Daily News 16/10

October 16, 2012 No. 365
Bakrie Group - Rothschild keluar dari jajaran direksi Bumi Plc

Nathaniel Rothschild mundur dari jajaran direksi Bumi Plc dalam surat yang ditujukan kepada Samin Tan selaku CEO Bumi Plc, dengan alasan pemegang saham tidak diperlakukan dengan sama atas proposal senilai US$ 1.2 Miliar yang diajukan Bakrie Group pekan lalu. Rothschild memilih keluar dari Bumi Plc untuk dapat mempertahankan kepentingan pemegang saham untuk menghindari conflict of interest. Dalam surat tersebut Rothschild menyatakan penyesalan yang mendalam karena dirinya, bersama dengan penasehat keuangan, telah membawa Bakrie Group ke London.
IPO - PT Adi Sarana Armada
PT Adi Sarana Armada (ASSA) telah menetapkan harga IPO di kisaran Rp 360-Rp 600 per saham. ASSA, perusahaan yang bergerak di bisnis penyewaan mobil berencana melepas 1.36 Miliar saham atau 40% dari modal disetor dan ditempatkan perusahaan dengan target meraih dana sekitar Rp 489.6 Miliar-Rp 816 Miliar. Sebanyak 58% dana hasil IPO untuk ekspansi tahun depan terutama pembelian kendaraan baru 3,700 unit. Sedangkan 32% akan digunakan untuk pembayaran utang ke sejumlah perbankan yang mencapai Rp 1.18 Triliun dengan nilai utang jatuh tempo dalam satu tahun mencapai Rp 194.63 MIliar. Sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur cabang-cabang. ASSA menargetkan dapat mencatatkan saham perdananya pada 12 November tahun ini dan telah menunjuk Bahana Securities dan Buana Capital sebagai penjamin emisi.
IPO - PT Baramulti Sukses Sarana
PT Baramulti Sukses Sarana (BSSR) merencanakan melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada akhir Oktober 2012 dengan kisaran Rp 1,600-2,100 per saham. BSSR berencana melepas 261.5 juta saham atau 10% dari total saham dengan potensi raihan dana senilai Rp 418-549 Miliar. Sebayak 35% dana hasil IPO akan digunakan untuk pelunasan hutang, 45% digunakan untuk modal anak usaha yaitu PT Antang Gunung Meratus serta 11% digunakan untuk modal kerja.
GTBO - Suspensi perdagangan
PT Garda Tujuh Buana (GTBO) disuspensi perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena otoritas BEI masih menunggu konfirmasi manajemen GTBO sehubungan wajar tidaknya pencatatan penjualan batubara yang dilakukan GTBO. Faktor-faktor yang menjadi dasar BEI meminta konfirmasi dari GTBO karena kontrak jual beli batubara 10 juta ton dengan pembeli dari Uni Emirat Arab (UEA) yang tidak jelas identitasnya. Kontrak jual tersebut dinilai tidak normal dikarenakan pembeli memiliki opsi memakai jasa kontraktor sendiri untuk menambang batubara di area konsesi GTBO dan risiko aktivitas penambangan menjadi tanggungan pembeli. GTBO menjual batubara murah yaitu US$ 25 per ton dari seharusnya US$ 40 per ton dan mewajibkan pembeli membayar pembelian di muka jauh sebelum pengiriman dilakukan.
PTBA - Proyek Peranap
PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menandatangani perjanjian kerjasama pembangunan PLTU Peranap (Riau) bersama dengan PLN dan TNB (Tenaga Nasional Berhard - Malaysia). PLTU Peranap akan memiliki kapasitas antara 800 MW hingga 1,200 MW dimana sebagian dari listrik yang dihasilkan akan diekspor ke Malaysia melalui kabel bawah laut. PTBA bertanggung jawab dalam hal pengembangan tambang batubara, PLN pengembangan PLTU mulut tambang, dan TNB membangun jaringan listrik menuju Teluk Gong di Melaka, Malaysia. Kebutuhan batubara PLTU tersebut diperkirakan mencapai 5-6 juta ton per tahun.