Daily News 10/12

December 10, 2012 No. 401
GIAA - Kebutuhan dana

PT Garuda Indonesia (GIAA) tengah mengkaji berbagai rencana seperti emisi obligasi dan penerbitan maksimal 10% saham baru melalui proses rights issue tahun depan yang akan dialokasikan untuk mendukung belanja modal. Kebutuhan belanja modal GIAA mencapai kisaran US$ 200-400 Juta tahun depan. Sebelumnya GIAA dikabarkan berencana menerbitkan obligasi Rupiah dan US$ dengan nilai sekitar US$ 200 Juta.
IATA - Rencana akuisisi ruas tol
PT Indonesia Air Transport (IATA) melalui anak usahanya, PT MNC Infrastruktur Utama, berencana mengakuisisi lima ruas tol milik PT Bakrie Toll Road, anak usaha PT Bakrieland Development (ELTY). Proses akuisisi diharapkan selesai akhir tahun ini dan MNC Group sudah bekerjasama dengan PT Zulam untuk mengerjakan proyek tersebut. Manajemen MNC Infrastruktur sedang membicarakan komposisi pembiayaan jalan tol yang akan dibebankan ke Zulam dan MNC Group sesuai jumlah saham. Dari enam ruas jalan tol milik ELTY, MNC Infrastruktur akan mengakuisisi lima ruas tol dikarenakan satu ruas tol masih bermasalah.
KAEF - Pencarian dana pinjaamn
PT Kimia Farma (KAEF) mencari pinjaman Rp 440 Miliar untuk ekspansi tahun depan dan sedang bernegosiasi dengan PT Bank Mandiri (BMRI), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, dan PT Bank OCBC NISP (NISP). Dana tersebut akan digunakan untuk menutupi biaya investasi KAEF di tahun depan yang mencapai Rp 660 Miliar dan sisanya akan dipenuhi dari kas internal. Salah satu rencana ekspansi KAEF di tahun depan seperti penambahan kapasitas pabrik farmasi di Pulogadung, Jakarta Timur yang membutuhkan dana Rp 400 Miliar - Rp 500 Miliar. Pencarian pinjaman dikarenakan izin penerbitan saham baru atau rights issue dari DPR belum dapat dilakukan sebelum regrouping KAEF dengan PT Indofarma (INAF) selesai.
PTPP - Rencana ekspansi
PT Pembangunan Perumahan (PTPP) berencana menerbitkan obligasi bertenor 5 tahun senilai Rp 750 Miliar hingga Rp 1 Triliun tahun depan untuk mendukung rencana ekspansi. PTPP menargetkan perolehan kontrak baru naik 8.3%Yoy mencapai Rp 19.5 Triliun tahun depan dari target Rp 18 Triliun tahun ini. Sektor infrastruktur dan gedung masing-masing memberi kontribusi sebesar 42% dan 47% dari nilai proyek saat ini.