Daily News 22/02
February 22, 2013 No. 450
ANTM - Kinerja 2012
PT Aneka Tambang (ANTM) membukukan penurunan laba bersih 2012 sebesar 44.2%Yoy menjadi Rp 1.07 Triliun dari Rp 1.92 Triliun pada 2011 lalu. Turunnya kinerja diakibatkan oleh kenaikan beban pokok penjualan sebesar 14.85%Yoy serta kenaikan beban usaha sebesar 7%Yoy sehingga ANTM membukukan penurunan laba operasi sebesar 55.14%Yoy menjadi Rp 922.93 Miliar tahun lalu.
Bakrie Group - Hasil RUPSLB Bumi Plc.
RUPSLB Bumi Plc. yang diadakan di London menolak 19 dari 22 proposal yang diajukan Rothschild untuk mengganti jajaran direksi Bumi Plc. Mantan duta besar Inggris untuk Indonesia, Richard Gozney, yang diusulkan Rothschild merupakan satu-satunya usulan direksi yang disetujui rapat. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah meminta persetujuan pemegang saham untuk menyetujui proposal perpisahan dengan Bakrie Group dan secepatnya melakukan restrukturisasi jajaran direksi.
BBKP - Penjualan Saham
Dikabarkan dua pemegang saham Bank Bukopin (BBKP) akan menjual 41.4% saham dengan nilai perkiraan US$ 410 juta atau pada harga Rp. 1,205 per saham (kurs 9,700). Saat ini pemegang saham BBKP adalah Kopelindo sebesar 31.7%, Pemerintah 13%, Yayasan Bina Sejahtera Warga Bulog 9.3%, Apkindo 5% dan sisanya dimiliki publik.
ITMG - Kinerja 2012
PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) membukukan penurunan laba bersih 2012 sebesar 22.6%Yoy menjadi US$ 426.58 Juta Vs US$ 551.30 Juta pada 2011 lalu. Turunnya kinerja laba bersih diakibatkan oleh penurunan harga jual batubara akibat permintaan di kawasan Eropa dan China. Turunnya kinerja juga diakibatkan oleh naiknya beban pokok penjualan ITMG pada 2012 sebesar 13.96%Yoy menjadi US$ 1.69 Miliar Vs US$ 1.48 Miliar pada 2011 lalu. Namun, penjualan bersih ITMG pada 2012 naik 2.4%Yoy menjadi US$ 2.44 Miliar Vs US$ 2.38 Miliar pada 2011 lalu. Harga jual rata-rata ITMG di 2012 US$ 94 per ton turun dari US$ 97 per ton pada 2011.
GIAA - Fasilitas pinjaman PT Garuda Indonesia (GIAA) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman senilai US$ 70 juta yang berasal dari PT Bank Permata (BNLI). Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan terhitung sejak tanggal penarikan fasilitas pinjaman tersebut. Sebelumnya, GIAA menganggarkan belanja modal pada tahun ini sebesar US$ 300 juta. Selain pinjaman perbankan, GIAA berencana mencari sumber pendanaan lain dengan opsi seperti penerbitan saham baru atau penerbitan obligasi pada tahun ini. Manajemen GIAA mengungkapkan porsi masing-masing pendanaan masih dalam pembicaraan dan begitu juga dengan penjamin pelaksana emisi.