Daily News 08/06

June 08, 2012 No. 277
ADHI - Proyek pembangkit listrik

PT Adhi Karya (ADHI) mengincar proyek pembangkit listrik di akhir tahun nanti, ADHI akan mengikuti tender proyek power plant milik PLN senilai total Rp 2 Triliun hingga Rp 2.5 Triliun. ADHI akan menggandeng dua mitra kerja dalam tender proyek yang berlokasi di Kalimantan itu. Kapasitas yang ditawarkan adalah 2x25 Megawatt. ADHI siap menyertakan ekuitas di proyek itu senilai Rp 300 Miliar. Kedua calon mitra ADHI juga menyertakan nilai ekuitas Rp 300 Miliar. Ekuitas yang dipersiapkan sekitar 30% sisanya bakal dipenuhi dari pinjaman perbankan.
JPFA & MBAI - Merger
Seiring dengan pelaksanaan penggabungan usaha (merger) antara PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dengan PT Multibreeder Adirama Indonesia (MBAI), maka per tanggal 1 Juli 2012 saham MBAI tidak lagi diperdagangkan di BEI. Bapepam-LK dan BEI telah memberikan pernyataan efektif terkait rencana merger. JPFA akan menerbitkan 60.37 juta lembar saham baru seri A bernilai nominal Rp 1,000 per lembar yang akan ditukar dengan saham MBAI. Setiap pemegang satu lembar saham MBAI akan ditukar dengan 3.025 lembar saham JPFA.
PANR - Kaji penerbitan obligasi
PT Panorama Sentrawisata (PANR) mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp 500 Miliar yang akan digunakan untuk refinancing hutang bank, menambah modal kerja serta mendanai ekspansi usaha. Penerbitan obligasi masih menunggu hasil pemeringkatan dari lembaga peringkat. Perseroan mengalokasikan capex senilai Rp 200 Miliar yang akan digunakan untuk membiayai armada transportasi dan pool taxi White Horse sebesar 50%, pembangunan kantor baru sebesar 30%, pengadaan armada transportasi wisata dan umum sebesar 7.5%, kebutuhan umum 10% dan sisanya untuk biaya lain-lain. Sementara itu PANR akan membagikan dividen senilai Rp 4.56 Miliar atau Rp 3.8 per saham. Total dividen merupakan 30% dari laba bersih tahun 2011.
RMBA - Refinancing obligasi
PT Bentoel International (RMBA) berencana merestrukturisasi obligasi yang diterbitkan pada November 2007 senilai Rp 1.35 Triliun yang jatuh tempo pada November 2012. RMBA tengah menyiapkan dua opsi untuk menyelesaikan obligasi. Pertama, memperpanjang masa jatuh tempo atau rollover dan kedua refinancing obligasi dengan dana pinjaman perbankan. Tujuan RMBA tidak melunasi obligasi dengan kas perusahaan, karena RMBA ingin lebih leluasa mengembangkan bisnisnya.