Daily News 29/05
May 29, 2012 No. 269
BBNI - Kinerja 1Q 2012
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) membukukan kenaikan laba bersih 1Q 2012 sebesar 23%Yoy menjadi Rp 1.54 Triliun Vs Rp 1.25 Triliun pada 1Q 2011 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 20.9%Yoy menjadi Rp 3.49 Triliun. Total dana pihak ketiga naik 17.1%Yoy menjadi Rp 220.86 Triliun dengan penyaluran kredit naik 18.9%Yoy menjadi Rp 164.8 Triliun. Rasio loan-to-deposit naik menjadi 74.4% pada 1Q 2012 Vs 73.3% pada 1Q 2011 lalu. Posisi NPL gross turun menjadi 3.6% Vs 4.1% pada 1Q 2011 lalu.
BISI - Target pendapatan 2012
PT Bisi Internasional (BISI) tahun ini mengincar pendapatan Rp 1.15 Triliun hingga Rp 1.2 Triliun. Target ini tumbuh 15%-20% dari realisasi pendapatan 2011 senilai Rp 998.66 Miliar. Peningkatan penjualan itu antara lain berasal dari varietas benih baru yang dikeluarkan BISI tahun lalu. BISI mengungkapkan varietas baru membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk pengenalan. Di tahun ini, BISI berencana meluncurkan 10 varietas baru. Selain penjualan domestik, BISI menargetkan penjualan ekspor menyumbang 5% terhadap total penjualan dimana tahun ini BISI akan masuk ke pasar baru di Srilanka dan India.
BYAN - Kinerja 1Q 2012
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan produksi batubara mencapai 3.9 juta ton pada 1Q 2012 dengan volume penjualan sebesar 4.1 juta ton Vs 3.7 juta ton pada 1Q 2011 lalu. BYAN menargetkan produksi batu bara mencapai 19.4 juta ton hingga 20.4 juta ton dengan volume penjualan 20 juta ton hingga 20.8 juta ton tahun ini. BYAN membukukan penurunan laba bersih sebesar 53.1%Yoy menjadi US$35,01 Juta Vs US$ 74.71 Juta pada 1Q 2011 lalu kendati membukukan kenaikan pendapatan sebesar 12.1%Yoy menjadi US$ 399.22 Juta Vs US$ 355.95 Juta pada 1Q 2011. Harga rata-rata penjualan baru bara mencapai US$ 97.3 per ton pada 1Q 2012. Sementara itu RUPS menyetujui pemagian dividen atas 36.4% laba bersih 2011 sebesar Rp 200 per lembar saham.
SMRA - Rencana non-preemptive rights
PT Summarecon Agung (SMRA) berencana menerbitkan 687.31 juta lembar saham baru (10% saham) tanpa HMETD pada harga Rp 1,550 per lembar saham. Dana hasil non-preemptive rights sebesar 1.06 Miliar akan dialokasikan untuk mendukung rencana akuisisi lahan. Pemegang saham lainnya akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 9.09%.
TLKM - Kesulitan menguasai 100% Telkomsel
Rencana PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menguasai penuh saham PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) tertahan. Pemilik lain Telkomsel, Singapore Telecommunications Ltd (SingTel), kemungkinan enggan melepas aset tersebut. SingTel saat ini memiliki 35% saham Telkomsel. TLKM berencana menambah kepemilikan di Telkomsel dari 65% menjadi 100%. TLKM berencana menawarkan opsi menukar (swap) saham Telkomsel dengan saham TLKM, yang secara tak langsung SingTel akan memiliki Telkomsel.