Daily News 14/11
-
ANTM
Aneka Tambang Tbk.
-
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam memiliki sejumlah aksi untuk mengembangkan bisnis tiga komoditas utamanya: nikel, emas dan bauksit. Aksi ini terutama dijalankan melalui proyek hilirisasi dan sinergi dengan sesama anggota Mind Id sebagai holding industri pertambangan BUMN.
Bersamaan dengan itu, Nico menyampaikan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan konsorsium CBL (CATL, Brunp, Lygend) terus berjalan. Bersama konsorsium ini, ANTM sedang melakukan persiapan untuk membagun smelter Rotary Kiln-Electric Furnance (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL).
Sedangkan untuk proyek dengan konsorsium LG, Nico bilang saat ini masih dalam proses pembahasan. "Kami belum merampungkan. Masih terus mendapat bantuan dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan Kementerian Investasi untuk coba mempercepat progresnya," terang Nico.
Dewa melanjutkan, ANTM bersama Inalum juga bersiap untuk menggarap proyek SGAR Fase 2, yang saat ini sedang dalam proses bankable feasibility study (FS). Proses ini diharapkan bisa rampung pada semester I-2025, sehingga Final Investment Decision (FID) bisa selesai pada tahun depan.
Aksi Antam (ANTM) Garap Sejumlah Proyek Hilirisasi Hingga Beli Emas Freeport
-
NAIK
Adiwarna Anugerah Abadi Tbk.
-
PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (NAIK) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (13/11/2024), dan meraup dana IPO sebesar Rp80,25 miliar.
Direktur Utama NAIK Johannes mengatakan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
"Karena banyak yang sedang kita kerjakan, kita akan menggunakan dana IPO tersebut untuk penggunaan operasional untuk modal kerja," katanya saat ditanyai awak media, di BEI, pada Rabu (13/11/2024).
Dia mengatakan bahwa pasar untuk proteksi kebakaran di Indonesia semakin besar, industri banyak dibangun, dan infrastruktur serta gedung-gedung juga semakin banyak, dan semuanya butuh proteksi kebakaran.
Berdasarkan prospektus, seluruh dana yang diperoleh NAIK dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja perseroan, namun tidak terbatas untuk pembelian material utama, material pembantu, material consumables, serta biaya gaji, lembur tenaga kerja, akomodasi serta mobilisasi tenaga kerja.
Adiwarna Anugerah (NAIK) Raup Dana IPO Rp80,25 Miliar, Intip Rencananya
-
POLU
Golden Flower Tbk.
-
Emiten pakaian, PT Golden Flower Tbk (POLU), berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 87,6% menjadi Rp103,4 miliar pada periode Januari hingga September 2024, dibandingkan Rp55,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan ini didorong oleh peningkatan ekspor dan ekspansi operasional yang memperluas sumber pendapatan.
Namun, peningkatan pendapatan juga diiringi dengan kenaikan biaya operasional dan beban lainnya yang terkait dengan aktivitas bisnis, sehingga POLU mencatatkan rugi bersih sebesar Rp265 juta. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan rugi bersih Rp7,4 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Untuk memperbaiki kinerja yang tertekan dalam beberapa tahun terakhir, POLU tengah mengembangkan ekspansi bisnis ke sektor healthcare melalui anak usahanya, PT Oracle Medika Indonesia, dengan menggandeng Koracle Limited, perusahaan dermatologi terkemuka dunia.
POLU juga telah menyusun roadmap bisnis lima tahun ke depan. Pada 2024 hingga 2025, perusahaan berfokus pada ekspansi ke sektor healthcare, penguatan segmen pakaian, serta efisiensi biaya operasional.
-
SGER
Sumber Global Energy Tbk.
-
PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) menyampaikan telah menandatangani perjanjian jual beli batu bara dengan PT Merge Mining Industri. Kontrak tersebut memiliki potensi revenue Rp3 triliun.
Corporate Secretary SGER Michael Harold mengatakan pada 11 November 2024, SGER sebagai pembeli telah menandatangani perjanjian jual beli batu bara dengan PT Merge Mining Industri sebagai penjual.
Michael melanjutkan, adanya kontrak ini akan berdampak baik bagi peningkatan kinerja perseroan. Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan SGER per 30 September 2024, Sumber Global Energy membukukan laba bersih sepanjang 9 bulan 2024 sebesar Rp565,16 miliar.
Adapun, SGER mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp10,88 triliun, lebih tinggi 14,3% dari torehan tahun sebelumnya di level Rp9,52 triliun. Pendapatan bersih itu sebagian besar berasal dari segmen penjualan batu bara mencapai Rp10,65 triliun. Sementara itu, penjualan nikel tumbuh signifikan ke level Rp228,52 miliar.
SGER Teken Kontrak Jual Beli Batu Bara 2 Juta MT, Potensi Revenue Rp3 Triliun