Daily News 05/07

July 05, 2024 No. 2589

DSSA

Dian Swastatika Sentosa Tbk

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), perusahaan milik Sinarmas ini, meraup dana senilai Rp 388,64 miliar dari penjualan seluruh saham miliknya 10,23% di PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Divestasi saham tersebut dilaksanakan pada 1 Juli 2024.
 
Demikian penjelasan resmi manajemen DSSA dalam penjelasan resminya di Jakarta, Kamis (4/7/2024).  PT Sarana Menara Nusanatara Tbk (TOWR) melalui cucu usahanya PT Iforte Solusi Infotek sebelumnya melaporkan telah menuntaskan akuisisi sebanyak 90,11% saham Inti Bangun (IBST) senilai Rp 3,42 triliun.

Iforte membeli saham PT Bakti Taruna Sejati sebanyak 79,88% dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) sekitar 8,5%. Sisanya saham DSSA diaakuisisi dari PT Inovasi Mas Mobilitas dan PT DSST Mas Gemilang.
 
Manajemen TOWR sebelumnya mengumumkan Iforte ditunjuk sebagai pengendali mayoritas saham IBST dari pemegang saham mayoritas PT Bakti Taruna Sejati dan saham beberapa pemegang saham minoritas lainnya. Usai transaksi tersebut, Iforte akan bertindak sebagai pengendali dan pemegang saham terbesar IBST. 

https://investortrust.id/news/lepas-10-23-saham-inti-bangun-ibst-perusahaan-sinarmas-ini-raup-dana-jumbo

BBYB

Bank Neo Commerce Tbk.

Bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk atau BNC (BBYB) mengantongi restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue.
 
Pernyataan Efektif dari OJK diperoleh pada akhir pekan lalu untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) kepada para pemegang saham dengan skema PMHMETD VII sebanyak 1,31 miliar lembar saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp 100

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama, PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo, mengatakan, jumlah dana yang akan diterima Perseroan melalui right issue ini mencapai Rp 393,50 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk memperkuat struktur permodalan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

‘’Melalui permodalan yang lebih kokoh, BNC bermaksud untuk meningkatkan penyaluran pinjaman dan mengembangkan inovasi untuk menjawab tantangan pasar,’’ urai Aditya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7/2024).

https://investortrust.id/news/bank-neo-commerce-bbyb-sebut-akulaku-pembeli-siaga-rights-issue-rp-393-miliar

ENAK

Champ Resto Indonesia Tbk.

PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), emiten restoran, melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) per tanggal 30 Juni 2024. 

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur ENAK, Christopher Supit, menyampaikan bahwa perseroan memperoleh hasil IPO yang efektif pada tanggal 8 Februari 2022 sebesar Rp141,66 miliar dengan biaya sebesar Rp1,68 miliar, sehingga hasil bersih yang didapatkan sebesar Rp139,9 miliar.


Christopher Supit menjelaskan bahwa ENAK telah merealisasikan dana IPO sebesar Rp26,5 miliar untuk belanja modal. Selain itu, dana juga digunakan untuk pelunasan sebagian pinjaman kepada CIMB dan pelunasan sebagian pinjaman pemegang saham masing-masing sebesar Rp39,19 miliar. Lebih lanjut, perseroan mengalokasikan Rp34,99 miliar untuk modal kerja.

ENAK telah merealisasikan seluruh dana IPO sebesar Rp139,9 miliar. Langkah ini menunjukkan komitmen perseroan untuk menggunakan dana IPO secara efektif dan efisien demi mendukung pertumbuhan bisnis dan operasional perusahaan. 

https://www.emitennews.com/news/champ-resto-enak-habiskan-dana-ipo-rp1399-miliar-cek-rinciannya

ADRO

Adaro Energy Indonesia Tbk.

Emiten tambang, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terus mengembangkan diversifikasi bisnis non-batubara untuk menyeimbangkan pendapatan perusahaan. Emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi 'Boy' Thohir ini menargetkan 50% dari total pendapatan disumbang oleh bisnis non-batubara pada tahun 2030 mendatang.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Indonesia (ADRO), Febriati Nadira mengatakan, dalam peralihan menuju energi hijau, Adaro tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini sambil terus mempersiapkan transisi menuju operasi yang lebih berkelanjutan. 

"Untuk itu kami memastikan bahwa kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik dengan terus fokus terhadap keunggulan operasional dan efisiensi biaya, sehingga dapat menghasilkan margin dan arus kas yang sehat," kata Febriati kepada Kontan, Kamis (4/7).

Menurut Febriati, prospek bisnis energi hijau ke depan luar biasa, namun tentunya investasi di bisnis hijau memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar.

https://industri.kontan.co.id/news/mulai-diversifikasi-adaro-energy-adro-incar-50-pendapatan-non-batubara-di-2030