Daily News 28/11

November 28, 2024 No. 2702

DOID

Delta Dunia Makmur Tbk

BUMA International, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), akan mengakuisisi 51% saham tambang batu bara metalurgi Dawson Complex di Queensland, Australia. Total nilai transaksi akuisisi ini mencapai USD455 juta, terdiri atas pembayaran tunai sebesar US$355 juta di muka dan US$100 juta yang akan dibayarkan secara bertahap dalam empat tahun.

Akuisisi ini masih bergantung pada pemenuhan syarat yang telah disepakati antara BUMA International dan pemilik Dawson Complex, Peabody Energy. Proses penyelesaian akuisisi diharapkan rampung pada 2025.

Presiden Direktur DOID, Ronald Sutardja, menjelaskan bahwa langkah strategis ini dirancang untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar global batu bara metalurgi. Sebelumnya, DOID juga telah mengakuisisi Atlantic Carbon Group Inc. (ACG) sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis.

Pendanaan untuk akuisisi ini berasal dari kas internal DOID, fasilitas sindikasi bank, serta penjaminan atas kewajiban rehabilitasi tambang.

Akuisisi ini menjadi langkah penting bagi BUMA International untuk mengembangkan portofolio bisnisnya, sejalan dengan tren global yang terus mengandalkan batu bara metalurgi untuk berbagai kebutuhan industri.

DOID Akan Akuisisi Tambang Lagi di Australia, Ini Alasannya

GEMS

Golden Energy Mines Tbk.

 Golden Energy Mines (GEMS) per 30 September 2024 mencatat laba bersih USD397,39 juta. Surplus 2,86 persen dari episode sama tahun lalu USD386,32 juta. Oleh sebab itu, laba bersih per saham dasar tumbuh tipis menjadi USD0,068 dari sebelumnya USD0,066. 

Pendapatan terkumpul USD2,01 miliar, susut tipis 1,95 persen dari edisi sama tahun lalu USD2,05 miliar. Beban pokok penjualan USD1,15 miliar, mengalami penyusutan dari periode sama tahun lalu USD1,22 miliar. Laba kotor terakumulasi USD854,44 juta, melejit 3,33 persen dari posisi sama tahun lalu USD826,86 juta. 

Laba usaha USD533,73 juta, melonjak dari edisi sama tahun lalu USD507,17 juta. Pendapatan bunga USD7,96 juta, turun dari USD9,88 juta. Beban keuangan naik menjadi USD4,56 juta dari USD4,22 juta. Rugi selisih kurs mata uang asing USD834,2 ribu, bengkak dari edisi sama tahun lalu USD287,32 ribu. 

Jumlah ekuitas terkumpul USD676,03 juta, surplus dari akhir tahun lalu senilai USD663,11 juta. Total liabilitas tercatat USD551,85 juta, mengalami penciutan dari akhir 2023 sebesar USD648,93 juta. Jumlah aset USD1,22 miliar, merosot dari periode akhir tahun lalu USD1,31 miliar.

Surplus Tipis, Kuartal III 2024 GEMS Raup Laba USD397 Juta

MEJA

Harta Djaya Karya Tbk.

PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) memutuskan untuk mengalokasikan seluruh dana hasil bersih Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp45,44 miliar sebagai modal kerja. Keputusan tersebut diambil setelah pengalihan alokasi dana sebesar Rp12,71 miliar yang semula direncanakan untuk pembelian aset dan sewa sarana infrastruktur.

Awalnya, MEJA mengalokasikan 72% atau Rp32,71 miliar dari dana IPO untuk modal kerja, sementara Rp10,90 miliar (24%) direncanakan untuk pembelian aset, dan Rp1,81 miliar (4%) untuk sewa bangunan, kendaraan, serta pengembangan sistem informasi dan jaringan. Namun, keputusan terbaru mengarahkan seluruh dana tersebut menjadi modal kerja.

Sejak IPO yang berlangsung pada 12 Februari 2024, MEJA telah merealisasikan dana sebesar Rp8,72 miliar hingga Juni 2024, atau 19% dari total dana IPO. Sisa dana senilai Rp3,71 miliar disimpan dalam bentuk giro di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Langkah pengalihan ini menunjukkan fokus MEJA pada penguatan operasional dengan memanfaatkan seluruh dana IPO untuk modal kerja, yang diharapkan dapat mendukung pengembangan bisnis perusahaan ke depan.

Harta Djaya (MEJA) Alihkan Dana Hasil IPO Buat Modal, Ini Alasannya

SRAJ

Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.

Sejahteraraya (SRAJ) per 30 September 2024 mengoleksi laba bersih Rp8,24 miliar. Meroket 120,79 persen dari periode sama tahun lalu dengan boncos Rp39,62 miliar. Dengan hasil itu, laba per saham emiten medis asuhan Sri Tahir tersebut menjadi Rp0,69 dari sebelumnya minus Rp3,30. 

Pendapatan Rp2,33 triliun, melonjak 29 persen dari edisi sama tahun lalu Rp1,81 triliun. Beban langsung Rp1,65 triliun, bengkak dari posisi sama tahun lalu Rp1,29 triliun. Laba kotor terakumulasi senilai Rp673,91 miliar, mengalami peningkatan dari periode sama tahun lalu Rp523,82 miliar. 

Beban penjualan Rp30,07 miliar, bengkak dari Rp25,77 miliar. Beban umum dan administrasi Rp501,36 miliar, bengkak dari Rp435,49 miliar. Laba usaha terakumulasi Rp142,47 miliar, melonjak 128 persen dari edisi sama tahun lalu Rp62,55 miliar. Penghasilan bunga Rp10,65 miliar, berkurang dari Rp24,39 miliar.

Total ekuitas Rp1,86 triliun, melejit dari edisi akhir 2023 senilai Rp1,85 triliun. Akumulasi rugi Rp509,94 miliar, susut dari akhir tahun lalu Rp518,18 miliar. Jumlah liabilitas Rp3,78 triliun, bengkak dari akhir tahun sebelumnya Rp3,74 triliun. Total aset Rp5,64 triliun, melonjak dari akhir tahun lalu Rp5,6 triliun.

Kuartal III 2024, Emiten Sri Tahir (SRAJ) Akumulasi Rugi Rp509 Miliar