Daily News 21/06
June 21, 2012 No. 286
BNBR - Restrukturisasi utang
PT Bakrie & Brothers (BNBR) memperpanjang jangka waktu pelunasan utang kepada MSN Tara Ltd. dan Interentures Capital Pte Ltd yang telah jatuh tempo pada 20 Januari 2012 dan telah diperpanjang menjadi akhir bulan Mei lalu. Dari total utang senilai Rp 2.11 Triliun, BNBR telah membayarkan Rp 1.54 Triliun melalui pengalihan saham anak perusahaan yang diagunkan pada Piper, Price & Company (PPC). PPC adalah perusahaan yang memegang saham-saham anak perusahaan BNBR yang akan digunakan sebagai pembayaran utang kepada kreditur. Saham-saham yang masuk PPC antara lain PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bakrie Telecom (BTEL), dan PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP). BNBR juga tercatat memiliki utang senilai US$ 437 Juta kepada Credit Suisse AG.
ETWA - Rencana ekspansi
PT Eterindo Wahanatama (ETWA) mengalokasikan capex senilai Rp 484 Miliar yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik biodiesel (Rp 151 Miliar), penambahan lahan kelapa sawit (Rp 223 Miliar), serta pembangunan pabrik kelapa sawit (Rp 110 Miliar). ETWA akan meningkatkan pabrik biodiesel sebanyak 140 ribu ton dari 70 ribu ton per tahun. Saat ini produk biodiesel perseroan dijual kepada Pertamina sebanyak 96% dan sisanya dijual kepada Shell, Petronas, dan Total mulai Mei 2012 sebanyak 100 kiloliter per bulan. Lahan perkebunan kelapa sawit akan ditingkatkan dari 4,823 Ha menjadi 10,000 Ha. Dan pabrik CPO yang dibangun berkapasitan 45 ton per jam.
INVS - Target pendapatan batubara
PT Inovisi Infracom (INVS) menargetkan pendapatan Rp 1 Triliun dari bisnis barunya, pertambangan batubara, yang dijalankan anak perusahaan PT Goldchild Integritas Abadi (GIA). Kontribusi dapat tercapai karena dua tambang di Kalimantan mulai berproduksi dan ditargetkan memproduksi 3 juta ton batubara tahun ini. Akhir 2011, INVS sudah memliki lima kuasa pertambangan (KP) dengan total luas 34,000 Ha di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. INVS mengalokasikan capex US$ 65 Juta untuk membangun infrastruktur dan eksplorasi tahap awal atas tiga dari lima KP tersebut.
MASA - Masuk bisnis property dan revisi target penjualan
PT Multistrada Arah Sarana (MASA) masuk ke dalam bisnis properti dengan menggarap kawasan industri yang ditangani anak usahnya, PT Kawasan Industri Multistrada. MASA telah memperoleh izin pengembangan seluas 210 Ha di daerah Cikarang dan perseroan telah mengakuisisi lahan seluas 150 Ha dan sisanya akan diakusisi secara bertahap sampai 2014. Kawasan industri tersebut diperuntukan kepada industri yang terkait ban seperti carbon black atau butadiena. Sementara itu manajemen melakukan revisi atas target penjualan ban tahun ini akibat krisis Eropa yang menekan prospek bisnis. Semula MASA menargetkan penjualan ban mobil mencapai 10 juta unit dan ban sepeda motor sebanyak 5 juta unit. Proyeksi tersebut kemudian direvisi menjadi 7.5 juta unit untuk ban mobil dan 3.8 juta unit ban sepeda motor. Mengacu target hasil revisi, MASA mengincar penjualan Rp 3.5 Triliun atau naik 25% dari realisasi 2011
SULI - Divestasi anak usaha
PT Sumalindo Lestari Jaya (SULI) berencana menjual kepemilikan saham atas anak perusahaan atau menerbitkan saham baru senilai Rp 120 Miliar hingga Rp 150 Miliar untuk menutup kebutuhan belanja modal. SULI membukukan kerugian bersih Rp 314.85 Miliar tahun lalu dari laba bersih Rp 1.69 Miliar pada 2010 lalu. Secara kumulatif, SULI membukukan saldo kerugian bersih mencapai Rp 1.61 Triliun pada akhir 2011 lalu.