Daily News 11/06
June 11, 2012 No. 278
ABMM - Rencana bisnis
PT ABM Investama (ABMM) mengalokasikan dana belanja modal senilai US$ 335 Juta tahun ini, naik dari alokasi US$ 119 Juta tahun lalu. ABMM akan cukup agresif dalam 3-4 tahun kedepan untuk mengembangkan bisnis. Sebesar US$ 119 Juta alokasi capex tahun ini akan digunakan untuk mendukung usaha kontraktor pertambangan, US$ 62 Juta untuk pengembangan tambang batubara dan kelistrikan, US$ 73 Juta untuk jasa logistic, dan US$ 19 Juta untuk engineering services. Sekitar 70% kebutuhan belanja modal tahun ini akan berasal dari pinjaman eksternal dan sisanya akan dipenuhi dari kas internal. Manajemen tengah mengkaji opsi emisi obligasi untuk memenuhi sumber pinjaman eksternal.
ANTM - Proyek FeNi Halmahera Timur
PT Aneka Tambang (ANTM) saat ini fokus melaksanakan proyek pabrik Feronikel di Halmahera Timur senilai US$ 1.6 Miliar. Di proyek ini, ANTM akan membangun pembangkit listrik. komposisi pendanaannya US$ 1 Miliar untuk pabrik dan US$ 600 Juta untuk mendukung proyek pembangkit listrik. Untuk pembangunan pabrik, ANTM akan menarik pendanaan dari sejumlah lembaga keuangan. ANTM masih melakukan pembicaraan dengan sejumlah Export Credit Agency (ECA).
MASA - Rencana perluasan kebun karet
PT Multistrada Arah Sarana (MASA) berencana memperluas kebun karet di Sulawesi Tengah seluas 200 Ha dengan biaya investasi senilai Rp 60-65 juta per Ha atau Rp 12-13 Triliun. Rencana perluasan kebun karet tersebut masih menunggu perijinan dari kementerian kehutanan. Saat ini MASA memiliki kebun karet seluas 200 Ha di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Perseroan juga sedang mengembangkan kebun bibit seluas 50 Ha dengan biaya investasi Rp 25 Miliar.
MTDL - Tunda rights issue
PT Metrodata Electronics (MTDL) menunda rencana rights issue dalam jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Aksi korporasi tersebut ditunda karena pertimbangan situasi dan kondisi ekonomi global yang memburuk dan gejolak pada mata uang. Sebelumnya MTDL berencana menerbitkan saham baru sebanyak 1.35 miliar lembar atau setara 37.5% dari modal ditempatkan dengan harga penawaran Rp 115 per saham.
SMMT - Perubahan bisnis inti
PT Eatertaintment International (SMMT) berencana mengubah bisnis inti dengan memasuki bisnis pertambangan dari semula, SMMT mengandalkan pendapatan dari bisnis restoran. Dengan masuknya Grup Rajawali pada 2010, SMMT menjanjikan perubahan bisnis. Di pertengahan 2010, SMMT telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk meningkatkan modal dasar dari Rp 20 miliar menjadi Rp 320 miliar. Untuk membiayai bisnis intinya, SMMT mempertimbangkan beberapa opsi pendanaan, namun SMMT kemungkinan memilih opsi rights issue.