk lini bisnis Active Lifestyle, perseroan menargetkan untuk membuka sebanyak 50 hingga 60 toko baru pada tahun ini. Sedangkan untuk bisnis yang lain jumlahnya cenderung kecil di kisaran belasan sampai puluhan toko.

https://investor.id/market/364660/erajaya-swasembada-eraa-buka-200-toko-baru-tahun-ini

KAEF

Kimia Farma Tbk.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF), perusahaan plat merah di sektor farmasi, berencana melakukan efisiensi dengan menutup 5 dari total 10 pabrik yang dimilikinya dalam waktu lima tahun ke depan.

David Utama, Direktur Utama KAEF, menjelaskan bahwa keputusan ini didasari oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang belum memadai serta penggunaan pabrik yang belum optimal.

"Operasional Kimia Farma menghadapi beberapa tantangan besar. Pertama, sejak berdiri, utilisasi pabrik hanya mencapai maksimal 40%. Ini adalah tantangan utama yang kita hadapi," ujar David dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI tentang BUMN Farmasi pada Rabu (19/06).

https://industri.kontan.co.id/news/kimia-farma-kaef-bakal-tutup-5-pabrik-ini-alasannya

PPRI

Paperocks Indonesia Tbk.

PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI) mencetak prestasi menggembirakan di kuartal I-2024. 

Produsen kemasan kertas food grade yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus tahun lalu itu mampu mencatat pendapatan sebesar Rp40,5 miliar di kuartal I-2024, naik hampir 56% dibanding periode sama di tahun sebelumnya dengan nilai sejumlah Rp25,9 miliar. 

PPRI juga memperoleh laba bersih sejumlah Rp1,02 miliar atau naik sebesar 296% dibanding 2023 lalu yang hanya sejumlah Rp401,29 juta. 

“Sebagai pemain ‘baru’ di bursa saham Indonesia, pencapaian ini sungguh membanggakan dan melegakan bagi kami.

https://www.emitennews.com/news/laba-paperocks-ppri-melesat-nyaris-300-persen-di-kuartal-i-2024

NASI

Wahana Inti Makmur Tbk.

PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) atau WIM memiliki faktor pembeda dibandingkan pemain beras lainnya, lantaran fokus menggarap beras khusus dan beras sehat. Dengan begini, bisnis emiten berkode saham NASI itu tak terimbas oleh harga eceran tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Pascapandemi Covid-19, permintaan beras khusus meningkat, seiring pulihnya sektor hotel restoran dan kafe (horeka) dan naiknya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan. Itu sebabnya, perseroan meyakini penjualan bisa tumbuh 10% menjadi Rp 87 miliar pada 2024, dibandingkan tahun lalu Rp 79 miliar, sedangkan laba bersih naik 618% menjadi Rp 2,6 miliar dari Rp 362 juta.


Harga beras khusus lebih tinggi dibandingkan beras medium, bahkan premium. Sebab, bahan baku dan pengolahannya berbeda dibandingkan beras medium. Selain menjual beras khusus, WIM juga menjual beras medium. 

Beras WIM dipasok ke general trade, modern trade, distributor, hingga sektor hotel, restoran dan kafe (horeka). Tahun 2023, mayoritas penjualan WIM disumbangkan pelanggan sektor horeka sebesar Rp 31,4 miliar, modern trade Rp 16,4 miliar, distributor Rp 17,6 miliar, general trade pihak ketiga Rp 9,5 miliar dan berelasi Rp 4,1 miliar. 

https://www.emitennews.com/news/fokus-beras-khusus-bisnis-wahana-inti-makmur-nasi-tak-terimbas-het