Daily News 29/10
-
ENRG
Energi Mega Persada Tbk
-
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), emiten di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, mengumumkan bahwa anak usahanya, PT EMP Energi Jaya (EEJ), telah menyelesaikan pembelian 51% kepemilikan di Blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Sengkang di Sulawesi Selatan pada 25 Oktober 2024.
Sebelumnya, ENRG melalui anak usaha lainnya, PT Energi Maju Abadi (EMA), telah memiliki 49% partisipasi interes di blok tersebut.
Dengan penyelesaian transaksi ini, ENRG kini menguasai 100% produksi dan keuangan Sengkang, yang dapat dikonsolidasikan penuh melalui beberapa anak usahanya.Riri menambahkan, blok Sengkang memiliki cadangan gas terbukti sebesar 380 miliar kaki kubik dan prospek gas sekitar 1,3 triliun kaki kubik. ENRG berencana meningkatkan produksi harian dari cadangan yang ada, serta memulai kegiatan pengeboran untuk menemukan cadangan baru di area konsesi.
Riri juga menegaskan bahwa transaksi ini bukan merupakan transaksi material atau afiliasi menurut ketentuan POJK No. 17/POJK.04/2020 dan POJK No. 42/POJK.04/2020.
Akuisisi Rampung, Grup Bakrie (ENRG) Kuasai 100 Persen Blok Sengkang
-
PTBA
Bukit Asam Tbk.
-
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meresmikan pilot plant wood pellet dari Kaliandra Merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang dirancang sebagai bahan bakar campuran batubara (cofiring) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Ini adalah kelanjutan dari program budidaya Kaliandra Merah sebagai biomassa yang dimulai oleh PTBA pada 2023. Pilot plant tersebut saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 200 kg per jam.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyatakan komitmen perusahaan untuk mendukung transisi energi dalam mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Selain sebagai langkah mendukung dekarbonisasi di industri pertambangan, pembangunan pabrik ini adalah wujud inovasi energi terbarukan melalui kolaborasi antara PTBA dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Direktur Teknik & Lingkungan Minerba Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, mengapresiasi inisiatif PTBA dalam manajemen karbon dan pengurangan emisi. Ia berharap, peluncuran pilot plant wood pellet Bukit Asam ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak di sektor mineral dan batubara untuk berinovasi dalam energi ramah lingkungan.
-
DOID
Delta Dunia Makmur Tbk
-
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan anak perusahaannya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) telah menandatangani perjanjian jasa pertambangan batubara dengan anak perusahaan PT Bayan Resources Tbk, PT Indonesia Pratama (IPR).
Perjanjian ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 107,8 triliun (US$7,8 miliar) untuk BUMA. Perjanjian ini akan berlaku efektif dari tahun 2024 hingga 2035 dan akan mencakup pengupasan lapisan tanah penutup dan produksi batubara.
Ruang lingkup perjanjian ini mencakup perkiraan volume produksi sebesar 1.827 miliar meter kubik untuk pemindahan lapisan tanah penutup dan 465 juta ton untuk penambangan batubara.
BUMA yakin bahwa perjanjian ini akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangannya, sehingga menjamin kelangsungan usahanya. Perjanjian ini juga merupakan peningkatan volume produksi dibandingkan dengan tingkat produksi saat ini. BUMA sebelumnya telah melakukan penawaran obligasi.
Entitas DOID Berpotensi Raup Rp 107 Triliun dari Kontrak dengan BYAN
-
MARK
Mark Dynamics Indonesia Tbk.
-
Emiten cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp221,1 miliar hingga kuartal III/2024. Jumlah tersebut meningkat signifikan sebesar 124,5% apabila dibandingkan dengan kuartal III/2023 sebesar Rp98,49 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan MARK yang dikutip, Senin (28/10/2024) mencetak penjualan dengan naik 74% menjadi Rp698,11 miliar hingga kuartal III/2024, dibanding Rp401,07 dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan tersebut mayoritas berasal dari sektor penjualan ekspor senilai Rp582,89 miliar, yang naik 90,67% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp305,7 miliar.
Sementara itu, sektor penjualan lokal juga turut menyumbang Rp115,21 miliar atau naik 20,8% apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp95,37 miliar.
Adapun ini mendorong laba usaha jadi Rp285,08 miliar dari sebelumnya di angka Rp127,72 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Adapun beban pajak penghasilan neto MARK senilai Rp69,11 miliar hingga kuartal III/2024, dibandingkan Rp31,59 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Akibatnya laba neto periode berjalan menjadi Rp221,16 miliar hingga kuartal III/2024. Kemudian, dari sisi liabilitas tercatat Rp173,44 miliar atau naik dari periode 31 Desember 2023 senilai Rp111,44 miliar. Ekuitas MARK juga ikut naik jadi Rp874,48 miliar hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp840,10 miliar pada 31 Desember 2023.
Mark Dynamics (MARK) Cetak Laba Rp221 Miliar Kuartal III/2024, Melejit 124,5%