Daily News 09/10

October 09, 2024 No. 2660

SMGR

Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Direktur utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Donny Arsal telah menambah porsi kepemilikan sahamnya pada tanggal 1 Oktober 2024. Pasca pembelian, kepemilikan saham Donny Arsal di SMGR bertambah menjadi 0,01881 persen.
Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (8/10/2024), Corporate Secretary SMGR, Vita Mahreyni menyampaikan bahwa Donny Arsal telah membeli sebanyak 312.900 lembar saham SMGR di harga Rp3.857,44 per saham.
Setelah pembelian itu, kepemilikan saham Donny Arsal di SMGR bertambah menjadi 1.269.700 lembar saham atau setara dengan 0,01881 persen. Bandingkan dengan sebelumnya sebanyak 956.800 lembar saham setara dengan 0,01417 persen. 
Bersamaan dengan itu, Direktur SDM dan Umum PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga telah menambah porsi kepemilikan sahamnya pada 1 Oktober 2024. Setelah transaksi itu, maka kepemilikan saham Agung Wiharto di SMGR bertambah menjadi 521.139 lembar saham atau setara dengan 0,00772 persen.
Vita Mahreyni dalam keterangan tertulisnya Senin (7/10) menyampaikan bahwa Agung Wiharto telah membeli sebanyak 266.000 lembar saham SMGR di harga Rp3.857,44 per saham.
Pasca pembelian, maka kepemilikan saham Agung Wiharto di SMGR bertambah menjadi 521.139 lembar saham atau setara dengan 0,00772% di bandingkan dengan sebelumnya sebanyak 255.139 lembar saham setara dengan 0,00378%. 
Tambah Kepemilikan, Dirut Ini Kuasai 0,01881 Persen Saham SMGR (emitennews.com)

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian melalui pemberdayaan klaster buah kelengkeng di Tuban, Jawa Timur. Ini bagian dari program Klasterku Hidupku dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat rantai pasokan buah lokal, serta mendorong kemandirian dan daya saing petani di Indonesia.
Sebagai upaya dalam memenuhi permintaan pasar, kelompok petani Kelengkeng Desa Sugihan saat ini terus mengembangkan kelengkeng jenis New Kristal, yang ditanam di dataran rendah dan memiliki keunggulan dapat berbuah tanpa mengenal musim dan daging yang tebal. 
Klaster Kelengkeng di Tuban merupakan satu di antara puluhan ribu klaster usaha di seluruh Indonesia yang telah mendapatkan manfaat pemberdayaan dari BRI. Hingga akhir Agustus 2024 tercatat BRI memiliki 32.449 klaster usaha yang diberdayakan di seluruh Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa melalui program Klaster Usaha 'Klasterku Hidupku', perusahaan berkomitmen selalu memberikan pendampingan maupun pemberdayaan. Dengan begitu, para pelaku UMKM pun mampu untuk lebih tangguh dan naik kelas.
"Tidak hanya berupa modal usaha, tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh. Usaha yang dijalankan Kelompok Petani di Tuban diharapkan bisa mendorong perputaran ekonomi di sektor pertanian dan tentunya jadi kisah inspiratif yang bisa direplika oleh pelaku usaha lainnya," ungkap Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.

Klasterku Hidupku, BRI Angkat Potensi Klaster Buah Kelengkeng di Tuban (emitennews.com)

RAJA

Rukun Raharja Tbk

Emiten afiliasi Happy Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga untuk penyediaan jasa pipanisasi BBM Tanjung Batu-Samarinda.

Proyek itu diteken RAJA lewat anak usahanya PT Petrotech Penta Nusa sekaligus pemimpin konsorsium proyek. Dalam konsorsium itu turut bergabung PT Citra Panji Manunggal dan PT Bakrie Pipe Industries.

Adapun, transaksi itu bersifat material lantaran hanya mengambil porsi 39,84% dari total ekuitas perseroan per 30 Juni 2024 sebesar US$158.878.254.

Emiten Happy Hapsoro RAJA Investasi Rp982,45 Miliar, Garap Pipanisasi BBM Pertamina
Emiten Happy Hapsoro RAJA Investasi Rp982,45 Miliar, Garap Pipanisasi BBM Pertamina (bisnis.com)

PTBA

Bukit Asam Tbk.

Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berpotensi lebih baik di semester kedua 2024. Emiten Grup MIND ID tersebut bakal didukung harga batubara yang lebih tinggi dan potensi penerapan skema Mitra Instansi Pengelola (MIP).
Analis KB Valbury Sekuritas Benyamin Mikael memaparkan, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 1,24 triliun pada kuartal kedua 2024, lebih rendah -23% secara tahunan (yoy), namun melonjak 57% secara kuartalan (qoq). Hal itu karena laba bersih tergerus harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) batubara yang lebih rendah, serta menurunnya pendapatan dari perusahaan asosiasi.
Ke depan, lonjakan harga batubara Newcastle berkat penurunan ekspor Rusia dan harga gas yang lebih tinggi di Eropa, diperkirakan juga tidak akan berdampak besar pada harga batubara Indonesia yang tercermin dari indeks ICI 3 dan ICI 4. Hal tersebut karena permintaan relatif stabil dari China dan India, ditambah dengan pasokan yang melimpah selama bulan-bulan musim panas.
Di samping itu, terdapat potensi pengurangan biaya tunai karena menipisnya persediaan lama yang berbiaya lebih tinggi. Ditambah dengan hasil yang lebih baik dari perkiraan di semester pertama, maka laba bersih PTBA ditingkatkan menjadi Rp 4,3 triliun untuk tahun 2024 dari sebelumnya Rp 3,16 triliun.
Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya menyoroti, terdapat tiga katalis utama yang mengerek harga batubara. Pertama, efek dari stimulus ekonomi di China sebagai konsumen utama batubara dunia.
Kedua, tensi geopolitik di Timur Tengah yang memicu kekhawatiran terhadap pasokan energi global, terutama pada komoditas minyak dan gas. Hal ini mendorong pasar untuk melirik batubara sebagai aset yang lebih aman.
Ketiga, pola musiman, di mana permintaan terhadap batubara biasanya meningkat menjelang musim dingin di akhir tahun.
Arinda melihat, kinerja batubara berpotensi naik sejalan dengan peningkatan pendapatan dan margin keuntungan. Hanya saja, dia menyarankan agar pelaku pasar juga mencermati faktor domestik yang bisa mempengaruhi prospek emiten batubara seperti kebijakan pemerintah terkait dengan royalti dan pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP). 
Pemerintah diperkirakan segera menerapkan skema MIP batubara guna mengatasi masalah perbedaan harga batubara ekspor dengan harga Domestic Market Obligation (DMO). Dimana, emiten batubara dengan porsi besar dalam penjualan domestik diperkirakan bakal diuntungkan seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Kinerja Bukit Asam (PTBA) Diproyeksi Cerah di Semester II-2024, Cek Rekomendasinya (kontan.co.id)