Daily News 22/06
June 22, 2012 No. 287
BRNA - Perluasan pabrik
PT Berlina (BRNA) memperluas pabrik di Cikarang. Nilai investasi diperkirakan berkisar Rp 10 Miliar hingga Rp 15 Miliar dan kapasitas produksi ditargetkan naik 20%-25% dari tahun lalu yang sebesar 23 ribu ton. Alokasi belanja modal BRNA tahun ini sebesar Rp 150 Miliar. BRNA sudah meraih kredit dari bank senilai Rp 70 Miliar hingga Rp 80 Miliar. Hasil RUPS kemarin, pemegang saham BRNA menyetujui rencana stock split dengan rasio 1:5.
DSSA - Backdoor listing
PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) akan membeli 65% saham United Fiber System Ltd. (UFS - Singapura) dengan melakukan tukar guling atas 67% kepemilikan Golden Energy Mines (GEM). Dengan demikian DSSA tidak memiliki control langsung atas GEM, namun melalui UFS. Alasan dilakukan tukar guling karena UFS dapat mencari pinjaman untuk GEM dengan bunga rendah karena UFS merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapura.
INTA - Pembagian Dividen
PT Intra Penta (INTA) berencana membagi dividen senilai Rp 48.6 Miliar atau Rp 22.5 per lembar saham, yang merefleksikan 40.43% dari laba bersih. Sementara itu INTA mendapat fasilitas pinjaman berupa LC senilai US$ 251.4 Juta dan pinjaman modal kerja senilai Rp 45 Miliar dari PT Bank Mandiri (BMRI). Perseroan juga masih tetap dalam rencananya mengakuisisi tambang batubara lewat anak usahanya PT Inta Resources.
ISAT - Penerbitan Obligasi
PT Indosat (ISAT) berencana meningkatkan nilai penerbitan obligasi menjadi Rp 3 Triliun dari Rp 2.5 Triliun karena terjadi kelebihan permintaan. Obligasi tersebut akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Seri A senilai Rp 1.2 Triliun, tenor 7 tahun, kupon 8.625%; Seri B senilai Rp 1.5 Triliun, tenor 10 tahun, kupon 8.875%; serta sukuk senilai Rp 300 Miliar dengan cicilan imbalan Rp 6.46 Miliar per kwartal.
KBLI - Target penjualan 2012
PT KMI Wire and Cable (KBLI) berupaya meningkatkan kinerja keuangan di 2012. KBLI menargetkan penjualan senilai Rp 2.03 triliun, naik 10% dari realisasi 2011 senilai Rp 1.84 triliun. Target penjualan tahun ini akan bersumber dari penjualan kabel ke segmen swasta yang diperkirakan berkontribusi Rp 1,55 triliun, naik 9,57% dari 2011 dan penjualan kabel kepada PT PLN senilai Rp 402 miliar. Target penjualan KBLI didukung oleh ekspor yang diperkirakan berkontribusi Rp 78 miliar. Untuk mencapai target tersebut KBLI mengalokasikan belanja modal senilai Rp 25,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli mesin produksi kabel yang baru dan perawatan mesin yang sudah ada.